- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
YLKI Ragukan Kualitas Fakultas Kedokteran di Indonesia


TS
heavenisnomore
YLKI Ragukan Kualitas Fakultas Kedokteran di Indonesia
Quote:

Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) meragukan kualitas fakultas kedokteran di berbagai universitas di Indonesia. "Karena terbukti yang terakreditasi A hanya 14 FK atau 19 persen. Terakreditasi B sebanyak 31 FK (41 persen) dan bahkan 30 FK dengan akreditasi C sebanyak 40 persen," kata Ketua Pengurus Harian YLKI Tulus Abadi dalam keterangan resminya, Selasa, 12 April 2016.
Tulus mengatakan, apabila pemerintah konsisten dengan mutu pendidikan kedokteran dan lulusannya, fakultas kedokteran yang terakreditasi C sebaiknya ditingkatkan terlebih dahulu menjadi akreditasi B. "Atau jika FK dengan akreditasi C tersebut tidak mampu meningkatkan performanya, maka bukan hal yang mustahil untuk dieliminasi saja, sehingga tidak berpotensi merugikan mahasiswa dan masyarakat," katanya.
Argumen bahwa Indonesia kekurangan profesi dokter, menurut Tulus, tidak tepat. Sebab, ia menuturkan rasio kecukupan dokter di Indonesia adalah 40 berbanding 100 ribu. Sedangkan, kata dia, saat ini rasio itu sudah terlewati dengan angka 40,5 berbanding 100 ribu.
Tulus mengungkapkan yang menjadi persoalan justru soal distribusinya, karena lebih dari 50 persen dokter berada di Pulau Jawa dan Bali. "Ini yang secara urgen harus dilakukan pembenahan oleh Kemenkes atau KKI, agar distribusi dokter merata, khususnya dokter spesialis," ujarnya.
Menurut Tulus, seharusnya pemerintah tidak terus-menerus membuka fakultas kedokteran tanpa standar dan akreditasi yang jelas. Ia pun meminta agar pemerintah membuka informasi kepada publik, fakultas kedokteran mana saja yang status akreditasinya C, serta mengimbau masyarakat dan calon mahasiswa untuk lebih berhati-hati.
"Karut-marut pendidikan kedokteran tersebut pada akhirnya akan berdampak dan merugikan calon mahasiswa kedokteran dan berimbas pula pada rendahnya kualitas dokter. Dan ending-nya akan berdampak pada perlindungan konsumen jasa kesehatan dan mengancam keselamatan pasien."
https://nasional.tempo.co/read/news/...n-di-indonesia
0
4.1K
Kutip
55
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan