Padahal isu sebenarnya adalah:
Pertanyaan yang gak bakal bisa dijawab fanboi pemabok Ahoax:
1. Knp gak coba nawar sehingga bisa beli di bawah harga NJOP?
2. Knp gak membuka ke publik bahwa penjual lahan adalah orang istana (raja judi wantimpres dari nasdem jan darmadi yang juga Ketua Umum Yayasan Kesehatan Sumber Waras sebagai pemilik lahan)?
3. Knp pembayaran pake cek tunai di malam hari, dan di luar jam kerja di saat rakyat sedang liburan tahun baru (30 Desember 2014)? apa urgensinya? toh sampe sekarang proses balik lama juga berjalan lambat dan desain rumah sakit kankernya juga blom ada/blom dibuat.
4. Knp cek tunai itu langsung dicairin oleh Yayasan Kesehatan Sumber Waras pada keesokan hari 31 Desember 2014?
5. Knp langsung beli pake uang persediaan tunai pemprov DKI yang biasanya cuma dipake buat beli barang kecil-kecilan/kebutuhan operasional?
Quote:
Seorang kawan lama, WNI Muslim, keturunan China dan pengusaha sukses menulis dan mempersilahkan utk disebarluaskan -- Masalah gubernur Ahok & Pembelian Lahan Sumber Waras:
1. Ahok seorang yg tentu pandai - apalagi dia warga keturunan - sangat paham dengan masalah business/ekonomi.
2. Barang yg berharga 565 Miliar - (ada kontrak dan dibayar DP 50 miliar, artinya harga tersebut valid) - dalam 1 minggu sejak dibatalkan karena "dibuat agar batal dengan tidak diterbitkan IMB nya" dalam 7 hari dibeli oleh nya 755 Miliar tanpa upaya negosiasi atau tawar menawar? Bagi seorang yg pinter - mengerti business apa lagi anak dari keluarga business - hal seperti itu dapat disebut sangat aneh atau biasa diistilahkan gong ciak sai!
3. Barang yg dibeli bukan sangat urgent -karena saat dibeli sampai sekarang setelah hampir 2 tahun- perencanaanpun belum selesai! Mengapa untuk memberi waktu menawar saja tidak ada?
4. Memang secara aturan boleh dibeli sesuai NJOP - 20 jt - tetapi tidak ada larangan atau melanggar aturan bila dapat dibeli lebih rendah yg menguntungkan DKI! Tetapi tidak pernah diupayakan.
5. Jadi peraturan dicari celahnya untuk dipakai sebagai pembenaran suatu tindakan yang seperti itu - jelas akan menimbulkan pertanyaan.
Kok bisa seorang pintar seperti Ahok -anak pengusaha yg mengerti pedoman business- yg terkenal ulet dalam melakukan tawar menawar (warga keturunan ketat dan tidak boros) perbedaan 190 Miliar tidak di ambil peduli?! Ada apa?
Jadi bukan hanya sekedar urusan peraturan dan legal - ini sudah di luar akal sehat - kalau itu dilakukan oleh kalangan kita - jelas kita akan disebut gong ciak sai.. beda 190 miliar kok ga ditawar - kok malah kelihatan buru-buru dibayar - padahal pajak PBB saja belum dibayar - kok demikian ngebet? Kan aturan yang menerbitkan DKI - ga ada orang lain mau beli kalau izin tidak dikeluarkan!
Marilah semua dilihat berdasarkan akal sehat - bukan masalah berpihak atau tidak berpihak - mendukung tentu Hak setiap orang - tetapi membabi buta tidak mau melihat kenyataan dan double standard berarti yg mendukung ikut pintar melihat celah2 peraturan?
Itu saya tulis dan saya kirimkan kekalangan pengusaha atau warga keturunan - agar bisa melihat semua dengan lebih fair.
Isu terakhir, kok ada kolusi dgn wantimpres raja judi jan darmadi dari nasdem itu sih?