Mesin bor bawah tanah pertama proyek MRT Jakarta yang bernama 'Antareja' pada hari Minggu (17/4/2016) kemarin telah menembus Stasiun Istora (depan Bursa Efek Indonesia). Artinya, semenjak dioperasikan pada 21 September 2015 dari titik awal Patung Pemuda Senayan, bor Antareja telah berhasil membuat terowongan jalur MRT bawah tanah hingga Stasiun Istora dengan total panjang 928,5 meter.

"Mesin Bor bawah tanah "Antareja" proyek MRT Jakarta menembus Stasiun Istora dari lokasi pengoperasian sebelumnya di titik Stasiun Senayan," tulis PT MRT Jakarta, Senin (18/4/2016).


Sebagai informasi, mesin Bor Antareja diresmikan pengoperasiannya oleh Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo, pada 21 September 2015 yang lalu dari area transisi jalur layang menuju bawah tanah MRT di Patung Pemuda. Bor Antareja memiliki diameter ± 6,7 meter, dengan total panjang ± 43 meter dan bobot mencapai ± 323 ton, mulai dari bagian kepala (cutterhead) hingga bagian akhir (backup cars).

Untuk gambaran cara kerja Tunnel Boring Machine (TBM) atau mesin bor Antareja ini, setiap mesin bor melakukan penggalian ke arah depan, kemudian langsung diikuti dengan pemasangan segmen terowongan berupa potongan-potongan precast dengan lebar 1,5 meter, yang akan membentuk cincin (ring) di belakangnya.

Kemajuan Pekerjaan Konstruksi Terowongan Jalur Bawah Tanah MRT

Terdapat 4 mesin bor bawah tanah yang digunakan pada paket pekerjaan konstruksi bawah tanah proyek MRT Jakarta untuk membuat terowongan jalur bawah tanah MRT sepanjang Senayan hingga Bundaran HI. Dua mesin bor bawah tanah telah dioperasikan dari titik awal Patung Pemuda menuju ke arah Utara hingga nantinya akan berakhir di titik Setiabudi.

Mesin bor pertama mulai beroperasi sejak bulan September 2015, sedangkan mesin bor kedua (Antareja II) telah dioperasikan sejak bulan November 2015 lalu. Sebagai informasi, mesin bor Antareja II per hari ini telah mencapai pembuatan terowongan dengan total panjang 655,5 meter (Patung Pemuda menuju Stasiun Senayan sepanjang 324 meter dan Stasiun Senayan menuju Stasiun Istora sepanjang 331,5 meter).


Dua mesin bor bawah tanah lainnya, bernama Mustika Bumi I dan Mustika Bumi II. Untuk Mustika Bumi I telah dioperasikan mulai dari titik Bundaran HI sejak 24 Februari 2016 dan saat ini tengah mencapai 225 meter bergerak melakukan penggalian membuat terowongan jalur bawah tanah MRT menuju arah Selatan hingga menembus Stasiun Dukuh Atas serta akan dilanjutkan hingga kelak berakhir di titik Setiabudi.

Sedangkan untuk Mustika Bumi II, telah beroperasi ditandai dengan pergerakan mesin bor yang membongkar struktur dinding (d-wall) dan diikuti pemasangan sejumlah 7 dari 8 temporary rings di lokasi awal pengeboran titik Bundaran HI menuju arah Selatan (Stasiun Dukuh Atas).


Untuk mesin bor ketiga dan keempat (Mustika Bumi I dan Mustika Bumi II) dioperasikan oleh kontraktor paket pekerjaan CP 106 (Dukuh Atas-Bundaran HI), yaitu SMCC-HK Joint Operation yang terdiri dari Sumitomo Mitsui Construction Company-Hutama Karya.

Keempat mesin bor tersebut diproduksi oleh perusahaan Jepang bernama JTSC (Japan Tunnel Systems Corporation) menggunakan teknologi Earth Pressure Balance (EPB) pertama di Indonesia. Diperkirakan masa pengerjaan konstruksi jalur terowongan bawah tanah MRT dengan menggunakan mesin TBM ini akan berlangsung mulai September 2015 hingga Desember 2016.

"Manajemen PT MRT Jakarta senantiasa memohon doa dan dukungan dari masyarakat agar pembangunan proyek MRT berlangsung dengan baik dan lancar hingga dapat selesai dengan tepat waktu," tutupnya.