Quote:
Bandung - Jadwal terbang perdana pesawat N-219 produksi bersama PT Dirgantara Indonesia (DI) dengan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) molor dari jadwal semula pada bulan April-Mei 2016.
Kepala Lapan Thomas Djamaluddin mengatakan pemunduran jadwal itu karena ada beberapa masalah teknis terkait proses sertifikasi dari Kementerian Perhubungan.
"Harus cermat karena mengikuti standar internasional," kata Thomas di Bandung, Kamis (14/4).
Pesawat berkapasitas 19 penumpang itu tahapan produksinya sudah dirintis sejak tahun 2006 silam. Saat ini, pengujian terkait sertifikasi struktur pesawat itu sudah mencapai 75 persen.
Manajer Program N-219 dari PT DI, Budi Sampurno, mengatakan kendala sertifikasi itu berada pada bagian komponen.
"Terkait pengujian integration function," terang Budi.
Biaya produksi pesawat setidaknya Rp 500 miliar hingga tahap sertifikasi. Selepas produksi N-219 berjalan, bakal ada generasi selanjutnya yaitu pesawat N-245 dengan kapasitas 50 penumpang. Selain itu akan ada pesawat N-270 yang berkapasitas 70 penumpang.
Thomas dan Budi menyampaikan optimisme bahwa produksi pesawat tersebut sudah bisa berjalan pada pertengahan tahun 2017 mendatang.
Untuk masuk pada proses produksi, pesawat N-219 harus terlebih dahulu melaksanakan terbang perdana dan mengantongi beberapa ribu jam terbang. Apabila sertifikasi kelaikan terbang itu sudah lengkap, maka proses produksi baru bisa dimulai.
"Pengiriman pertama diharapkan pada bulan Agustus 2017," kata Budi, seraya menambahkan kapasitas produksi pada tahun tersebut diperkirakan mencapai enam pesawat setiap tahunnya.
Kapasitas produksi bakal meningkat menjadi 12 unit per tahun pada saat pesanan pesawat mencapai kisaran 40 unit.
http://www.beritasatu.com/ekonomi/36...g-perdana.html
smoga sesuai dengan rencana..
