BeritagarIDAvatar border
TS
MOD
BeritagarID
Sonya Depari, di antara kabar duka dan pengakuan Arman Depari


Kabar duka menimpa keluarga Sonya Depari, siswi yang mencatut nama Deputi Pemberantasan Badan Narkotika Nasional (BNN), Irjen Arman Depari, saat ditertibkan petugas lalu lintas karena terlibat konvoi usai ujian nasional di Medan, Sumatera Utara.

Ayah Sonya, Makmur Depari meninggal dunia pada Kamis sore (7/4). Makmur diyakini jatuh sakit setelah mendengar kabar soal aksi anaknya mendamprat petugas polisi, sembari mencatut nama Arman Depari.

Warta Kota melansir pengakuan tetangga di sekitar kediaman keluarga Sonya Depari. Para tetangga menyebut kediaman keluarga itu sempat didatangi polisi, sehubungan aksi Sonya. Konon, aksi itu pula yang membuat Makmur malu dan marah. Lebih-lebih, saat melihat tayangan televisi seputar peristiwa itu. Tensi darah Makmur naik seketika.

Sebelum meninggal, Makmur sempat dirawat di RSU Mitra Sejati, Medan. "Telah meninggal bapak Makmur Depari. Ia masuk ke rumah sakit tadi pagi. Saat ini sudah dibawa ke rumah duka oleh keluarga. Tadi dirawat di ICU," kata Wakil Direktur Pelayanan Medis RSU Mitra Sejati dr. Marolop J Butarbutar, dikutip detikcom, Kamis(7/4).

Keterangan juga datang dari Kapolresta Medan, Komisaris Besar Mardiaz Kusin Dwihananto, yang mengatakan bahwa Makmur meninggal karena stroke.

Semula, kata Mardiaz, kepolisian akan menindak kasus ini, dengan memanggil orang tua Sonya dan pihak sekolah. Namun, menyusul kabar duka ini proses itu dihentikan. "Ya tadinya nanti setelah di interogasi kita lakukan akan diketahui langkah-langkah selanjutnya. Tapi karena orang tuanya meninggal jadi kita urungkan," ujar Mardiaz, dikutip Liputan6.com.

Dikutip Republika.co.id, Mardiaz juga mengimbau masyarakat untuk tidak lagi memberikan kecaman di media sosial kepada Sonya dan keluarga, sehubungan kabar duka ini.

OkeZone melaporkan, sejumlah awak media yang hendak mendekati rumah duka ditahan oleh pihak keluarga. "Enggak usahlah. Mohon mengertilah, kami sedang berduka," ujar beberapa pemuda, yang berjaga di sekitar rumah duka.

Relasi Sonya dan Arman Depari

Sonya jadi sorotan publik setelah video aksinya tersebar luas di media sosial. Dalam video tersebut, siswi SMA Methodist I Medan itu mendamprat Ipda Perida Panjaitan, seorang perwira dari Unit Patwal Satuan Lalulintas Polresta Meda.

Sonya dan teman-temannya saat itu sedang konvoi menyusuri jalan raya selepas melaksanakan ujian nasional. Kendaraan yang ditumpangi Sonya dan enam orang kawannya dihentikan, karena bagian belakangnya dibiarkan terbuka. Dari sana peristiwa adu mulut terjadi, termasuk saat Sonya mengaku sebagai anak Irjen Arman Depari.

Belakangan, Arman Depari mengakui bahwa Sonya adalah keponakannya. "Memang betul, (Sonya) anak saudara saya," kata Arman, dikutip Tribun Medan, Kamis (7/4).

Arman sempat mengatakan bahwa dirinya tak memiliki anak perempuan. Namun setelah melihat video aksi Sonya, barulah dirinya mengetahui Sonya merupakan keponakannya. "Setelah saya mendapat video kiriman lagi, baru saya tanya kepada keluarga bahwa memang betul, setelah itu kemudian ditegaskan bahwa itu memang keluarga besar saya," ungkap Arman.

Sebelumnya, merujuk pada sejumlah posting di Instagram, Tribun Medan menduga Sonya sebagai keponakan Arman. Simpulan didasarkan pada salah satu posting di akun Instagram Sonya, yang menyematkan judul "Paudaa" atau "Pak Uda." Istilah itu merujuk pada paman atau adik dari ayah.

Ihwal relasi keluarga ini, penjelasan dari akun Facebook Eris Estrada Sembiring agaknya menarik disimak. Ia menyinggung soal "Senina", yang disebutnya sebagai salah satu keunikan kekerabatan Suku Karo --asal marga Sembiring dan sub marganya Depari. Menurut dia hal itulah yang melatari Sonya menyebut Arman sebagai bapaknya.

"Senina karena satu darah, satu marga ataupun sub yang sama. Jadi bukan aneh bila saya memiliki beberapa Bapak dan Mamak. Meskipun ada embel-embel Pak Tua, Pak Tengah atau Pak Uda di belakangnya, tidak mengubah hakekatnya bagi kami," tulis Eris. Lebih-lebih, seperti dituliskan Eris, dalam kasus ini ayah Sonya "abang-beradik" dengan Arman Depari.

"Terlepas dari keangkuhannya membawa-bawa nama jenderal itu, secara hukum (adat) dia sah menyebut nama bapaknya. Meskipun secara hukum dia juga salah karena menggunakan nama bapaknya untuk mengancam polisi," demikian keterangan lanjutan dari Eris.
<div c

Baca Selengkapnya : https://beritagar.id/artikel/berita/...n-arman-depari

---

anasabila
anasabila memberi reputasi
1
10.1K
50
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan