SOLO – Girang, itulah yang tergambar di wajah 90 lulusan SMK negeri dan swasta di balai kota pagi kemarin (21/4). Mereka mendapatkan ijazah yang selama ini tertahan di sekolah karena belum melunasi biaya administrasi. Dokumen penting tersebut ditebus menggunakan uang pribadi Wali Kota Surakarta F.X. Hadi Rudyatmo senilai Rp 57,5 juta.



”Tidak menggunakan APBD. Rata-rata (nominal, Red) tunggakan mulai dari Rp 4 juta hingga Rp 5 juta. Ada yang sampai tiga tahun tidak membayar sekolah,” ujar Rudy di sela membagikan ijazah.

Menurut wali kota, lulusan yang ijazahnya tertahan berasal dari sekolah swasta dan keluarganya kurang mampu secara ekonomi. Mereka terpaksa masuk sekolah swasta karena tidak diterima di sekolah negeri akibat nilainya kurang baik. Untuk menebus ijazah, orang tua harus membayar lunas biaya pendidikan.

Sedangkan untuk sekolah negeri, Rudy mengimbau segera menyerahkan ijazah yang tertahan tanpa harus terlebih dulu melunasi biaya sekolah.

Ke depan, untuk menyelesaikan masalah klasik tersebut, wali kota memanfaatkan corporate social responsibility (CSR) perusahaan swasta membantu murid kurang mampu.

”Kita bisa mengajak mereka (perusahaan, Red) menjadi orang tua asuh agar tidak ada lagi ijazah tertahan,” ujarnya.

Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Dispendikpora) Solo Etty Retnowati menuturkan, operasional sekolah swasta mengandalkan SPP dari murid. Sebab itu murid harus melunasi biaya sekolah untuk mendapatkan ijazah.

”Jumlah yang mengemuka sebanyak 925 ijazah (tertahan di sekolah, Red) hanya dari negeri saja. Swasta masih kita teliti lagi,” tutur Etty.

Pada kesempatan tersebut Etty meminta bagi lulusan yang melakukan cap tiga jari di ijazah, harus datang ke sekolah. Selain itu, jika ijazah diambilkan orang lain, harus ada bukti seperti kartu keluarga (KK).

”Ijazah ini dokumen resmi dan penting. Kalau diwakilkan pengambilannya, harus pakai surat kuasa,” pintanya. (vit/wa)

Sumber: http://radarsolo.co.id/2016/04/22/he...-uang-pribadi/

Semoga yang lain mencontoh Walikota ini