- Beranda
- Komunitas
- Story
- Stories from the Heart
LDR STORY: FROM RIAU TO TEXAS


TS
falld
LDR STORY: FROM RIAU TO TEXAS
November-12-2014 | 23.00
Sama seperti malam-malam lainnya. Malam itu aku masih belum bisa untuk memejamkan mata. Aku masih berfokus pada layar smartphone sambil mendengarkan musik. Kebiasaanku jika aku susah tidur malam, biasanya aku selalu membuka aplikasi 9GAG. Biasanya hanya sekedar melihat-lihat sebentar dan nanti dengan sendirinya aku juga bakalan ketiduran sendiri. Tertera di layar jika aplikasi itu sudah harus diperbarui ke versi selanjutnya. Aku bahkan sudah lupa kapan terakhir aku meng-upgrade aplikasi itu.
Sambil menunggu waktu download yang lumayan lama, aku mencoba untuk menjelajahi aplikasi-aplikasi lainnya di Google Play. Saat itu tertera sebuah aplikasi bernama 9Chat yang aku yakini sebagai cabangnya 9GAG itu sendiri. Dengan iseng aku mencoba men-download aplikasi itu. Dan akhirnya aplikasi itu masuk ke daftar download selanjutnya tepat setelah 9GAG berhasil di perbarui.
Setelah kedua aplikasi itu berhasil ter-install di smartphone. Entah kenapa aku lebih tertarik untuk terlebih dahulu membuka 9Chat dari pada 9GAG. Tidak sulit untuk login karena aku sudah mempunyai akun di aplikasi 9GAG. Setelah berhasil masuk, aku mulai menjelajahi semua seluk-beluk di 9Chat sampai akhirnya aku berhenti di salah satu section yang banyak menampilkan foto cewek. Di deskripsi foto tersebut banyak yang menyertakan umur, lokasi dan lain-lain. Aku berpikir itu pasti sebuah alat untuk perkenalan atau semacamnya.
Aku terus menggeserkan jempolku ke layar sampai aku berhenti di salah satu foto. Foto itu menunjukan seorang cewek yang rambutnya sedang terurai sambil menutup mulutnya dengan punggung tangannya. Di deskripsi tertulis jika dia sedang bosan dan ingin berkenalan dengan orang asing. Di foto tersebut sudah banyak orang-orang yang menaruk komentarnya. Banyak yang flirt atau hanya sekedar merespon foto itu dengan tanggapan positif, maupun negatif. Sampai disaat itu aku ragu jika cewek itu masih membuka kesempatan kepada cowok lainnya mengingat sudah puluhan orang yang direspon olehnya.
"Ah, bodo amat lah. Kayak dia mau aja ama gue" Ucapku dalam hati
Dengan perasaan yang tidak terlalu perduli apakah dia akan membalas atau tidak, aku tetap menyapanya via chat. Aku kirim dengan grogi dan beranggapan jika dia pasti tidak akan membalas pesan itu. Sepertinya apa yang sudah aku kira-kira ternyata benar terjadi, sudah lima menit dia masih belum membalas pesan itu. Akhirnya aku menutup aplikasi itu dengan perasaan yang agak kecewa dan mencoba untuk menutup mata.
November-13-2014 | 10.00
Smartphone yang sedang berasa di atas meja bergetar pelan. Awalnya aku tidak terlalu perduli karena aku yakin itu pasti pesan dari temanku yang rencananya akan mengajakku makan siang bersama. Aku terus melanjutkan pekerjaan yang sudah setengah jalan itu, tidak ingin jika nanti atasan akan memarahiku.
Getaran kedua akhirnya berbunyi dua puluh menit setelah getaran pertama. Saat itu aku sadar, pasti ada dua pesan berbeda dari dua orang berbeda. Tidak mungkin temanku mengirim pesan dua kali, dia pasti sudah menghubungiku jika itu memang penting dan mendadak. Dengan rasa penasaran, lalu aku melihat pesan-pesan itu. Di layar atas smartphone tertera jelas sebuah pesan baru dan sebuah icon aneh yang belum pernah aku lihat sebelumnya. Icon itu terlihat asing, sampai aku sadar kalau tadi malam aku barusan men-download sebuah aplikasi yang berlogo sama dengan pemberitahuan itu.
Astaga... dia membalas pesanku! cewek itu membalas pesanku!
Aku terkejut. Tapi mengapa dia harus membalas sampai berjam-jam lamanya. Aku langsung merespon pesan itu sementara pesan dari temanku aku abaikan. Terbentuk sedikit senyum di bibirku. Pekerjaan yang sedang aku kerjakan bahkan sampai tertunda karenanya. Aku masih tidak menyangka jika cewek itu mau merespon seseorang dengan akun yang tak jelas dengan foto yang tak jelas. Awalnya aku merasa kalau percakapan kami itu pasti tidak berjalan lama, tapi kenyataannya terbalik. Aku sampai rela membuang jam makan siangku untuk mengobrol dengannya. Aku bahkan tidak tahu siapa dia dan dia juga sebaliknya. Kami mulai bercerita dengan, dari mana kami berasal, apa makanan kesukaan di negara masing-masing dan lain-lain.
Satu jam lamanya kami berkirim pesan tanpa jenuh sampai akhirnya dia mengeluh karena sudah mengantuk. Oh, aku lupa kalau dia sedang berada di Dallas, Texas. Tapi entah kenapa, disaat-saat terakhir dia menanyakan sesuatu yang sangat aneh bagiku.
"Can i see your face?"
Aku menelan air ludahku. Aku takut jika nantinya setelah dia melihat siapa aku sebenarnya, dia tidak akan mau lagi berkenalan denganku. Aku sempat ragu untuk berkata apa, tapi apa boleh buat, aku sudah mencapai sejauh ini. Aku memberikan akun Instagramku kepadanya, agar dia bisa melihat siapa aku sebenarnya dan seberapa jeleknya aku. Dan sumpah demi apa, aku bukan orang yang pedean. Wanita yang pernah menyebutkan bahwa aku ganteng adalah ibu dan nenekku. Pacar? oh god no, aku belum pernah pacaran.
Bermenit-menit kemudian aku menunggunya untuk merespon apakah tanggapannya terhadap diriku yang malang ini, tapi dia masih belum membalas. Setelah mengumpulkan semua keberanian dalam-dalam aku mengiriminya sebuah pesan.
"Thanks for chatting with me
"
Jujur, itu adalah pesan putus asa. Dimana aku sudah beranggapan jika dia sudah melihat foto-fotoku dan mendapati betapa jeleknya aku sehingga membuatnya hilang rasa. Desperate!!!
November-15-2014
Sudah sekitar dua hari aku tidak menggunakan smartphone lagi. Entahlah, rasanya malu untuk melihat riwayat chat itu. Tapi dengan tidak membawa smartphone, aku jadi lebih fokus dengan kerjaan. Hampir semua kerjaan aku kerjakan lebih dari cepat yang membuat aku dapat sedikit bermalas-malasan di depan komputer sejenak.
"Fal, mau makan bareng gak?" Ajak wanita berseragam rapi itu dari balik bilik
"Boleh deh. Ayo!"
Nama perempuan itu Salsa. Perempuan yang selalu ada kemanapun aku pergi, bukan pacar. Dia adalah seorang sekretaris yang kebetulan ikut di-transfer ke Riau bersama sepuluh orang lainnya. Dari Jakarta kami bekerja bersama selama setahun sampai kemudian di pindahkan ke cabang Riau. Banyak teman-temanku yang mengatakan bahwa dia mempunyai perasaan terhadapku, tapi aku tidak pernah menghiraukan. Aku selalu beranggapan Salsa adalah seorang sahabat yang selalu ada disaat aku senang maupun susah. Seperti yang terjadi beberapa bulan yang lalu ketika aku mendapati sedikit musibah. Sudah dua bulan aku belum membayar kredit motor karena setiap gaji harus aku kirim ke ibu di Jakarta karena ada suatu masalah disana yang akan cepat tuntas jika ada uang.
Aku tidak tahu harus bagaimana lagi, sampai akhirnya aku menceritakan apa yang terjadi kepada Salsa. Dia meminjamkanku tujuh juta untuk membayar angsuran kredit motor selama dua bulan. Memang bukan jumlah yang sedikit. Aku bahkan tidak tahu bagaimana harus melunasinya.
"Kamu gak usah pikirin gimana bayarnya. Kamu bisa angsur, gak perlu banyak" Tegasnya
"Makasih ya, gue gak tau kalau gak ada lo gimana, Sal"
"Lain kali kalau mau kredit motor jangan mahal-mahal ya" Ledeknya dengan senyuman tipis
Sama seperti malam-malam lainnya. Malam itu aku masih belum bisa untuk memejamkan mata. Aku masih berfokus pada layar smartphone sambil mendengarkan musik. Kebiasaanku jika aku susah tidur malam, biasanya aku selalu membuka aplikasi 9GAG. Biasanya hanya sekedar melihat-lihat sebentar dan nanti dengan sendirinya aku juga bakalan ketiduran sendiri. Tertera di layar jika aplikasi itu sudah harus diperbarui ke versi selanjutnya. Aku bahkan sudah lupa kapan terakhir aku meng-upgrade aplikasi itu.
Sambil menunggu waktu download yang lumayan lama, aku mencoba untuk menjelajahi aplikasi-aplikasi lainnya di Google Play. Saat itu tertera sebuah aplikasi bernama 9Chat yang aku yakini sebagai cabangnya 9GAG itu sendiri. Dengan iseng aku mencoba men-download aplikasi itu. Dan akhirnya aplikasi itu masuk ke daftar download selanjutnya tepat setelah 9GAG berhasil di perbarui.
Setelah kedua aplikasi itu berhasil ter-install di smartphone. Entah kenapa aku lebih tertarik untuk terlebih dahulu membuka 9Chat dari pada 9GAG. Tidak sulit untuk login karena aku sudah mempunyai akun di aplikasi 9GAG. Setelah berhasil masuk, aku mulai menjelajahi semua seluk-beluk di 9Chat sampai akhirnya aku berhenti di salah satu section yang banyak menampilkan foto cewek. Di deskripsi foto tersebut banyak yang menyertakan umur, lokasi dan lain-lain. Aku berpikir itu pasti sebuah alat untuk perkenalan atau semacamnya.
Aku terus menggeserkan jempolku ke layar sampai aku berhenti di salah satu foto. Foto itu menunjukan seorang cewek yang rambutnya sedang terurai sambil menutup mulutnya dengan punggung tangannya. Di deskripsi tertulis jika dia sedang bosan dan ingin berkenalan dengan orang asing. Di foto tersebut sudah banyak orang-orang yang menaruk komentarnya. Banyak yang flirt atau hanya sekedar merespon foto itu dengan tanggapan positif, maupun negatif. Sampai disaat itu aku ragu jika cewek itu masih membuka kesempatan kepada cowok lainnya mengingat sudah puluhan orang yang direspon olehnya.
"Ah, bodo amat lah. Kayak dia mau aja ama gue" Ucapku dalam hati
Dengan perasaan yang tidak terlalu perduli apakah dia akan membalas atau tidak, aku tetap menyapanya via chat. Aku kirim dengan grogi dan beranggapan jika dia pasti tidak akan membalas pesan itu. Sepertinya apa yang sudah aku kira-kira ternyata benar terjadi, sudah lima menit dia masih belum membalas pesan itu. Akhirnya aku menutup aplikasi itu dengan perasaan yang agak kecewa dan mencoba untuk menutup mata.
November-13-2014 | 10.00
Smartphone yang sedang berasa di atas meja bergetar pelan. Awalnya aku tidak terlalu perduli karena aku yakin itu pasti pesan dari temanku yang rencananya akan mengajakku makan siang bersama. Aku terus melanjutkan pekerjaan yang sudah setengah jalan itu, tidak ingin jika nanti atasan akan memarahiku.
Getaran kedua akhirnya berbunyi dua puluh menit setelah getaran pertama. Saat itu aku sadar, pasti ada dua pesan berbeda dari dua orang berbeda. Tidak mungkin temanku mengirim pesan dua kali, dia pasti sudah menghubungiku jika itu memang penting dan mendadak. Dengan rasa penasaran, lalu aku melihat pesan-pesan itu. Di layar atas smartphone tertera jelas sebuah pesan baru dan sebuah icon aneh yang belum pernah aku lihat sebelumnya. Icon itu terlihat asing, sampai aku sadar kalau tadi malam aku barusan men-download sebuah aplikasi yang berlogo sama dengan pemberitahuan itu.
Astaga... dia membalas pesanku! cewek itu membalas pesanku!
Aku terkejut. Tapi mengapa dia harus membalas sampai berjam-jam lamanya. Aku langsung merespon pesan itu sementara pesan dari temanku aku abaikan. Terbentuk sedikit senyum di bibirku. Pekerjaan yang sedang aku kerjakan bahkan sampai tertunda karenanya. Aku masih tidak menyangka jika cewek itu mau merespon seseorang dengan akun yang tak jelas dengan foto yang tak jelas. Awalnya aku merasa kalau percakapan kami itu pasti tidak berjalan lama, tapi kenyataannya terbalik. Aku sampai rela membuang jam makan siangku untuk mengobrol dengannya. Aku bahkan tidak tahu siapa dia dan dia juga sebaliknya. Kami mulai bercerita dengan, dari mana kami berasal, apa makanan kesukaan di negara masing-masing dan lain-lain.
Satu jam lamanya kami berkirim pesan tanpa jenuh sampai akhirnya dia mengeluh karena sudah mengantuk. Oh, aku lupa kalau dia sedang berada di Dallas, Texas. Tapi entah kenapa, disaat-saat terakhir dia menanyakan sesuatu yang sangat aneh bagiku.
"Can i see your face?"
Aku menelan air ludahku. Aku takut jika nantinya setelah dia melihat siapa aku sebenarnya, dia tidak akan mau lagi berkenalan denganku. Aku sempat ragu untuk berkata apa, tapi apa boleh buat, aku sudah mencapai sejauh ini. Aku memberikan akun Instagramku kepadanya, agar dia bisa melihat siapa aku sebenarnya dan seberapa jeleknya aku. Dan sumpah demi apa, aku bukan orang yang pedean. Wanita yang pernah menyebutkan bahwa aku ganteng adalah ibu dan nenekku. Pacar? oh god no, aku belum pernah pacaran.
Bermenit-menit kemudian aku menunggunya untuk merespon apakah tanggapannya terhadap diriku yang malang ini, tapi dia masih belum membalas. Setelah mengumpulkan semua keberanian dalam-dalam aku mengiriminya sebuah pesan.
"Thanks for chatting with me

Jujur, itu adalah pesan putus asa. Dimana aku sudah beranggapan jika dia sudah melihat foto-fotoku dan mendapati betapa jeleknya aku sehingga membuatnya hilang rasa. Desperate!!!
November-15-2014
Sudah sekitar dua hari aku tidak menggunakan smartphone lagi. Entahlah, rasanya malu untuk melihat riwayat chat itu. Tapi dengan tidak membawa smartphone, aku jadi lebih fokus dengan kerjaan. Hampir semua kerjaan aku kerjakan lebih dari cepat yang membuat aku dapat sedikit bermalas-malasan di depan komputer sejenak.
"Fal, mau makan bareng gak?" Ajak wanita berseragam rapi itu dari balik bilik
"Boleh deh. Ayo!"
Nama perempuan itu Salsa. Perempuan yang selalu ada kemanapun aku pergi, bukan pacar. Dia adalah seorang sekretaris yang kebetulan ikut di-transfer ke Riau bersama sepuluh orang lainnya. Dari Jakarta kami bekerja bersama selama setahun sampai kemudian di pindahkan ke cabang Riau. Banyak teman-temanku yang mengatakan bahwa dia mempunyai perasaan terhadapku, tapi aku tidak pernah menghiraukan. Aku selalu beranggapan Salsa adalah seorang sahabat yang selalu ada disaat aku senang maupun susah. Seperti yang terjadi beberapa bulan yang lalu ketika aku mendapati sedikit musibah. Sudah dua bulan aku belum membayar kredit motor karena setiap gaji harus aku kirim ke ibu di Jakarta karena ada suatu masalah disana yang akan cepat tuntas jika ada uang.
Aku tidak tahu harus bagaimana lagi, sampai akhirnya aku menceritakan apa yang terjadi kepada Salsa. Dia meminjamkanku tujuh juta untuk membayar angsuran kredit motor selama dua bulan. Memang bukan jumlah yang sedikit. Aku bahkan tidak tahu bagaimana harus melunasinya.
"Kamu gak usah pikirin gimana bayarnya. Kamu bisa angsur, gak perlu banyak" Tegasnya
"Makasih ya, gue gak tau kalau gak ada lo gimana, Sal"
"Lain kali kalau mau kredit motor jangan mahal-mahal ya" Ledeknya dengan senyuman tipis


anasabila memberi reputasi
1
1.5K
9


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan