Beberapa waktu lalu, ane membaca sebuah buku bertema tentang persahabatan, judulnya I Love You, Friends. Kisahnya seru-seru, membuat ane ingin melakukan hal serupa, menulis kisah persahabatan ane. Siapa tahu, jika buku itu dicetak ulang, kisah ane bisa masuk ke dalamnya. Obsesi penulis mode on. Hahaha…

Ini dia kisahnya…

Mmm… dari mana kisah ini harus dimulai, ane jadi bingung sendiri. Kenapa? Karena kisah persahabatan yang satu ini tergolong unik. Layak disebut persahabatan atau tidak pun ane tak tahu. Tapi, yang ane rasakan adalah ia seorang sahabat. Sahabat yang asing. hehe..

Delapan tahun silam ane bertemu dengannya di ruang kelas yang tak terlalu luas. Kapan persisnya ane lupa. Bahkan bagaimana kami berdialog pertama kali pun ane nggak ingat. Aneh memang, tapi ini dia seni dari persahabatan yang ane miliki.

Jatuh bangun mencoba menjalin komunikasi, selalu berujung pada kegagalan. Waktu dua tahun seolah tak cukup bagi kami untuk saling mengenal satu sama lain. Ane hampir menyerah. Ane hapus nomor ponselnya suatu waktu. Lama nggak ada komunikasi. Sampai suatu hari, ane menerima pesan singkat dari nomor tak dikenal. Ternyata dari sahabat yang hampir hilang itu. Segera ane simpan nomornya. Dalam hati ane niatkan untuk memperbaiki hubungan ane dengannya.

Dua tahun berlalu. Ane masih asing terhadapnya. Begitu pun dia terhadap ane.

Di tahun 2010, dia mendapat musibah. Lengannya patah saat bertanding dalam kompetisi bola tarkam, antar kampung… hehe… (salah apa gak, ya?? Mudah-mudahan salah… hehehe..). Momen ini ane manfaatkan dengan baik untuk memperbaiki hubungan untuk kesekian kalinya. Ane mengajak beberapa teman sekelas untuk menjenguknya. Dia menyambut baik niat ane, “silaturrahmi,”katanya melalui pesan singkat.

Karena satu alasan, harinya dimajukan sehari dari jadwal awal. Ane mencoba mengabarkan perubahan itu via telepon. Sayangnya dia udah tidur. Tetapi teman-teman sudah bertekad untuk berangkat malam itu. Ane mengekor.

Saat hampir tiba ke TKP, dia menelepon ke teman yang saat itu ane boncengin. Dia bilang bahwa saat itu ia sedang tidak ada di rumah, sedang ke tempat urut alternatif, baru pulang keesokan harinya. Ane patah arang. Betapa tidak! Jauh perjalanan yang sudah kami tempuh, tapi yang bersangkutan malah tak di sarangnya.. hehe…

Tak ingin usaha sia-sia, kami melanjutkan perjalanan. Ada atau tidaknya ia, tak jadi soal. Yang penting misi malam itu terealisasi. Dia kembali menelepon. Meminta kami mengurungkan niat untuk menyambangi rumahnya. Tak tanggung-tanggung, ia melayangkan ancaman serius kepada teman yang diteleponnya. Dengan santai ane tetap melanjutkan perjalanan.

Beberapa menit berlalu. Kami tiba di rumahnya dengan selamat. Kami disambut ramah oleh orang-orang yang sedang berkumpul di depan rumahnya. Dan ternyata, dia berbohong. Sekali lagi, DIA BERBOHONG! Dia sengaja meminta kami balik agar misi malam itu gagal. Tega banget, kan??

Saat yang lain sibuk berbincang, ane masih tetap diam seribu bahasa. Hanya sesekali melihatnya di pembaringan. Miris. Keceriaannya hilang, tertelan rasa sakit yang tak dapat ane ungkapkan (soalnya dia gak ke ane cerita gimana rasanya.. hehe).

Hari-hari terus berlalu. Pertemuan hari itu tak terlalu membawa pengaruh yang signifikan pada persahabatan kami. Kami tetap diam. Di belahan dunia lain, dunia sms maksudnya.. ane bisa menjalin komunikasi dengannya secara lancar. Sesekali canda-canda garing terlontar lewat sms.., bahasan-bahasan yang tak terucap di alam nyata, dengan mudah dapat diutarakan lewat sms. Ane sempat berpikir, mungkin memang takdir kami hanya bisa menjadi sahabat di dunia sms.

Jika dianalogikan, kami ibarat magnet yang memiliki kutub yang sama. Di mana jika didekatkan, akan saling tolak menolak. Tak mungkin bisa bersatu meski dipaksa sekalipun. Pun demikian, ane tetap menganggapnya sahabat. Tak peduli berapa banyak waktu yang terbuang untuk memecah kebekuan. Ia tetaplah seorang sahabat bagi ane. Seorang kakak juga..

Ada hal unik lain dari persahabatan kami. Apa? Cara kami memanggil satu sama lain. Ane memanggilnya abang karena ia setahun lebih tua dari ane. Sedang dia memanggil ane mas. Ane nggak tahu mengapa ia memanggil ane dengan menyematkan kata mas, mungkin karena wajah ane bermutu, alias bermuka tua.. hahaha… Itulah kami, berusaha menghargai satu sama lain.

Saat usianya seperempat abad, ane menyusun sebuah surprise party untuknya. Awalnya ane kira mudah, tapi ternyata membutuhkan tenaga dan pikiran ekstra keras. Maklum, belum pernah membidangi EO sebelumnya. Belum lagi masalah koordinasi dengan teman-teman yang mendukung acara tersebut, ribet! Berkali-kali kata batal terlontar, tapi pada akhirnya terealisasi dengan manis.

Kabar terakhir yang ane dapat, ia akan pindah ke Kota Kembang. Tugas di sana. Belum jelas juga sih, karena ia tak menceritakan hal itu ke ane. Dan sepertinya memang tidak akan menceritakan hal itu juga sih. hiks..hiks..

Persahabatan yang aneh bukan?

Jika ada yang bertanya pada ane, kapan kami akan menjadi sahabat sesungguhnya? Mungkin akan ane jawab di atas mimbar, sambil mengenakan sarung, baju koko dan peci, ane berseru, “Jika kamu bertanya kapan persahabatan kami benar-benar dimulai, maka jawabannya sama dengan jawaban dari pertanyaan ‘kapan Israel dan
Palestina berdamai?’, saat matahari tak lagi bersinar, saat itulah Israel dan Palestina berdamai. Mudah-mudahan sih gak sampai kiamat kebekuan kami berlangsung.. hehe…”

Tapi walau bagaimanapun, ane tegaskan sekali lagi. Ia adalah sahabat ane yang apa adanya. Dia tak pernah menuntut apa-apa dari ane. Dia selalu bisa membuat ane tersenyum, bahkan tertawa, lewat sms-sms yang dikirimnya. Dia selalu bisa mencerahkan dan memotivasi ane saat ane mengeluh padanya. Thanks, ya, Abang…

***

DI CERITA SELANJUTNYA, ANE BAKAL BAHAS KISAH CINTA SI ABANG YANG NGGAK KALAH ANEHNYA

Sesuai dengan spoilerdi akhir cerita pertama, di sini ane bakal bahas kisah cinta si Abang yang juga agak aneh. Di mana letak keanehannya? Yuk langsung simak kisahnya!

Pepatah Jawa yang berbunyi witing tresno jalaran soko kulino mungkin ada benarnya. Sering bertemu bikin jatuh hati.

Si Abang dan ane itu punya temen sekelas, cewek pastinya. Nah, dia ini juga deket sama ane. Dia suka curhat tentang perasaannya terhadap si Abang. Dan ane sih setuju-setuju saja karena kelihatannya si cewek ini baik orangnya.

Beberapa kali ane menawarkan diri untuk membantu si cewek mengungkapkan perasaannya ke si Abang, tapi dia menolak dengan alasan belum nemu waktu yang tepat. Selain itu alasan jatuh cintanya juga rada aneh. Masa cuma karena si cewek mimpi dibantuin nyebrang ama si Abang, trus dia mikir kalau si Abang itu jodohnya.

Beberapa bulan berlalu, akhirnya si cewek nembak juga dengan rekomendasi dari ane. Dan malam itu ane jadi mediator mereka berdua tapi tanpa diketahui keduanya. Aneh? Emang, ane ajah bingung kenapa hal konyol gini bisa terjadi dalam hidup ane.

Dalam upaya penembakan itu, si cewek minta bantuan ane untuk merangkai kata-kata yang bakal dikirim ke si Abang via SMS. Ane berusaha menyusun kata sebaik mungkin supaya si cewek nggak terkesan agresif. Pesan dari ane pun diforward ke nomor si Abang.

Selang beberapa menit, si Abang balik SMS ke ane lagi pesan yang diterimanya, "mas, saya dapet SMS dari si Rahma (bukan nama sebenarnya) isinya begini. Kira-kira saya harus balas apa ya?"

Ah elah, tinggal bales ajah pake bingung nih orang, ane ngomel sendiri. Nggak lama ane kirim pesan ke si Abang buat dijadiin balesan ke si Rahma.

Sungguh terlalu! Baru pertama ane nyomblangin orang sampe segitunya. Ane berasa lagi nembak diri sendiri. Membayangkan ane jadi cewek dan cowok sekaligus yang lagi kasmaran.

***

Belakangan ane tahu bahwa si Abang itu nerima si Rahma karena kasihan. Bagaimana kisah detailnya? Akan ane jelasin di cerita selanjutnya. Dia ngejalaninnya setengah hati gitu deh. Sebagai sohib, ane menyarankan untuk mengikuti kata hati. Sampai akhirnya si Abang bisa beneran suka sama si Rahma.

Keanehan lainnya muncul beberapa bulan setelah mereka jadian. Si cewek mau ngadain peringatan bulanan macam anak alay gitu. Dan si Abang pun nanya ke ane, "mas, saya jadian ama si Rahma tanggal berapa ya?"

WTF! Tanggal jadian ajah harus ane yang nentuin. Pasangan macam apa mereka?

Setelah menelusuri benerapa arsip pesan, ane menentukan tanggal jadian mereka itu tanggal 14. Dan sampai saat ini, mereka beneran merayakannya setiap tanggal 14 dengan mengucapkan selamat via status masing-masing.

Sebulan dua bulan pertama hubungan berjalan, Rahma banyak mengecap manisnya cinta. Dia rutin menceritakan momen-momen bahagianya bersama teman ane yang rada aneh. Ane hanya menampung semua kebahagiaan semu yang diberikan si Abang buat si Rahma.

Mas, si Wati belum lama ini nembak saya,pesan singkat si Abang membuat ane menelan ludah.

Rupanya ada orang ketiga yang membuat si Abang setengah hati menjalani hubungannya dengan si Rahma. Dan Wati ini adalah teman dekatnya si Rahma juga. Wajar saja kalau si Abang agak berpura-pura bahwa ia dan Rahma tidak memiliki hubungan asmara untuk menjaga perasaan si Wati.

Salahnya, si Abang ini suka menjelek-jelekkan Rahma di depan si Wati. Dia sering berkirim SMS yang isinya cukup menyakitkan hati.

Segera ane bales pesannya, wah, kok jadi ribet gini ya? Saya sih menyerahkan sepenuhnya ke nte.

Oh iya, mas jangan sampai bilang ke Wati kalau saya ngasih tau soal penembakan ini juga ya! Saya percaya nte.

Aduh, nambah lagi rahasia konyol yang harus ane jaga. Sungguh, yang pacaran siapa, yang beban pikiran malah ane sendiri, gans. Ane kayak ngasuh bocah panti ajah karena harus ngarsipin pesan-pesan yang ane terima. Entah kenapa ane selalu rutin backup pesan itu buat jaga-jaga kalau dibutuhkan suatu saat.

Iya, tenang saja, ane bukan tipe orang yang bocor kok, balas ane.

***

Sebaik apapun kebusukan ditutupi, baunya akan tetap tercium. Suatu hari, si Rahma memergoki si Abang tengah menjelek-jelekkan dirinya melalui pesan singkat.

De, ane mau ke toilet dulu ya, kata si Abang.

Si Rahma hanya ngangguk sambil menyesap es cokelat yang dipesannya.

Triing.. Sebuah pesan masuk ke hape si Abang yang tergeletak di atas meja.

Penasaran, si Rahma membuka isinya. Betapa terkejutnya ia ketika membaca isinya, hahaha, jadi ceritanya nte lagi makan bareng Drama Queen nih, bang? Pasti nte abis disuruh jemput dia di tempat kerjanya juga kan? Nyusahin banged sih itu cewek!

Keributan besar terjadi. Rahma tak kuasa menahan airmata. Dia pun menceritakan kejadian itu kepada ane. Anehnya, si Abang mengaku kalau anelah biang keladi semua ini. Kejadian detailnya akan ane ceritakan di lanjutan kisahnya.