- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
AHOK: Saya Masih Ada hingga Okt'2017, Masih ada Jokowi, Penderitaanmu Masih Panjang


TS
solit4ire
AHOK: Saya Masih Ada hingga Okt'2017, Masih ada Jokowi, Penderitaanmu Masih Panjang
Ahok: Walaupun Saya Tak Terpilih Lagi, Masih Ada Pak Jokowi sampai 2019
Jumat, 15 April 2016 | 21:11 WIB

Ahok
JAKARTA, KOMPAS.com — Pemerintah Provinsi DKI Jakarta akan menerapkan key performance index (KPI) untuk pejabat eselon I dan II mulai 1 Mei 2016.
Penerapan kebijakan ini ditandai dengan penandatanganan perjanjian yang dilakukan pejabat eselon I dan II dengan disaksikan Gubernur Basuki Tjahaja Purnama di Balai Kota, Jumat (15/4/2016).
KPI adalah sebuah sistem yang mengharuskan pejabat eselon I dan II menentukan target kinerja.
Jika target yang diterapkan tidak tercapai, pejabat tersebut kemungkinan dicopot.
Ahok, sapaan Basuki, menyatakan bahwa sistem ini diharapkan dapat menjadi dasar yang jelas untuk mencopot seseorang apabila kinerjanya kurang.
"Kalaupun dicopot, dia bisa tahu persis, saya dicopot kenapa, semua ada angka. Saya ingin tidak cuma laporan, tetapi ada angka," kata Ahok dalam sambutannya.
Ahok yakin, dengan KPI ini, tidak ada lagi pejabat yang dicopot karena adanya pergantian kepala daerah.
Dengan demikian, ia berharap pejabat eselon I dan II dapat fokus bekerja tanpa berpolitik.
Atas dasar itu, Ahok menjamin pejabat eselon I dan II yang kinerjanya baik akan aman walaupun dia nantinya tak lagi terpilih sebagai gubernur.
Ia pun menjamin Presiden Joko Widodo akan menjaga agar KPI tetap diterapkan di lingkungan Pemprov DKI.
"Saya ingin kalau saya tidak jadi gubernur lagi di Jakarta, kawan-kawan aman. Walaupun saya tidak terpilih lagi, masih ada Pak Jokowi sampai 2019," ujar dia.
Selain menjamin tidak ada lagi pejabat yang dicopot tanpa alasan yang jelas, Ahok juga yakin KPI dapat membuat para pejabat saling membantu dalam pembangunan Jakarta.
Agar koordinasi berjalan baik, Ahok meminta para pejabat untuk aktif berkomunikasi di grup WhatsApp yang sudah mereka bentuk.
"Jangan sampai ada yang bilang kuping tidak butuh hidung. Kita ini satu badan yang saling membutuhkan," kata dia.
http://megapolitan.kompas.com/read/2...campaign=Kknwp
Ahok: Saya Masih Ada hingga Oktober 2017, Penderitaan Kalian Masih Panjang...
Kamis, 13 Agustus 2015 | 17:13 WIB

Ahok
JAKARTA, KOMPAS.com — Saat melantik Wali Kota Jakarta Selatan, Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama tak henti-hentinya mengultimatum pegawai negeri sipil (PNS) DKI. Ia meminta PNS DKI untuk tidak lagi memberi ataupun menerima setoran. Selain itu, ia juga mengimbau PNS DKI berkinerja lebih baik lagi.
"Saya minta alumni IPDN (Institut Pemerintahan Dalam Negeri) jangan suka kumpulin uang lagi. Uangnya kecil sih yang dipungut, Rp 20 juta-Rp 30 juta. Oknum orang Dinas Pajak juga kumpulin uang Rp 500 juta. Saya lagi cari buktinya. Mungkin 70 persen (PNS) mau saya pecat," kata Basuki di Balai Kota DKI Jakarta, Kamis (13/8/2015).
"Silakan Anda berpesta setelah tahun 2017. Namun kalau saya masih di sini, saya akan kejar Anda," kata Basuki lagi.
Basuki meminta agar berbagai imbauannya ini ditanggapi secara serius. Sebab, jika pejabat masih bekerja tidak baik, dia tak segan akan menjadikan pejabat tersebut sebagai staf.
Pejabat akan diminta belajar di Badan Pendidikan Latihan (Badiklat) DKI dan kehilangan tunjangan kinerja daerah (TKD) setara pejabat eselon. Jika masih tidak bekerja baik, 80 persen penghasilannya akan dihapus. Dengan kata lain, pegawai itu hanya menerima gaji pokok.
"Kalau masih kerja tidak baik juga, dipensiun-dinikan saja dan tidak usah diberi TKD. Kalau begitu, DKI hemat APBD Rp 1,2 triliun," kata Basuki.
Selain itu, menurut Basuki, banyak pula pegawai yang tidak jujur ketika mengisi E-TKD. Dia berharap, hal itu dapat diminimalkan.
"Saya tahu, sudah banyak yang lempar isu untuk jangan pilih saya pada Pilkada 2017. Namun ingat, saya masih di sini sampai Oktober 2017, jadi masih panjang juga penderitaan kalian. Saya ngomong begini karena saya sudah muak dengan kemunafikan," kata Basuki.
http://megapolitan.kompas.com/read/2...Masih.Panjang.
Ahok: Hingga Oktober 2017, Kamu Akan Lihat Jakarta yang Berbeda
10 Mar 2016 at 13:40 WIB

Ahok
Liputan6.com, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama tidak mau ambil pusing soal Pilkada DKI Jakarta. Sambil mempersiapkan diri, Ahok juga ingin Jakarta tetap maju hingga jabatannya berakhir Oktober 2017.
Ahok mengatakan, ingin meninggalkan kesan yang baik bila nantinya dia tidak terpilih lagi menjadi Gubernur DKI Jakarta. Pria berkaca mata itu pun optimistis wajah Jakarta akan berubah 2017.
"Saya sampai Oktober 2017 pun kamu akan lihat bedalah Jakarta. Tahun ini kamu lihat Jakarta beda lah. Saya jamin," ujar Ahok di Balai Kota, Jakarta, Kamis (10/3/2016).
Salah satu yang tengah disiapkan Ahok adalah sistem dalam menjalankan pemerintahan. Sehingga siapapun yang akan memimpin Jakarta nanti akan menerapkan standar tinggi dalam melayani warga Jakarta.
"Dengan anggaran saya perketat apalagi APBD 2017 nanti pakai template, orang Jakarta nanti nikmatinlah," jelas dia.
Mantan Bupati Belitung Timur itu menjamin sistem yang dibuatnya ini akan berpengaruh besar pada jalannya pemerintahan. Gubernur yang mencoba mengubah sistem yang sudah dia bangun dengan sembarangan akan berdampak buruk bagi mereka.
"Saya jamin sistem yang saya bangun, yang gantiin saya pun kalau dia ubah sembarangan di caci maki orang. Langsung jatuh dia. Saya buat standar tinggi. Kamu tahan enggak jadi gubernur tiap hari datang masuk pagi pukul 07.30 WIB sampai pulang malem, Sabtu-Minggu bawa pulang koper. Liburan bawa pulang koper. Mana ada disposisi saya yang lebih dari seminggu," pungkas Ahok.
http://news.liputan6.com/read/245550...a-yang-berbeda
Ahok di Mata Warga Jakarta: Arogan, tapi Bagus
KAMIS, 10 MARET 2016 | 06:49 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Sebagian warga Jakarta Utara menilai kinerja Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama sangat terlihat. Salah satu warga asli Jakarta Utara, Ano Sutarno, 43 tahun, menilai Ahok mampu mengurangi pengangguran. "Orang-orang pengangguran diangkat semua jadi pekerja PPSU," katanya di Jakarta Utara, Rabu, 9 Maret 2016.
Ano menuturkan banyak warga yang tadinya menganggur lalu dipekerjakan menjadi petugas prasarana dan sarana umum (PPSU). Selain itu, Ahok dianggap mampu mengurangi banjir di Jakarta. Sebelum Ahok menjadi gubernur, kata dia, banyak waduk yang tak berfungsi menampung air dengan baik.
Tidak hanya urusan lingkungan, soal birokrasi dan praktek korupsi juga Ahok dinilai tegas. Menurut Ano, siapa pun pejabat yang terbukti korupsi langsung dipecat Ahok. Ia bahkan memprediksi Ahok akan kembali menjadi Gubernur DKI Jakarta pada pemilihan kepala daerah 2017.
Sementara itu, Tarman, 38 tahun, warga Kelurahan Pegangsaan Dua, Kecamatan Kelapa Gading, Jakarta Timur, menilai Ahok mampu memenuhi kebutuhan warga Jakarta, khususnya rakyat kecil. Ahok dinilai mampu merangkul masyarakat, memprioritaskan warga Jakarta yang tidak mampu dengan diberi biaya sekolah. Namun Tarman juga mengkritik sikap Ahok yang terlalu menonjol. "Kelemahannya, dia emang arogan, terlalu berani, tapi bagus," ucapnya.
Pada pilkada DKI 2017, Ahok akan berpasangan dengan Heru Budi Hartono, mantan Wali Kota Jakarta Utara. Ahok berencana maju lewat jalur independen. Adapun Heru menyatakan kesiapannya mendampingi Ahok.
Namun Heru dinilai belum familiar di mata warga Jakarta Utara. "Kalau wakilnya, saya enggak bisa ngomong apa-apa, belum tahu latar belakangnya," tutur Tarman.
https://m.tempo.co/read/news/2016/03...gan-tapi-bagus
Mendagri Tjahjo Kumolo Tegur Ahok Soal Ucapan dan Tingkah Laku
Sabtu, 16 Apr 2016 - 06:25:37 WIB
Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo mulai gerah dengan kelakuan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) yang selalu membuat onar terhadap beberapa lembaga negara.
"Kalau ada masalah, bahas duduk bersama, jangan saling menyalahkan, seorang kepala daerah harus membangun kemitraan dengan semua pihak," kata Tjahjo di komplek gedung DPR Senayan, Jakarta, Jumat (15/4/2016).
Tjahjo meminta kepala daerah mampu memberikan contoh yang baik dan tak asal memberikan komentar terhadap lembaga negara lainnya.
“Ada yang bisa dibahas, ya bahas, jangan malah saling menyalahkan, kan ada ungkapan yang mengatakan mulutmu itu harimaumu," katanya.
Seperti diketahui, Ahok sering kali membuat keributan terhadap beberapa lembaga negara yang dinilainya salah.
Tercatat, Ahok pernah membuat perang terhadap KPK kalau dirinya sampai dijadikan tersangka. Tak hanya itu, Ahok pun terlihat tak akur dengan DPRD DKI terkait beberapa hal. Ahok pun juga beberapa kali tak mendengarkan saran Kementerian Dalam Negeri soal penyusunan APBD.
Soal reklamasi, Ahok bersitegang dengan Menteri Susi dan Seskab Pramono Anung. Teranyar, Ahok pun bersitegang dengan BPK. Ahok yang tak terima dengan hasil audit BPK mulai melemparkan tuduhan-tuduhan terhadap orang-orang di BPK.
http://www.teropongsenayan.com/36641...n-tingkah-laku
Pengamat: Ahok Arogan karena Kekuasaan
Jum'at, 13 Maret 2015 − 05:20 WIB
JAKARTA - Sikap arogan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dinilai karena Ahok menganggap telah memiliki kekuasaan yang tinggi. Sehingga mantan Bupati Belitung Timur ini dapat berbuat semaunya sendiri, termasuk berkomunikasi dengan caranya yang buruk.
Pakar komunikasi politik Universitas Pelita Harapan Emrus Sihombing menyatakan, terjadinya etika berkomunikasi yang buruk dipengaruhi juga dengan adanya faktor kekuasaan. Seseorang yang telah merasa memiliki kekuasaan tinggi membuat dirinya besar kepala dan cenderung bersikap dan berucap semaunya sendiri.
"Salah satu faktor penentu etika berkomunikasi yang buruk karena adanya arogansi kekuasaan. Mereka berpikir, mentang-mentang punya jabatan tinggi, bisa berbuat semaunya sendiri," ujarnya di forum diskusi publik dengan tema, "Konflik Gubernur DKI Jakarta vs DPRD: Benarkah Hanya Masalah Anggaran Siluman?" di Hotel Mega Proklamasi, Jakarta Pusat, Kamis 12 Maret kemarin.
Menurut Emrus, perbuatan seperti itu, khususnya yang dilakukan oleh Gubernur DKI kepada DPRD hanya membuat orang di lembaga legislatif tersebut menjadi rendah mata publik. Maka itu, wajar saja jika DPRD pun menyikapi perbuatan Ahok dengan respons yang negatif pula.
"Buruknya etika berkomunikasi akan membuat lawan bicara kita merespons dengan hal negatif pula. Jadi, tidak heran jika anggota dewan memberikan jawaban buruk saat dilakukan mediasi karena sikap Ahok pun kurang baik," tutupnya.
http://metro.sindonews.com/read/9757...aan-1426169554
Istana Mulai Tak Nyaman Dengan Tingkah Politik Ahok
15/04/2016

Ahok
Sepak terjang Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (BTP) alias Ahok mulai membuat Istana gerah. Pihak Istana disebut-sebut sudah mulai tidak nyaman dengan tingkah laku politik Ahok yang kerap menyerang lembaga-lembaga tinggi negara.
Beberapa di antara lembaga negara yang diserang Ahok adalah Badan Pemeriksa Keuangan (BPK). Tidak tanggung-tanggung, Ahok menyebutkan BPK ngaco. Penyebabnya karena temuan hasil audit BPK soal pembelian RS Sumber Waras menyeret Ahok dalam lingkaran korupsi.
Lahan tersebut dibeli secara tidak wajar dan tidak sesuai nilai obyek pajak (NJOP), sehingga ada kerugian negara hingga Rp191 miliar. Namun demikian, Ahok tidak terima dengan hasil temuan BPK tersebut dan malah balik menyerang BPK.
“Kini Istana mulai tak nyaman dengan Ahok,” ujar seorang sumber terpercaya kepada wartawan Istana, Kamis (14/04/2016).
Menurut sumber tersebut, Istana sudah kesulitan mengontrol gaya komunikasi Ahok yang kerap telah melampaui batas.
“Istana sudah sulit kontrol Ahok.”
Bahkan sumber ini juga menyebutkan bahwa Ahok sendiri sudah tinggal menunggu waktu untuk duduk di kursi pesakitan akibat korupsinya. Sebab, penegasan mantan Ketua KPK, Taufiqurrachman Ruki, Ahok sudah layak dijadikan tersangka Sumber Waras.
“Sekarang tunggu saja penegak hukum. Kalau kata Pak Ruki, sudah jelas Ahok korupsi dan mestinya sudah tersangka,” jelasnya.
http://www.klikaktifis.com/istana-mu...-politik-ahok/
---------------------------------------------------------------------------
Pesan Eyang Harto dulu, jadi pejabat itu jangan merasa 'adigang, adigung, adiguna'
Kata pepatah china kuno, 'diatas gunung masih ada gunung, diatas langit masih ada langit'

Jumat, 15 April 2016 | 21:11 WIB

Ahok
JAKARTA, KOMPAS.com — Pemerintah Provinsi DKI Jakarta akan menerapkan key performance index (KPI) untuk pejabat eselon I dan II mulai 1 Mei 2016.
Penerapan kebijakan ini ditandai dengan penandatanganan perjanjian yang dilakukan pejabat eselon I dan II dengan disaksikan Gubernur Basuki Tjahaja Purnama di Balai Kota, Jumat (15/4/2016).
KPI adalah sebuah sistem yang mengharuskan pejabat eselon I dan II menentukan target kinerja.
Jika target yang diterapkan tidak tercapai, pejabat tersebut kemungkinan dicopot.
Ahok, sapaan Basuki, menyatakan bahwa sistem ini diharapkan dapat menjadi dasar yang jelas untuk mencopot seseorang apabila kinerjanya kurang.
"Kalaupun dicopot, dia bisa tahu persis, saya dicopot kenapa, semua ada angka. Saya ingin tidak cuma laporan, tetapi ada angka," kata Ahok dalam sambutannya.
Ahok yakin, dengan KPI ini, tidak ada lagi pejabat yang dicopot karena adanya pergantian kepala daerah.
Dengan demikian, ia berharap pejabat eselon I dan II dapat fokus bekerja tanpa berpolitik.
Atas dasar itu, Ahok menjamin pejabat eselon I dan II yang kinerjanya baik akan aman walaupun dia nantinya tak lagi terpilih sebagai gubernur.
Ia pun menjamin Presiden Joko Widodo akan menjaga agar KPI tetap diterapkan di lingkungan Pemprov DKI.
"Saya ingin kalau saya tidak jadi gubernur lagi di Jakarta, kawan-kawan aman. Walaupun saya tidak terpilih lagi, masih ada Pak Jokowi sampai 2019," ujar dia.
Selain menjamin tidak ada lagi pejabat yang dicopot tanpa alasan yang jelas, Ahok juga yakin KPI dapat membuat para pejabat saling membantu dalam pembangunan Jakarta.
Agar koordinasi berjalan baik, Ahok meminta para pejabat untuk aktif berkomunikasi di grup WhatsApp yang sudah mereka bentuk.
"Jangan sampai ada yang bilang kuping tidak butuh hidung. Kita ini satu badan yang saling membutuhkan," kata dia.
http://megapolitan.kompas.com/read/2...campaign=Kknwp
Ahok: Saya Masih Ada hingga Oktober 2017, Penderitaan Kalian Masih Panjang...
Kamis, 13 Agustus 2015 | 17:13 WIB

Ahok
JAKARTA, KOMPAS.com — Saat melantik Wali Kota Jakarta Selatan, Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama tak henti-hentinya mengultimatum pegawai negeri sipil (PNS) DKI. Ia meminta PNS DKI untuk tidak lagi memberi ataupun menerima setoran. Selain itu, ia juga mengimbau PNS DKI berkinerja lebih baik lagi.
"Saya minta alumni IPDN (Institut Pemerintahan Dalam Negeri) jangan suka kumpulin uang lagi. Uangnya kecil sih yang dipungut, Rp 20 juta-Rp 30 juta. Oknum orang Dinas Pajak juga kumpulin uang Rp 500 juta. Saya lagi cari buktinya. Mungkin 70 persen (PNS) mau saya pecat," kata Basuki di Balai Kota DKI Jakarta, Kamis (13/8/2015).
"Silakan Anda berpesta setelah tahun 2017. Namun kalau saya masih di sini, saya akan kejar Anda," kata Basuki lagi.
Basuki meminta agar berbagai imbauannya ini ditanggapi secara serius. Sebab, jika pejabat masih bekerja tidak baik, dia tak segan akan menjadikan pejabat tersebut sebagai staf.
Pejabat akan diminta belajar di Badan Pendidikan Latihan (Badiklat) DKI dan kehilangan tunjangan kinerja daerah (TKD) setara pejabat eselon. Jika masih tidak bekerja baik, 80 persen penghasilannya akan dihapus. Dengan kata lain, pegawai itu hanya menerima gaji pokok.
"Kalau masih kerja tidak baik juga, dipensiun-dinikan saja dan tidak usah diberi TKD. Kalau begitu, DKI hemat APBD Rp 1,2 triliun," kata Basuki.
Selain itu, menurut Basuki, banyak pula pegawai yang tidak jujur ketika mengisi E-TKD. Dia berharap, hal itu dapat diminimalkan.
"Saya tahu, sudah banyak yang lempar isu untuk jangan pilih saya pada Pilkada 2017. Namun ingat, saya masih di sini sampai Oktober 2017, jadi masih panjang juga penderitaan kalian. Saya ngomong begini karena saya sudah muak dengan kemunafikan," kata Basuki.
http://megapolitan.kompas.com/read/2...Masih.Panjang.
Ahok: Hingga Oktober 2017, Kamu Akan Lihat Jakarta yang Berbeda
10 Mar 2016 at 13:40 WIB

Ahok
Liputan6.com, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama tidak mau ambil pusing soal Pilkada DKI Jakarta. Sambil mempersiapkan diri, Ahok juga ingin Jakarta tetap maju hingga jabatannya berakhir Oktober 2017.
Ahok mengatakan, ingin meninggalkan kesan yang baik bila nantinya dia tidak terpilih lagi menjadi Gubernur DKI Jakarta. Pria berkaca mata itu pun optimistis wajah Jakarta akan berubah 2017.
"Saya sampai Oktober 2017 pun kamu akan lihat bedalah Jakarta. Tahun ini kamu lihat Jakarta beda lah. Saya jamin," ujar Ahok di Balai Kota, Jakarta, Kamis (10/3/2016).
Salah satu yang tengah disiapkan Ahok adalah sistem dalam menjalankan pemerintahan. Sehingga siapapun yang akan memimpin Jakarta nanti akan menerapkan standar tinggi dalam melayani warga Jakarta.
"Dengan anggaran saya perketat apalagi APBD 2017 nanti pakai template, orang Jakarta nanti nikmatinlah," jelas dia.
Mantan Bupati Belitung Timur itu menjamin sistem yang dibuatnya ini akan berpengaruh besar pada jalannya pemerintahan. Gubernur yang mencoba mengubah sistem yang sudah dia bangun dengan sembarangan akan berdampak buruk bagi mereka.
"Saya jamin sistem yang saya bangun, yang gantiin saya pun kalau dia ubah sembarangan di caci maki orang. Langsung jatuh dia. Saya buat standar tinggi. Kamu tahan enggak jadi gubernur tiap hari datang masuk pagi pukul 07.30 WIB sampai pulang malem, Sabtu-Minggu bawa pulang koper. Liburan bawa pulang koper. Mana ada disposisi saya yang lebih dari seminggu," pungkas Ahok.
http://news.liputan6.com/read/245550...a-yang-berbeda
Ahok di Mata Warga Jakarta: Arogan, tapi Bagus
KAMIS, 10 MARET 2016 | 06:49 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Sebagian warga Jakarta Utara menilai kinerja Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama sangat terlihat. Salah satu warga asli Jakarta Utara, Ano Sutarno, 43 tahun, menilai Ahok mampu mengurangi pengangguran. "Orang-orang pengangguran diangkat semua jadi pekerja PPSU," katanya di Jakarta Utara, Rabu, 9 Maret 2016.
Ano menuturkan banyak warga yang tadinya menganggur lalu dipekerjakan menjadi petugas prasarana dan sarana umum (PPSU). Selain itu, Ahok dianggap mampu mengurangi banjir di Jakarta. Sebelum Ahok menjadi gubernur, kata dia, banyak waduk yang tak berfungsi menampung air dengan baik.
Tidak hanya urusan lingkungan, soal birokrasi dan praktek korupsi juga Ahok dinilai tegas. Menurut Ano, siapa pun pejabat yang terbukti korupsi langsung dipecat Ahok. Ia bahkan memprediksi Ahok akan kembali menjadi Gubernur DKI Jakarta pada pemilihan kepala daerah 2017.
Sementara itu, Tarman, 38 tahun, warga Kelurahan Pegangsaan Dua, Kecamatan Kelapa Gading, Jakarta Timur, menilai Ahok mampu memenuhi kebutuhan warga Jakarta, khususnya rakyat kecil. Ahok dinilai mampu merangkul masyarakat, memprioritaskan warga Jakarta yang tidak mampu dengan diberi biaya sekolah. Namun Tarman juga mengkritik sikap Ahok yang terlalu menonjol. "Kelemahannya, dia emang arogan, terlalu berani, tapi bagus," ucapnya.
Pada pilkada DKI 2017, Ahok akan berpasangan dengan Heru Budi Hartono, mantan Wali Kota Jakarta Utara. Ahok berencana maju lewat jalur independen. Adapun Heru menyatakan kesiapannya mendampingi Ahok.
Namun Heru dinilai belum familiar di mata warga Jakarta Utara. "Kalau wakilnya, saya enggak bisa ngomong apa-apa, belum tahu latar belakangnya," tutur Tarman.
https://m.tempo.co/read/news/2016/03...gan-tapi-bagus
Mendagri Tjahjo Kumolo Tegur Ahok Soal Ucapan dan Tingkah Laku
Sabtu, 16 Apr 2016 - 06:25:37 WIB
Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo mulai gerah dengan kelakuan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) yang selalu membuat onar terhadap beberapa lembaga negara.
"Kalau ada masalah, bahas duduk bersama, jangan saling menyalahkan, seorang kepala daerah harus membangun kemitraan dengan semua pihak," kata Tjahjo di komplek gedung DPR Senayan, Jakarta, Jumat (15/4/2016).
Tjahjo meminta kepala daerah mampu memberikan contoh yang baik dan tak asal memberikan komentar terhadap lembaga negara lainnya.
“Ada yang bisa dibahas, ya bahas, jangan malah saling menyalahkan, kan ada ungkapan yang mengatakan mulutmu itu harimaumu," katanya.
Seperti diketahui, Ahok sering kali membuat keributan terhadap beberapa lembaga negara yang dinilainya salah.
Tercatat, Ahok pernah membuat perang terhadap KPK kalau dirinya sampai dijadikan tersangka. Tak hanya itu, Ahok pun terlihat tak akur dengan DPRD DKI terkait beberapa hal. Ahok pun juga beberapa kali tak mendengarkan saran Kementerian Dalam Negeri soal penyusunan APBD.
Soal reklamasi, Ahok bersitegang dengan Menteri Susi dan Seskab Pramono Anung. Teranyar, Ahok pun bersitegang dengan BPK. Ahok yang tak terima dengan hasil audit BPK mulai melemparkan tuduhan-tuduhan terhadap orang-orang di BPK.
http://www.teropongsenayan.com/36641...n-tingkah-laku
Pengamat: Ahok Arogan karena Kekuasaan
Jum'at, 13 Maret 2015 − 05:20 WIB
JAKARTA - Sikap arogan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dinilai karena Ahok menganggap telah memiliki kekuasaan yang tinggi. Sehingga mantan Bupati Belitung Timur ini dapat berbuat semaunya sendiri, termasuk berkomunikasi dengan caranya yang buruk.
Pakar komunikasi politik Universitas Pelita Harapan Emrus Sihombing menyatakan, terjadinya etika berkomunikasi yang buruk dipengaruhi juga dengan adanya faktor kekuasaan. Seseorang yang telah merasa memiliki kekuasaan tinggi membuat dirinya besar kepala dan cenderung bersikap dan berucap semaunya sendiri.
"Salah satu faktor penentu etika berkomunikasi yang buruk karena adanya arogansi kekuasaan. Mereka berpikir, mentang-mentang punya jabatan tinggi, bisa berbuat semaunya sendiri," ujarnya di forum diskusi publik dengan tema, "Konflik Gubernur DKI Jakarta vs DPRD: Benarkah Hanya Masalah Anggaran Siluman?" di Hotel Mega Proklamasi, Jakarta Pusat, Kamis 12 Maret kemarin.
Menurut Emrus, perbuatan seperti itu, khususnya yang dilakukan oleh Gubernur DKI kepada DPRD hanya membuat orang di lembaga legislatif tersebut menjadi rendah mata publik. Maka itu, wajar saja jika DPRD pun menyikapi perbuatan Ahok dengan respons yang negatif pula.
"Buruknya etika berkomunikasi akan membuat lawan bicara kita merespons dengan hal negatif pula. Jadi, tidak heran jika anggota dewan memberikan jawaban buruk saat dilakukan mediasi karena sikap Ahok pun kurang baik," tutupnya.
http://metro.sindonews.com/read/9757...aan-1426169554
Istana Mulai Tak Nyaman Dengan Tingkah Politik Ahok
15/04/2016
Ahok
Sepak terjang Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (BTP) alias Ahok mulai membuat Istana gerah. Pihak Istana disebut-sebut sudah mulai tidak nyaman dengan tingkah laku politik Ahok yang kerap menyerang lembaga-lembaga tinggi negara.
Beberapa di antara lembaga negara yang diserang Ahok adalah Badan Pemeriksa Keuangan (BPK). Tidak tanggung-tanggung, Ahok menyebutkan BPK ngaco. Penyebabnya karena temuan hasil audit BPK soal pembelian RS Sumber Waras menyeret Ahok dalam lingkaran korupsi.
Lahan tersebut dibeli secara tidak wajar dan tidak sesuai nilai obyek pajak (NJOP), sehingga ada kerugian negara hingga Rp191 miliar. Namun demikian, Ahok tidak terima dengan hasil temuan BPK tersebut dan malah balik menyerang BPK.
“Kini Istana mulai tak nyaman dengan Ahok,” ujar seorang sumber terpercaya kepada wartawan Istana, Kamis (14/04/2016).
Menurut sumber tersebut, Istana sudah kesulitan mengontrol gaya komunikasi Ahok yang kerap telah melampaui batas.
“Istana sudah sulit kontrol Ahok.”
Bahkan sumber ini juga menyebutkan bahwa Ahok sendiri sudah tinggal menunggu waktu untuk duduk di kursi pesakitan akibat korupsinya. Sebab, penegasan mantan Ketua KPK, Taufiqurrachman Ruki, Ahok sudah layak dijadikan tersangka Sumber Waras.
“Sekarang tunggu saja penegak hukum. Kalau kata Pak Ruki, sudah jelas Ahok korupsi dan mestinya sudah tersangka,” jelasnya.
http://www.klikaktifis.com/istana-mu...-politik-ahok/
---------------------------------------------------------------------------
Pesan Eyang Harto dulu, jadi pejabat itu jangan merasa 'adigang, adigung, adiguna'
Kata pepatah china kuno, 'diatas gunung masih ada gunung, diatas langit masih ada langit'

0
10K
41


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan