Yang ngalamin ini tante ane. Sebelum men-judge banyak informasi yang mungkin miss, tolong baca kronologisnya sampai tuntas.
Kejadian bermula dari 3 taon yg lalu. Tante ane ditelepon sama Golden Panorama, nawarin voucher diskon hotel dll. Pembayaran via kartu kredit senilai Rp 2.900.000. Saat itu tante ane waktu ditelepon dijelasin banyak ngomong "ya" dan menjawab data yang ditanyain (seperti nama dan alamat), jadi si penelepon menganggap tante ane setuju dan tiba-tiba bilang nanti ada orang yang datang buat gesek EDC dan aplikasi sudah dibuatkan. Beberapa jam kemudian ada orang datang ke rumah bawa mesin EDC dari Golden Panorama sambil bawain vouchernya. Tante ane lgs bingung perasaan dia ga ngomong mau setuju mau beli tuh voucher. Tapi terus ditelepon lagi sama orang Golden Panorama nya dan dihasut apa gtu sama petugas EDC nya, tante ane gesek juga tuh kartu kredit. Hilang sudah Rp 2.900.000, diganti dengan voucher.
Karena sudah ada voucher itu, tante ane waktu ada perlu ke Jakarta, mau coba pakai tuh voucher di Amaris Hotel Thamrin City Jakarta, padahal biasa nginep di rumah temen tante ato di kosan ane (ane ngkos di Jakarta). Tante ane gaptek, maklum dah tua, jadi ane yang bantu booking hotel pakai vouchernya itu. Prosesnya ribet dan berbelit-belit, harus telepon sana sini dilempar sana sini hanya untuk booking Amaris Hotel semalam seharga Rp 450.000 pakai voucher diskon Golden Panorama. Vouchernya sampe dikirim dari Malang ke Jakarta (ke tempat ane) via JNE buat nunjukin ke pihak Amaris. Alhasil sukses dipakai.
Berikutnya mau dipakai di Hotel Klub Bunga Malang dan Agrowisata Batu untuk tempat tinggal tamu yang akan datang (tante ane tinggal di Malang). Namun, setelah proses ribet telepon sana sini dilempar sana sini yang tak kunjung selesai, sampai hari H tamu datang voucher ga bisa dipakai, dan akhirnya tante ane ga jadi pakai tuh voucher. Dan setelah itu tante ane sakit ati dan tidak mau pakai sisa vouchernya lagi daripada pusing, dan merelakan Rp 2.900.000 nya. Dan ane cek di kaskus di link
http://www.kaskus.co.id/thread/5119a...batavia-tour/,ada kejadian hampir serupa.
Skip sampai akhir Maret tahun 2016, di mana kejadian aneh yang melanggar hukum perlindungan konsumen terjadi.
Pada akhir Maret tahun 2016, tanggal berapa lupa, jam 11 siang, waktu tante ane sibuk2nya masak di dapur buat bikin pesanan orang, ada telepon dari orang yang mengaku dari Golden Panorama bernama Rony siapa gitu. Berikut kira-kira isi percakapannya (bukan percakapan asli ya, karena gada rekamannya, hanya kira-kira saja dari ingatan tante ane, tapi harusnya bener. Tante ane cerita ke ane tanpa ada maksud masukin ke Kaskus, tapi sepertinya aneh butuh masukin nih biar pada tau).
R: Ronny. T: tante ane
R: Selamat siang Bu, saya dari Golden Panorama, mau menanyakan bagaimana dengan pelayanan kami? Apakah puas Bu?
T: Kecewa sekali, mau pakai ribet, proses lama dan ujung2nya ga bisa pakai sampai hangus semua.
R: Oh gitu ya Bu. Maaf sekali kalau begitu. Jadi ini membershipnya mau dilanjutin atau ga bu?
T: Ga usa. Saya ga pakai lagi kok.
R: Oh jadi mau ditutup ya Bu. Ok nanti akan saya proses. Dan karena Ibu kecewa, nanti akan saya kembalikan uang pendaftaran Ibu dulu sebesar Rp. 2.900.000. Mau dikembalikan ke kartu kredit yang digesek kemarin atau transfer rekening ya?
T: Emang bisa ya? Ya kalo bisa transfer aja ke rekening pribadi
R: Rekeningnya berapa dan bank mana Bu?
T: Bank BCA dengan nomor rekening ************* atas nama -********************
R: Baik Bu. nanti akan saya transfer. Tapi Bu, ada biaya penutupan membership sebesar Rp 950.000.
T: Hah? ada biaya lagi? Ya uda potong aja langsung dari Rp 2.900.000 itu kan beres
R: Ga bisa Bu. Ibu harus transfer dulu ke kami, baru nanti kami transfer ke Ibu
T: Ga usa kalo gitu. Ambil aja itu Rp 2.900.000 nya, ga usa dikembaliin, tapi ga usa diperpanjang juga.
R: Kalo Ibu ga transfer, otomatis dianggap membershipnya diperpanjang dan Ibu akan dikenakan biaya Rp 6.900.000 yang langsung dipotong dari kartu kredit Ibu yang terdaftar di kita.
T: (tante ane mulai kebingungan). Lha saya lagi repot masak, gimana saya mau transfer nya?
R: Gini aja Bu. Ibu bisa transfer nanti, saya kasi waktu sampai jam 3 sore ya Bu. Ibu ada BBM? Bisa minta pin BB nya Bu? Nanti bukti transfernya difoto aja dan dikirim ke BBM.
T: Ada. Pin BB *******
R: Saya add ya bu
T: (cek di BB nya dan sudah di add)
R: Nomor rekeningnya saya uda kasi di BBM ya. saya tunggu sampai jam 3. Itu nomor rekening manager saya.
(namanya Mohamad sapa gt, lupa)
T: Ok ok. Saya masih sibuk. Nanti saya kabari lagi.
(terus pamitan dan telepon ditutup)
Tante ane nglanjutin masak sendirian di rumah tapi bingung dan takut kalo2 dipotong 6.9jt itu. Alhasil jam 12, tante ane telepon ke bank kartu kreditnya dan menceritakan kejadian ini. Si CS kartu kredit bilang seharusnya ga bisa autodebet gitu tanpa menggunakan tanda tangan atau PIN. Tapi kalau kartu kredit nya didaftarin untuk belanja online, dan mungkin mesin EDC nya Golden Panorama terdaftar sebagai online shop, bisa otomatis dicharge tanpa butuh tanda tangan atau PIN. CS bank nawarin solusi buat blokir kartu kredit dan diganti dengan kartu baru dengan nomor kartu baru. Untung point reward dan limit tidak berubah. Tante ane setuju untuk blokir. Lalu tante ane telepon ke BCA, cerita kejadian ini dan nanya apa bisa diautodebet. Untung pihak bank berkata tidak bakal bisa diautodebet kalo hanya punya nomor rekeningnya saja.
Tante ane jadi agak tenang saat itu.
Jam 14.30, ditelepon lagi sama tuh orang (Rony siapa itu):
R: Sore Bu. Apa Ibu sudah transfer?
T: Setelah dipikir-pikir, saya ga mau transfer. Masa buat penutupan aja segitu. Kalo memang harus bayar, langsung potong aja dari uang yang Rp 2.900.000 itu
R: Lho ga bisa Bu. Kalau Ibu ga transfer nanti bakal dipotong Rp 6.900.000 dari kartu kredit Ibu lho
T: Potong saja. Kartu kreditnya uda saya blokir, ga bakal bisa ada transaksi.
(lalu si Rony ini ngomong panjang lebar dengan cepat dan nada marah/jengkel sampai tante ane ga ngerti dan ga inget apa yang dibicarakan dan ga bisa dipotong omongannya, lalu ga pake pamitan ato apa langsung telepon ditutup).
Lalu tante ane kepikiran buat simpan percakapan yang ada di BBMnya, waktu dicari-cari kontaknya sudah hilang. Sepertinya si Rony itu uda delete contact BBM tante ane jadi hilang semua percakapan. Lalu beberapa menit kemudian, ada SMS masuk dari si Rony itu (no HP:
081319269548) yang bilang kalau kartu kredit sudah sukses dipotong Rp 6.900.000, dan tagihan bisa dicek di tagihan bulan berikutnya. Sontak tante ane langsung panik lagi dan telepon ke CS kartu kredit, nanyain status transaksi terakhir, dan apa ada potongan Rp. 6.900.000. Untungnya tidak ada karena kartu kredit sudah diblokir dari jam 12.00 siang, dan beberapa hari kemudian tante ane nyempetin ke Bank buat print buku tabungan untuk cek transaksi Rp 6.900.000, untung tidak ada juga.
Well, kesimpulannya, hati-hati dengan Golden Panorama ini, dan jangan asal gesek kartu kredit di mesin EDC sih.
Dan ane denger di radio JakFM, sepertinya Indonesia sudah ada perlindungan konsumen, diliat dari link
Apa yang dilakukan Golden Panorama ini bisa dibilang melanggar hukum kan? Melakukan tindakan pemaksaan dan ancaman kepada konsumen untuk melakukan hal yang tidak dikehendaki. Tapi sepertinya kalau dilaporin ke polisi, bakal makan biaya yang gede (biasalah ya, Indonesia), dan apalagi bukti percakapan telepon dan BBM nya tidak ada. Hanya ada SMS yang mengatakan status autodebet di kartu kredit berhasil. Apa ada cara singkat buat nglaporin ke pihak berwajib?
Ato sapa tau ada yang punya pengalaman yang sama atau punya cara buat nglaporin Golden Panorama ini ke polisi?