Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

kurniadihusengoAvatar border
TS
kurniadihusengo
Militer Filipina Serbu Abu Sayyaf, Bagaimana Nasib 10 WNI yang Disandera?


Jakarta - Operasi militer yang digelar oleh pemerintah Filipina terhadap kelompok Abu Sayyaf sudah digelar Sabtu (9/4) kemarin. Namun, apakah itu berhasil membebaskan sejumlah sandera?

Dubes RI di Filipina Johny Lumintang mengatakan, belum ada informasi resmi yang signifikan dari pemerintah Filipina soal nasib 10 WNI yang disandera. Sejauh ini, pihaknya masih memantau secara intensif soal kondisi mereka.

"Sejauh ini, kondisinya masih sama, masih monitor terus. Dari operasi militer kemarin, sampai saat ini belum ada kabar berita (soal sandera)," kata Johny saat dikonfirmasi detikcom, Minggu (10/4/2016).

Menurut Johny, operasi militer tidak pernah diinformasikan ke pihak lain. Karena itu, perkembangan soal itu pun sangat minim. Yang jelas, upaya pemerintah melakukan koordinasi dengan penyandera dan para sandera masih berjalan.

"Kita ada perwakilan wilayah yang monitor terus," tegasnya.

Kementerian Luar Negeri pada Jumat (8/4) lalu memastikan, 10 WNI yang disandera dalam keadaan baik dan sehat. Kemlu terus melakukan komunikasi dengan Pemerintah Filiphina terkait pembebasan para sandera. Komunikasi dengan kelompok Abu Sayyaf juga terus dijalin.

Upaya Kemlu ini sesuai dengan perintah Presiden Jokowi. Seperti diketahui, Presiden memerintahkan mengedepankan diplomasi.

Terlepas dari upaya diplomasi, pemerintah Filipina rupanya melakukan operasi militer di Basilan, Filipina Selatan. Seorang juru bicara pihak militer Filipina Mayor Filemon Tan mengatakan, ada 18 tentara dan lima teroris Abu Sayyaf yang tewas. Empat di antara tentara yang tewas dipenggal oleh kelompok ekstrim tersebut.


















18 Tentara yang Tewas Oleh Abu Sayyaf Adalah Pasukan Elite Filipina





Manila - 18 Tentara Filipina tewas dalam aksi baku tembak dengan kelompok Abu Sayyaf. Mereka diketahui berasal dari pasukan khusus militer.

Tidak hanya ada korban tewas, 50 orang pasukan khusus ini mengalami luka-luka. Pasukan khusus militer Filipina ini tergabung di batalion infanteri ke-44, pasukan infanteri 14, dan terutama batalion pasukan khusus ke-4.

Berdasarkan informasi berbagai sumber, Minggu (10/4/2016), batalion pasukan khusus ke-4 diketahui lebih sering melakukan operasi kontra-terorisme di dalam negeri khususnya di wilayah-wilayah gerilyawan di Filipina Selatan. Batalion pasukan khusus ke-4 merupakan bagian dari resimen pasukan khusus airborne yang didirikan pada tahun 1960.

Beberapa tugas yang pernah diemban pasukan ini adalah operasi antigerilya melayan Moro Islamic Liberation Front (MILF) dan Moro National Liberation Front (MNLF) serta operasi keamanan kelompok Abu Sayyaf, Jamaah Islamiyah, dan Al-qaeda di Mindanao.

Sementara itu, batalion infanteri ke 44 merupakan bagian dari divisi infantri Filipina. Khusus untuk pasukan ke-44 ini berada di wilayah Zamboanga City yang berdekatan dengan Provinsi Basilan yang disebut sebagai salah satu benteng pertahanan dari kelompok Abu Sayyaf.

Pemerintah Filipina mengakui pihaknya menugaskan pasukan ini untuk melakukan pencarian dan pembebasan sandera yang dtahan kelompok Abu Sayyaf. "Pasukan Joint Task Grup Basilan melakukan operasi militer di Provinsi Basilan dan melakukan kontak dengan 120 orang pasukan Abu Sayyaf di bawah pimpinan Hapilon dan Furuji Indama," ujar juru bicara militer Mayor Filemon Tan.

Di tempat terpisah, Kolonel Benedict Manquiquis menyebutkan kontak senjata terjadi saat pasukan sedang dalam perjalanan ke lokasi kelompok Abu Sayyaf. Saat berada di tengah jalan, pasukan pemerintah disergap. Kelompok Abu Sayyaf disebut berada dalam posisi yang menguntungkan karena berada di wilayah tinggi.

"Musuh berada dalam posisi yang lebih tinggi. Jadi di mana pun tentara kami mencari perlindungan, mereka masih bisa terkena senjata berat dan peledak dari kelompok Abu Sayyaf," terangnya.

Menteri Pertahanan Voltaire Gazmin dan Kepala Militer Filipina Jenderal Hernando Iriberri bahkan langsung terbang menuju markas komando di Zamboanga City untuk melakukan peninjauan usai baku tembak.

"Operasi Militer akan terus berlanjut dan mereka harus bertanggung jawab atas kejahatan mereka," ujar Iriberri.

Iriberri yang berada di Zamboaga juga menyempatkan diri untuk menjenguk pasukan elite yang luka dan dirawat di rumah sakit usai baku tembak dengan kelompok Abu Sayyaf. Dirinya juga memberikan medali penghargaan kepada 53 tentara yang dirawat.
Diubah oleh kurniadihusengo 10-04-2016 12:40
0
3K
30
Thread Digembok
Urutan
Terbaru
Terlama
Thread Digembok
Komunitas Pilihan