- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
ICW Menjawab Tudingan Dibayar Ahok untuk Kritisi Audit BPK
TS
pascrot
ICW Menjawab Tudingan Dibayar Ahok untuk Kritisi Audit BPK
Quote:
Jakarta - Koordinator Indonesian Corruption Watch (ICW), Adnan Topan Husodo, menyatakan akhir-akhir ini ICW disoroti beberapa pihak seolah-olah tidak objektif lagi lantaran tidak sejalan dengan hasil audit Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) terkait pengadaan lahan RS Sumber Waras (SW).
Dijelaskannya, dari penelusuran ICW, beberapa sudah memvonis ICW pembela Ahok, ICW dibayar Ahok, ICW reputasinya turun dan lain sebagainya. Diakui, stigma semacam ini sudah sering pula didapatkan sebelumnya. Di antaranya ICW antek asing, ICW antek Yahudi, dan ICW pembela mati-matian KPK. Untuk yang terakhir ini hampir tidak ada kontroversi.
Terkait tudingan karena ICW mengkritisi audit atas lahan Sumber Waras (SW), ia menegaskan, posisi ICW adalah mendukung setiap langkah penegakan hukum yang dilakukan KPK terhadap pengadaan lahan SW. ICW tidak dalam posisi menyanggah, menolak, atau bahkan tidak mendukung kerja-kerja KPK dalam kasus itu.
"Perihal adanya perbedaan pandangan terhadap hasil audit BPK, itu semata karena analisis, bacaan, dan dokumen yang kami miliki terdapat banyak kontroversi. Pendek kata, proses audit yang dilakukan BPK kami anggap tidak lazim. Ini duduk persoalannya," tegas Adnan Topan Husodo, dalam pesan elektroniknya, Senin (18/4).
Dia mengatakan, ICW tunduk pada metode, dan jika metode keliru, maka artinya dasar analisa BPK yang dipakai salah. Kalau itu sudah salah, maka kesimpulan yang diambil bisa jadi keliru, ujarnya.
"Jadi Inti perdebatannya adalah pada dokumen, data, informasi yang kami miliki yang memberikan gambaran mengenai berbagai ketidakcematan yang kami temukan, bukan soal BPK vs Ahok," ulasnya.
Namun, ditegaskannya, pada dasarnya yang bisa mengambil kesimpulan apakah ada indikasi korupsi dalam pengadaan tanah SW adalah KPK. Sebab, KPK yang memiliki data super komplet dan mereka memiliki wewenang formalnya. Sementara, ICW hanya menyisir bagian kecilnya saja.
"Biarlah KPK yang menjelaskan bagaimana kesimpulan mereka terhadap persoalan SW. Apabila di kemudian hari kami keliru dalam mengambil kesimpulan, itu artinya kami harus belajar lebih dalam mengenai audit. Tapi, jika kesimpulan yang kami ambil benar, maka itu tidak berarti ada konspirasi antara ICW dengan KPK, seperti halnya tuduhan Fahri Hamzah yang menyatakan bahwa ICW dibalik pemecatan dirinya dari PKS," bebernya.
Dijelaskannya, dari penelusuran ICW, beberapa sudah memvonis ICW pembela Ahok, ICW dibayar Ahok, ICW reputasinya turun dan lain sebagainya. Diakui, stigma semacam ini sudah sering pula didapatkan sebelumnya. Di antaranya ICW antek asing, ICW antek Yahudi, dan ICW pembela mati-matian KPK. Untuk yang terakhir ini hampir tidak ada kontroversi.
Terkait tudingan karena ICW mengkritisi audit atas lahan Sumber Waras (SW), ia menegaskan, posisi ICW adalah mendukung setiap langkah penegakan hukum yang dilakukan KPK terhadap pengadaan lahan SW. ICW tidak dalam posisi menyanggah, menolak, atau bahkan tidak mendukung kerja-kerja KPK dalam kasus itu.
"Perihal adanya perbedaan pandangan terhadap hasil audit BPK, itu semata karena analisis, bacaan, dan dokumen yang kami miliki terdapat banyak kontroversi. Pendek kata, proses audit yang dilakukan BPK kami anggap tidak lazim. Ini duduk persoalannya," tegas Adnan Topan Husodo, dalam pesan elektroniknya, Senin (18/4).
Dia mengatakan, ICW tunduk pada metode, dan jika metode keliru, maka artinya dasar analisa BPK yang dipakai salah. Kalau itu sudah salah, maka kesimpulan yang diambil bisa jadi keliru, ujarnya.
"Jadi Inti perdebatannya adalah pada dokumen, data, informasi yang kami miliki yang memberikan gambaran mengenai berbagai ketidakcematan yang kami temukan, bukan soal BPK vs Ahok," ulasnya.
Namun, ditegaskannya, pada dasarnya yang bisa mengambil kesimpulan apakah ada indikasi korupsi dalam pengadaan tanah SW adalah KPK. Sebab, KPK yang memiliki data super komplet dan mereka memiliki wewenang formalnya. Sementara, ICW hanya menyisir bagian kecilnya saja.
"Biarlah KPK yang menjelaskan bagaimana kesimpulan mereka terhadap persoalan SW. Apabila di kemudian hari kami keliru dalam mengambil kesimpulan, itu artinya kami harus belajar lebih dalam mengenai audit. Tapi, jika kesimpulan yang kami ambil benar, maka itu tidak berarti ada konspirasi antara ICW dengan KPK, seperti halnya tuduhan Fahri Hamzah yang menyatakan bahwa ICW dibalik pemecatan dirinya dari PKS," bebernya.
Berita satu
Quote:
Kalo data ICW spti ini bangga bget dgn partainya, giliran data fakta ICW ketemu Ahok yg bener udah deh remuk ICW kena bullying
Diubah oleh pascrot 18-04-2016 08:25
0
3.6K
Kutip
34
Balasan
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan