- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Stigma di Sekitar Kita - Dipandang Sebelah Mata Dari Sekolah Sampai Bekerja
TS
anoman_obong
Stigma di Sekitar Kita - Dipandang Sebelah Mata Dari Sekolah Sampai Bekerja
Halo Kaskuser,
Sebelumnya maaf kalo udah pernah ada topik serupa. Kali ini ane mau bahas soal stigma alias pandangan sebelah mata yang sering kita lihat, sejak sekolah hingga bekerja. Suka nggak suka, pandangan semacam ini udah jadi bagian dari pola pikir masyarakat kita gan..
Yuk langsung aja cekidot:
1. SMK? Nggak dapet SMA ya?
2. IPS? Pasti nggak sanggup masuk IPA
3. Kampus Swasta? Nggak keterima negeri ya?
4. Kok nggak kerja kantoran?
Udin (bukan nama sebenarnya) masih goler-goler di rumah. Padahal istrinya udah berangkat kerja sejak 2 jam yang lalu, menerjang kejamnya lalu lintas Jakarta. Merasa lapar, Udin beranjak ke dapur, di mana dia bertemu dengan Ibunya. "Kamu tuh mbok ya cari kerja yang bener, jangan cuma luntang lantung nggak jelas, ketemu orang sana sini, nongkrong sampe lupa waktu".
Udin cuma diam. Yang menurut Ibunya luntang lantung dan nongkrong itu, baginya adalah bekerja. Di sana dia ketemu klien dari berbagai perusahaan besar. Di sana jugalah dia menjual ide-ide kreatifnya untuk digunakan si perusahaan biar bisa mendongkrak penjualan.
Penghasilan Udin bukannya sedikit. Mobil keluaran terbaru yang dikendarai istrinya ke tempat kerja itupun hasilnya luntang lantung dan nongkrong. Tapi dia tetap dianggap sebelah mata, karena dia nggak pake kemeja rapi, celana licin, sepatu mengkilap, dan berangkat ke kantor tiap pagi. Udin memilih jalannya sebagai Independent Creative Planner. Karena Ia suka berkreasi, Ia tak mau idenya hanya bermanfaat bagi satu pihak saja, dan yang terpenting, Ia tak mau terikat pada aturan dan jam kerja.
Stigma bukan hal baru bagi Udin. Orangtuanya seringkali mendorongnya untuk cari pekerjaan yang lebih pasti. Ayahnya bahkan berkali-kali memaksanya ikut tes PNS, yang selalu Ia jawab "nggak tertarik". Tetangga pun sering menganggapnya pengangguran. Bahkan beberapa kali Ia ditolak oleh Bank, mulai dari mengajukan permohonan kartu kredit hingga kredit rumah. Alasannya, Ia tak punya pekerjaan tetap.
5. Oh masih karyawan kontrak?
Itu tadi gan, 5 stigma yang berhasil ane amati. Kalo kaskuser punya tambahan dipersilakan banget, biar tritnya ramay kaya di pantay
Thanks Kaskus!
Sebelumnya maaf kalo udah pernah ada topik serupa. Kali ini ane mau bahas soal stigma alias pandangan sebelah mata yang sering kita lihat, sejak sekolah hingga bekerja. Suka nggak suka, pandangan semacam ini udah jadi bagian dari pola pikir masyarakat kita gan..
Spoiler for ternyata hate:
Yuk langsung aja cekidot:
1. SMK? Nggak dapet SMA ya?
Spoiler for satu:
Ini mungkin salah satu balada yang sering dialami anak SMK. Berbagai macam stigma seringkali mereka peroleh. Anak nakal lah, anak nggak mampu lah, sekolah nyantai lah, dan sebagainya. Nggak jarang SMK dianggap sebagai pilihan cadangan karena nggak keterima SMA. Padahal pandangan semacam itu udah ketinggalan jaman, gan. Lihat buktinya sekarang. Anak SMK udah banyak yang bisa ngehasilin banyak karya. Lebih mantapnya lagi, begitu lulus mereka udah lebih siap menghadapi dunia kerja. Lanjut kuliah di jurusan yang sejalur pun sagat dimungkinkan. Dan percaya nggak percaya, alumni SMK yang berhasil lulus sampai Sarjana kebanyakan bisa bener-bener menguasai suatu bidang.
Saking kentalnya stigma terhadap SMK ini, beberapa waktu lalu sampe ada Hot Thread yang ngebahas khusus soal ini.
Spoiler for SMK bisa apahhh:
Saking kentalnya stigma terhadap SMK ini, beberapa waktu lalu sampe ada Hot Thread yang ngebahas khusus soal ini.
2. IPS? Pasti nggak sanggup masuk IPA
Spoiler for dua:
Beberapa tahun yang lalu, adek ane dipanggil ke ruang BP. Adek ane bukan anak nakal, dia nggak pernah bolos, berantem, apalagi tawuran. Paling banter juga nyontek, itupun nggak pernah ketahuan . Alasan dia dipanggil BP adalah ditanya "Kamu yakin ambil IPS?". Adek ane menjawab dengan mantap "yakin pak, saya mau lanjut kuliah komunikasi dan jadi wartawan". Guru-guru pun makin keheranan. Menurut mereka, nilai adek ane cukup untuk masuk IPA, dan lulusan IPA pun bisa ambil jurusan sosial saat kuliah nanti. Beruntung pendirian dia udah teguh. "Kakak saya (ane maksudnya) bilang, jurusan sosial emang bisa diambil anak IPA, tapi tetep aja mata ujian masuknya meliputi sejarah, sosiologi, geografi, yang cuma bisa saya pelajari di kelas IPS. Lagian saya lebih suka pelajaran tersebut ketimbang fisika atau kimia", jawabnya mantap. Para guru nggak punya pilihan lain kecuali mengabulkan pilihannya masuk kelas IPS.
Emang gan, sekolah di SMA nggak serta merta bikin kita terbebas dari stigma. SMA jurusan IPS masih dipandang sebelah mata. Bahkan para tenaga pendidik pun menggolongkannya satu tingkat di bawah IPA, untuk menampung mereka yang nilainya nggak mencukupi untuk masuk IPA. Nggak jarang juga kelas IPS dicap sebagai gudangnya anak nakal, biang onar di sekolah. Padahal harusnya, pembagian jurusan di SMA, baik IPA atau IPS itu buat lebih ngarahin minat dan kemampuan siswa. Ketua OSIS yang jago debat politik, ya cocoknya masuk IPS, yang punya cita-cita jadi pakar ekonomi, udah jelas IPS tempatnya. Sementara IPA lebih buat mereka yang tertarik jadi dokter, fisikawan, insinyur. Jadi harusnya baik di IPA maupun IPS tetap ada anak pintar, anak biasa aja, anak nakal, bahkan anak yang kerjaannya galau melulu.
Spoiler for IPA/IPS?:
Emang gan, sekolah di SMA nggak serta merta bikin kita terbebas dari stigma. SMA jurusan IPS masih dipandang sebelah mata. Bahkan para tenaga pendidik pun menggolongkannya satu tingkat di bawah IPA, untuk menampung mereka yang nilainya nggak mencukupi untuk masuk IPA. Nggak jarang juga kelas IPS dicap sebagai gudangnya anak nakal, biang onar di sekolah. Padahal harusnya, pembagian jurusan di SMA, baik IPA atau IPS itu buat lebih ngarahin minat dan kemampuan siswa. Ketua OSIS yang jago debat politik, ya cocoknya masuk IPS, yang punya cita-cita jadi pakar ekonomi, udah jelas IPS tempatnya. Sementara IPA lebih buat mereka yang tertarik jadi dokter, fisikawan, insinyur. Jadi harusnya baik di IPA maupun IPS tetap ada anak pintar, anak biasa aja, anak nakal, bahkan anak yang kerjaannya galau melulu.
Spoiler for IPS bisa apahhhh:
3. Kampus Swasta? Nggak keterima negeri ya?
Spoiler for tiga:
Begitu lulus SMA, biasanya kita berburu universitas. Dan biasanya lagi, seleksi masuk universitas negeri selalu banjir peminat. Btw OOT dikit, soal seleksi ini, jaman ane namanya SPMB, tahun sebelumnya masih UMPTN, terus berubah jadi SNMPTN. Entah sekarang namanya apa, semoga bukan SPBU
Ok kembali ke topik. Banyak anak yang "terpaksa" kuliah di kampus swasta karena "gagal" bersaing masuk universitas negeri. Kenapa ane kasih tanda petik, karena mereka nggak sepenuhnya gagal atau terpaksa. Satu-satunya keterpaksaan menurut ane adalah biaya kuliah di kampus swasta yang relatif lebih mahal. Itupun di kampus negeri juga sebetulnya banyak yang mahal.
ini kampus negeri apa swasta gan?
Padahal soal kualitas, kampus swasta dan negeri nggak jauh berbeda. Sebut aja Universitas Parahyangan di Bandung, atau BINUS di Jakarta, dan masih banyak lagi sederet kampus swasta dengan prestasi mentereng. Yang terpenting saat memilih tempat kuliah adaah: SESUAI DENGAN MINAT. Bukan karena gengsi dengan nama kampusnya. Apa gunanya kerja di kampus negeri yang namanya berkibar, tapi di jurusan yang kita sendiri nggak paham, nggak tau belajar apaan, pada akhirnya susah lulus, dan kalopun bisa lulus akan bingung kerja apa karena ilmu dari kuliahnya sama sekali nggak nempel.
Ane dulu keterima jurusan yang ane suka di salah satu kampus swasta, sekaligus jurusan yang ane nggak tau bakal belajar apaan, tapi di kampus negeri yang namanya super terkenal. Dari pertimbangan banyak orang, ane akhirnya memutuskan buat kuliah di kampus negeri. Hasilnya, ane nggak paham apa-apa, dan cuma bertahan setahun di sana sebelum akhirnya ikut seleksi perguruan tinggi lagi di tahun depannya.
Ok kembali ke topik. Banyak anak yang "terpaksa" kuliah di kampus swasta karena "gagal" bersaing masuk universitas negeri. Kenapa ane kasih tanda petik, karena mereka nggak sepenuhnya gagal atau terpaksa. Satu-satunya keterpaksaan menurut ane adalah biaya kuliah di kampus swasta yang relatif lebih mahal. Itupun di kampus negeri juga sebetulnya banyak yang mahal.
Spoiler for ilustrasi:
ini kampus negeri apa swasta gan?
Padahal soal kualitas, kampus swasta dan negeri nggak jauh berbeda. Sebut aja Universitas Parahyangan di Bandung, atau BINUS di Jakarta, dan masih banyak lagi sederet kampus swasta dengan prestasi mentereng. Yang terpenting saat memilih tempat kuliah adaah: SESUAI DENGAN MINAT. Bukan karena gengsi dengan nama kampusnya. Apa gunanya kerja di kampus negeri yang namanya berkibar, tapi di jurusan yang kita sendiri nggak paham, nggak tau belajar apaan, pada akhirnya susah lulus, dan kalopun bisa lulus akan bingung kerja apa karena ilmu dari kuliahnya sama sekali nggak nempel.
Ane dulu keterima jurusan yang ane suka di salah satu kampus swasta, sekaligus jurusan yang ane nggak tau bakal belajar apaan, tapi di kampus negeri yang namanya super terkenal. Dari pertimbangan banyak orang, ane akhirnya memutuskan buat kuliah di kampus negeri. Hasilnya, ane nggak paham apa-apa, dan cuma bertahan setahun di sana sebelum akhirnya ikut seleksi perguruan tinggi lagi di tahun depannya.
Spoiler for yang penting hepi dan lulus gan:
4. Kok nggak kerja kantoran?
Spoiler for empat:
Udin (bukan nama sebenarnya) masih goler-goler di rumah. Padahal istrinya udah berangkat kerja sejak 2 jam yang lalu, menerjang kejamnya lalu lintas Jakarta. Merasa lapar, Udin beranjak ke dapur, di mana dia bertemu dengan Ibunya. "Kamu tuh mbok ya cari kerja yang bener, jangan cuma luntang lantung nggak jelas, ketemu orang sana sini, nongkrong sampe lupa waktu".
Spoiler for anggep aja si udin:
Udin cuma diam. Yang menurut Ibunya luntang lantung dan nongkrong itu, baginya adalah bekerja. Di sana dia ketemu klien dari berbagai perusahaan besar. Di sana jugalah dia menjual ide-ide kreatifnya untuk digunakan si perusahaan biar bisa mendongkrak penjualan.
Penghasilan Udin bukannya sedikit. Mobil keluaran terbaru yang dikendarai istrinya ke tempat kerja itupun hasilnya luntang lantung dan nongkrong. Tapi dia tetap dianggap sebelah mata, karena dia nggak pake kemeja rapi, celana licin, sepatu mengkilap, dan berangkat ke kantor tiap pagi. Udin memilih jalannya sebagai Independent Creative Planner. Karena Ia suka berkreasi, Ia tak mau idenya hanya bermanfaat bagi satu pihak saja, dan yang terpenting, Ia tak mau terikat pada aturan dan jam kerja.
Spoiler for ketemu klien jadi ganteng?:
Stigma bukan hal baru bagi Udin. Orangtuanya seringkali mendorongnya untuk cari pekerjaan yang lebih pasti. Ayahnya bahkan berkali-kali memaksanya ikut tes PNS, yang selalu Ia jawab "nggak tertarik". Tetangga pun sering menganggapnya pengangguran. Bahkan beberapa kali Ia ditolak oleh Bank, mulai dari mengajukan permohonan kartu kredit hingga kredit rumah. Alasannya, Ia tak punya pekerjaan tetap.
5. Oh masih karyawan kontrak?
Spoiler for lima:
Agan kerja kantoran? Bukan berarti agan selamat dari stigma. Sering kita ditanya, "kerja di mana", dan setelah itu akan muncul pertanyaan berikutnya "udah tetap apa masih kontrak?" Hal ini diperparah lagi sama mindset perusahaan yang memaksimalkan hak-hak untuk pegawai tetap, dan menganaktirikan yang masih kontrak. Dan lagi-lagi, kalo agan berurusan dengan Bank, status yang "masih kontrak" ini nggak jarang jadi pengganjal.
Spoiler for di.. to... lak...:
Itu tadi gan, 5 stigma yang berhasil ane amati. Kalo kaskuser punya tambahan dipersilakan banget, biar tritnya ramay kaya di pantay
Spoiler for tambahan kaskuser:
Quote:
Original Posted By arjunaperjaka85►belum nikah?
ga laku ya?
kadang itu jg sering ane denger gan,padahal bukanya ga laku,tp mau ngejar karir dulu..
ga laku ya?
kadang itu jg sering ane denger gan,padahal bukanya ga laku,tp mau ngejar karir dulu..
Quote:
Original Posted By balagendir►Kasian pake sepeda, ga sanggup beli motor/mobil ya?
Jajannya ubi bukan mekdi, kampungan.
Ga kaget Om, di luaran sana banyak yang pemikiranya sempit.
Jajannya ubi bukan mekdi, kampungan.
Ga kaget Om, di luaran sana banyak yang pemikiranya sempit.
Quote:
Original Posted By achep85►manusia emang paling bawel, sampe orang meninggal aja ditanyin meninggalnya kenapa?
Quote:
Original Posted By hobbitfox►umur 25 kok belom nikah??....buat cewek
Quote:
Original Posted By noshade►tambahin ah,,, oh kerja di perusahaan kecil.....
Quote:
Original Posted By Apeng211►Tambaham gan.. Stigma masyarakat terkadang buat profesi kadang harus sesuai gender, kalo berlawanan jadi dipandang aneh/sebelah mata.. Seperti perawat/suster yg cowok, atau fashion designer cowok, dianggap seperti salah jurusan atau orientasi seksual yang sedikit menyimpang
Begitu juga dengan cewek yang bekerja atau berprofesi kecowok2an
Begitu juga dengan cewek yang bekerja atau berprofesi kecowok2an
Quote:
Original Posted By ravin.the.bard►dari sisi cewe dong.
udah merit? koq ga dirumah aja? kenapa kerja? ibu2 males ngurus anak?
bah bah bah......
emang kalo ibu kerja itu jelek? pasti ga sayang anak? pasti males ngurus anak? setiap orang punya alesan buat kerja kan?
masa gara2 gender CEWE n seorang ibu harus dirumah jadi IRT?
kalo ga jadi IRT berarti ga sayang anak?
wele2....
udah merit? koq ga dirumah aja? kenapa kerja? ibu2 males ngurus anak?
bah bah bah......
emang kalo ibu kerja itu jelek? pasti ga sayang anak? pasti males ngurus anak? setiap orang punya alesan buat kerja kan?
masa gara2 gender CEWE n seorang ibu harus dirumah jadi IRT?
kalo ga jadi IRT berarti ga sayang anak?
wele2....
Spoiler for komeng pilihan:
Quote:
Original Posted By orochimori►Stigma-stigma itu muncul dari generasi orangtua diatas generasi milenial, generasi orangtua kita, yang lahir pada tahun 50-60an, wajar lah karena mereka khan berpikir berdasar pengalaman hidup mereka pada masanya, tanpa sadar bahwa peradaban dan budaya generasi anak-anak mereka sudah jauh berbeda.. di-iya-in aj,di-heehm-in aja, jikapun perlu mendebat, dengan cara yang halus dan jangan menyakiti orang-orang yang lebih tua dari kita itu ya gan
Quote:
Original Posted By mbewehkill666►paradigma2 kek gitu emag masih bertahan ampe skrg berray semoga semakin open minded
Quote:
Original Posted By mulivw►Buat agan nih
saking dermawannya ane
Jangan terlalu didengar stigma orang lain yang melihat dengan sebelah mata, kita ambil positif nya aja. apa yang menurut kita benar jalankan saja gan.
saking dermawannya ane
Jangan terlalu didengar stigma orang lain yang melihat dengan sebelah mata, kita ambil positif nya aja. apa yang menurut kita benar jalankan saja gan.
Quote:
Original Posted By mirfanlink►Memang butuh waktu gan, seperti yang telah disebutkan yang belum paham itu pada generasi orang tua kita, kalo generasi kita sudah banyak yang paham kok
Semoga nanti udah nggak ada stigma kayak gitu.
Semoga nanti udah nggak ada stigma kayak gitu.
Quote:
Original Posted By dfrns►Ngga usah dikipirin gan perkataan orang
Selama ente ga melanggar hukum norma dan agama
Jalanin yg terbaik
Keep positip
Selama ente ga melanggar hukum norma dan agama
Jalanin yg terbaik
Keep positip
Quote:
Original Posted By 64m64n9s►selama ini banyak diantara kita yang terjebak dan terpatron dengan stigma-stigma yang tak jelas tapi mereka percayai dan yakini kebenarannya.
seperti hal antara universitas negeri dan swasta. banyak orang masih beranggapan bahwa lulusan universitas negeri dapat jaminan diterima kerja di perusahaan besar dan lebih diyakini kemampuannya. padahal tak ada jaminan begitu. semua tergantung kepada faktor manusianya juga. kalau emang dasarnya bego ya tetap saja bego mau sekolah dimana pun.
terlebih zaman sekarang banyak lho universitas swasta yang kualitas pendidikannya dan lulusannya bisa diacungi jempol serta diakui oleh banyak perusahaan besar sebagai SDM berkualitas, terampil, cekatan, dan dapat diandalkan. karena yang namanya swasta sangat tergantung kepuasan dari para mahasiswa yang menempuh pendidikan di situ. kalau mahasiswa merasa pasti mereka tidak akan keberatan bayar uang kuliah nya dalam jumlah besar tapi sebanding dengan yang mereka peroleh dari universitas itu. sedangkan universitas negeri kan emang dapat subsidi dari pemerintah sehingga terkesan terlena dengan kualitas pelayanan yang mereka berikan. karena gaji para dosen, dekan, dan rektor semua staf dan karyawannya sudah ditanggung pemerintah. walaupun banyak juga yang kualitas pendidikan dan lulusannya bagus.
seperti hal antara universitas negeri dan swasta. banyak orang masih beranggapan bahwa lulusan universitas negeri dapat jaminan diterima kerja di perusahaan besar dan lebih diyakini kemampuannya. padahal tak ada jaminan begitu. semua tergantung kepada faktor manusianya juga. kalau emang dasarnya bego ya tetap saja bego mau sekolah dimana pun.
terlebih zaman sekarang banyak lho universitas swasta yang kualitas pendidikannya dan lulusannya bisa diacungi jempol serta diakui oleh banyak perusahaan besar sebagai SDM berkualitas, terampil, cekatan, dan dapat diandalkan. karena yang namanya swasta sangat tergantung kepuasan dari para mahasiswa yang menempuh pendidikan di situ. kalau mahasiswa merasa pasti mereka tidak akan keberatan bayar uang kuliah nya dalam jumlah besar tapi sebanding dengan yang mereka peroleh dari universitas itu. sedangkan universitas negeri kan emang dapat subsidi dari pemerintah sehingga terkesan terlena dengan kualitas pelayanan yang mereka berikan. karena gaji para dosen, dekan, dan rektor semua staf dan karyawannya sudah ditanggung pemerintah. walaupun banyak juga yang kualitas pendidikan dan lulusannya bagus.
Quote:
Original Posted By bossgeng.►jujur pikiran ane dulu jg sempit kek gitu
tp semenjak kuliah n gaul ama banyak orang pikiran2 seperti itu sirna
hargai pilihan setiap orang
tp semenjak kuliah n gaul ama banyak orang pikiran2 seperti itu sirna
hargai pilihan setiap orang
Quote:
Original Posted By mocha234►
hidup terlalu singkat untuk mendengarkan omongan orang
ga usah diambil pusing
yang kaya gini karena jawabannya cuma satu : beda generasi
orang tua kita mungkin khawatir kita kenapa - kenapa semisal kerja kontrak ato kerja cuma dirumah karena era mereka juga beda
dan sekarang tinggal gimana kita bisa membuktikannya
maaf buat yang menyinggung profesi kita, tolong berkacalah pada diri sendiri dan bangun jangan terbuai romansa masa lalu
kok masih mau kerja kontrak
tar kalo ga diperpanjang gimana, bla bla bla
kenapa ga kerja di negeri aja,
swasta kalo pensiun tar susah, ntar bla bla bla
tar kalo ga diperpanjang gimana, bla bla bla
kenapa ga kerja di negeri aja,
swasta kalo pensiun tar susah, ntar bla bla bla
hidup terlalu singkat untuk mendengarkan omongan orang
ga usah diambil pusing
yang kaya gini karena jawabannya cuma satu : beda generasi
orang tua kita mungkin khawatir kita kenapa - kenapa semisal kerja kontrak ato kerja cuma dirumah karena era mereka juga beda
dan sekarang tinggal gimana kita bisa membuktikannya
maaf buat yang menyinggung profesi kita, tolong berkacalah pada diri sendiri dan bangun jangan terbuai romansa masa lalu
Quote:
Original Posted By lead.ya►ane anak SMK tapi bangga-bangga aja, dan sekarang kerjaannya baik, dan yaa ane bangga bisa ngalahin temen ane yg s1 tapi belom punya kerjaan dan yang udah kerja pun belom tentu bener kerjanya..
Quote:
Original Posted By thebaz►open minded mungkin ini yang harus di lakukan, toh itu juga pilihan mereka, mereka bisa suskes debgan cara yang berbeda nggak harus sejalan sama yang kita lakukan, orang punya cara masing2 buat nentuin kesuksesan dan masa depab mereka, dan juga arti kata sukses bagi tiap orang berbeda porsinya, intinya hormati orang lain
Quote:
Original Posted By DikaMonster►
ini bener banget loh gan, kayanya ortu kita se-umur-an ya gan haha, bokap ane stekpis banget sama pemikirannya jaman dulu.. dan selalu memulai cerita dengan 'jaman papa dulu' lalu ane selalu bales dengan "itu kan dulu, sekarang kan udah beda jaman" dan kalo dibantah bokap ane sewot banget... dan pada akhirnya pasal 1-2-1 mulai dikeluarkan
ini bener banget loh gan, kayanya ortu kita se-umur-an ya gan haha, bokap ane stekpis banget sama pemikirannya jaman dulu.. dan selalu memulai cerita dengan 'jaman papa dulu' lalu ane selalu bales dengan "itu kan dulu, sekarang kan udah beda jaman" dan kalo dibantah bokap ane sewot banget... dan pada akhirnya pasal 1-2-1 mulai dikeluarkan
Quote:
Original Posted By anakpsiko►Pelajaran yang bisa ane petik dr adanya stigma ini..
Mungkin jangan sampai kita merasa diri lebih baik dari orang lain...
Mungkin jangan sampai kita merasa diri lebih baik dari orang lain...
Quote:
Original Posted By bharatayudha23►alhamdulillah ane setelah ngrasain coklat-strawberry kehidupan (cieeeh), jadi bisa menyingkirkan pendapat sempit macam itu gan..
ane dulu bisa masuk IPA, tp memang lbih suka materi pelajaran IPS
ane punya banyak tmen lulusan SMK, n ane bner2 respect sm mereka..mereka pnya lebih banyak keahlian drpd ane
soal universitas, ane ga terlalu ngerti..soalnya ane lulusan sekolah tinggi yg pny ikatan dinas..
buat PT yg nggak ikatan dinas, kyknya buat proses wawancara pas cari kerja agak ngaruh jg sih reputasi PTnya
ane sepakat juga soal kerja nggak harus ngantor, klo ane tlaten menekuni hobby ane lebih dalem, ane rasa ane bisa lbih sukses drpd ane yg sekarang..tp ane blm berani spekulasi, karena taruhannya istri n anak ane
*kasur gulung si udin mirip banget sm kasur gulung ane
selebihnya, memang kita seharusnya nggak boleh asal judge tanpa dasar n bukti yg kuat
ane dulu bisa masuk IPA, tp memang lbih suka materi pelajaran IPS
ane punya banyak tmen lulusan SMK, n ane bner2 respect sm mereka..mereka pnya lebih banyak keahlian drpd ane
soal universitas, ane ga terlalu ngerti..soalnya ane lulusan sekolah tinggi yg pny ikatan dinas..
buat PT yg nggak ikatan dinas, kyknya buat proses wawancara pas cari kerja agak ngaruh jg sih reputasi PTnya
ane sepakat juga soal kerja nggak harus ngantor, klo ane tlaten menekuni hobby ane lebih dalem, ane rasa ane bisa lbih sukses drpd ane yg sekarang..tp ane blm berani spekulasi, karena taruhannya istri n anak ane
*kasur gulung si udin mirip banget sm kasur gulung ane
selebihnya, memang kita seharusnya nggak boleh asal judge tanpa dasar n bukti yg kuat
Quote:
Original Posted By GODJIE87►He3 jadi inget dulu jaman SMA ane ambil jurusan IPS karena emang niatnya ngambil jurusan Ekonomi manajemen pas kuliah, waktu pas pembagian jurusan itu ada ibu temen ane yang ngobrol sama ibu ane, waktu tau ane milih IPS padahal bisa masuk IPA itu ibu temen ane bilang "Ko anaknya ga masuk IPA aja? Anak cowok itu harus masuk IPA bu biar Jantan"
dan sampe sekarang ane masih bingung apa hubungannya milih jurusan sama urusan kejantanan?
Soal Stigma tersebut memang banyak muncul dari generasi2 sebelumnya tapi ga menutup dari generasi baru pun ada stigma seperti itu, kita juga ga bisa nyalahin mereka karena mungkin saat jaman mereka yang namanya sukses itu alurnya dan bentuknya harus seperti itu, sedangkan jaman sekarang dimana teknologi, budaya, ilmu pengetahuan dll sudah berkembang lebih luas, cara untuk menjadi sukses itu banyak sekali, jadi nggak apa2 mereka mengemukakan pemikirian mereka, kita cukup terima dan jadi masukkan saja, yang penting diri kita sendiri tau mana yang baik untuk kesuksesan dan masa depan kita.
dan sampe sekarang ane masih bingung apa hubungannya milih jurusan sama urusan kejantanan?
Soal Stigma tersebut memang banyak muncul dari generasi2 sebelumnya tapi ga menutup dari generasi baru pun ada stigma seperti itu, kita juga ga bisa nyalahin mereka karena mungkin saat jaman mereka yang namanya sukses itu alurnya dan bentuknya harus seperti itu, sedangkan jaman sekarang dimana teknologi, budaya, ilmu pengetahuan dll sudah berkembang lebih luas, cara untuk menjadi sukses itu banyak sekali, jadi nggak apa2 mereka mengemukakan pemikirian mereka, kita cukup terima dan jadi masukkan saja, yang penting diri kita sendiri tau mana yang baik untuk kesuksesan dan masa depan kita.
Quote:
Original Posted By j0k3r_ci►
ane setuju sama agan ini, stigma itu "warisan" dari nenek moyang gan, yang pada masanya itu gk ada internet, informasi gk secepat sekarang, dunia masih dalam era "kelam", kita kudu bisa menjaga perasaan mereka tanpa menggoyahkan keteguhan dan keyakinan kita gan biar makin cakep maksimal
ane setuju sama agan ini, stigma itu "warisan" dari nenek moyang gan, yang pada masanya itu gk ada internet, informasi gk secepat sekarang, dunia masih dalam era "kelam", kita kudu bisa menjaga perasaan mereka tanpa menggoyahkan keteguhan dan keyakinan kita gan biar makin cakep maksimal
Quote:
Original Posted By kakeksegalatahu►dari kelar kuliah, sampe sempet kerja di bidang kreatif 5 tahunan. tetangga bilang ane kuliah gak lulus lulus. cuma gara2 kostum kerja. baju kaos polo, celana jins, sepatu convers. disangkanya masih kuliah terus.
Quote:
Original Posted By biji.gan►Emang gitu gan orang2 mah, suka sirik sirik ama urusan kita
Ane aja dulu masuk D3 malah di cela kenapa gak S1 aja katanya, sekarang ane udah kerja 2 tahun dengan modal ijazah D3 ane. Sering tugas keluar kota, gratis dan malah dapet duit, keluar negeri udah 3 kali juga gratis n dapet duit
Jadi sebenernya tergantung kitanya mau gimana usaha atau enggak, kalo udah rejekinya dimana terima aja. Lulusan S1 aja masih banyak yang nganggur. Kerjaan juga gak harus di kantor, kan bisa dagang, bisa juga jadi penyedia jasa. Selama ada usaha pasti ada pintu rejeki kebuka
Ane aja dulu masuk D3 malah di cela kenapa gak S1 aja katanya, sekarang ane udah kerja 2 tahun dengan modal ijazah D3 ane. Sering tugas keluar kota, gratis dan malah dapet duit, keluar negeri udah 3 kali juga gratis n dapet duit
Jadi sebenernya tergantung kitanya mau gimana usaha atau enggak, kalo udah rejekinya dimana terima aja. Lulusan S1 aja masih banyak yang nganggur. Kerjaan juga gak harus di kantor, kan bisa dagang, bisa juga jadi penyedia jasa. Selama ada usaha pasti ada pintu rejeki kebuka
Quote:
Original Posted By gen1996►ane dulu pernah dipaksa guru ane buat masuk IPA, tapi ane pengen masuk IPS atau bahasa. sampe gurunya dateng kerumah ane (gurunya temen ortu ane) buat maksa ortu ane masuki ane ke IPA, tapi ane tetep pengen masuk IPS. Alhasil, ane didiskriminasi terus di SMA gegara nolak masuk IPA
Quote:
Original Posted By kutu.bau►Anak sekarang mah masuk ipa cuma buat gaya2an doang n biar bisa nyolong jurusan anak ips, contoh nya disekolahan ane banyak anak yang masuk STAN, ngambil jurusan akuntansi , managemen,yang notabene berhubungan dgn ips. Ane mikirnya buat apa coba kalo mereka cuma pingin masuk STAN / ngambil jurusan akuntasi ngapain juga awalnya ngambil IPA?
Quote:
Original Posted By roterberg►Masih mending zaman sekarang yg orang2 udah agak cuek sama urusan orang lain. Bandingkan kalo zaman bokap ane, di pedesaan pula
Setelah menikah dia tinggal sama mertuanya di tanah pertanian. setiap hari disindir sama ipar2nya sebagai pemalas, padahal memang bertani bukan keahliannya. setelah bertahun2 eh dia malah bisa membangun gudang pertanian. bukannya dipuji malah dituduh menggunakan ilmu pesugihan. Akhirnya dia memutuskan merantau ke kota sampe akhirnya jadi pengusaha. Sekarang saya cuma menikmati hasilnya....gak ada yg berani nyindir ane
Setelah menikah dia tinggal sama mertuanya di tanah pertanian. setiap hari disindir sama ipar2nya sebagai pemalas, padahal memang bertani bukan keahliannya. setelah bertahun2 eh dia malah bisa membangun gudang pertanian. bukannya dipuji malah dituduh menggunakan ilmu pesugihan. Akhirnya dia memutuskan merantau ke kota sampe akhirnya jadi pengusaha. Sekarang saya cuma menikmati hasilnya....gak ada yg berani nyindir ane
Spoiler for komeng koplak:
Quote:
Original Posted By setugel►Ngakak tu kelakuan udin kejem bener gan..musti di seret di jalanan,biar otongnya di amputasi..
Spoiler for sumur:
teks: pemikiran sendiri dipadu curhat
gambar: mbah gugel
gambar: mbah gugel
Spoiler for petuah bijak TS:
Berpikiran luaassss
Berhenti menghakimi
Lebih dermawan kasih cendol
Berhenti menghakimi
Lebih dermawan kasih cendol
Thanks Kaskus!
Diubah oleh anoman_obong 21-04-2016 05:23
0
73.1K
Kutip
533
Balasan
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan