- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Ini kronologi militer Filipina disergap kelompok Abu Sayyaf


TS
virgoboyz96
Ini kronologi militer Filipina disergap kelompok Abu Sayyaf
Quote:
Pemerintah Filipina: Percayakan Semua kepada Tentara Kami

HARI terakhir pembayaran tebusan sandera Abu Sayyaf, Filipinameminta agar mempercayakan semua pada tentaranya.
Jumat kemarin merupakan tenggat waktu pembayaran tebusan atas nyawa 15 warga asing yang menjadi sandera kelompok militan Abu Sayyaf.
Dari 15 orang tersebut, 10 orang di antaranya adalah warga negara Indonesia.
Namun, hal itu tak mempengaruhi pasukan tentara Filipina yang telah ditugaskan untuk menyelamatkan para sandera tersebut.
"Percayakan semua pada tentara Filipina yang beroperasi, pokoknya kami tak akan berhenti," kata Kepala Humas MiliterFilipina, Kolonel Noel Detoyato dikutip The Standard.
Ia pun mengatakan apapun yang terjadi pada para sandera, itu akan menjadi tanggung jawab para militan Abu Sayyaf.
"Kami akan menuntut pertanggungjawaban mereka," kata Detoyato seperti dikutip The Standard.
Disebutkan total permintaan tebusan kelompok Abu Sayyafuntuk 15 sandera tersebut mencapai tiga miliar peso, atau sekitar Rp 285 miliar.
Kelompok itu telah mengancam akan mengeksekusi setidaknya tiga sandera pada Jumat kemarin, yaitu dua sandera asal Kanadadan seorang asal Norwegia.
Pasukan militer Filipina sebelumnya telah mengepung kelompokAbu Sayyaf.
Tiga batalyon tentara Filipina sudah melakukan pengepungan.
Pengepungan tersebut dinilai dapat berimbas positif terhadap bebasnya 10 warga negara Indonesia yang disandera oleh kelompok tersebut. (The Standard/rvc/wly)
http://www.tribunnews.com/nasional/2...a-tentara-kami

HARI terakhir pembayaran tebusan sandera Abu Sayyaf, Filipinameminta agar mempercayakan semua pada tentaranya.
Jumat kemarin merupakan tenggat waktu pembayaran tebusan atas nyawa 15 warga asing yang menjadi sandera kelompok militan Abu Sayyaf.
Dari 15 orang tersebut, 10 orang di antaranya adalah warga negara Indonesia.
Namun, hal itu tak mempengaruhi pasukan tentara Filipina yang telah ditugaskan untuk menyelamatkan para sandera tersebut.
"Percayakan semua pada tentara Filipina yang beroperasi, pokoknya kami tak akan berhenti," kata Kepala Humas MiliterFilipina, Kolonel Noel Detoyato dikutip The Standard.
Ia pun mengatakan apapun yang terjadi pada para sandera, itu akan menjadi tanggung jawab para militan Abu Sayyaf.
"Kami akan menuntut pertanggungjawaban mereka," kata Detoyato seperti dikutip The Standard.
Disebutkan total permintaan tebusan kelompok Abu Sayyafuntuk 15 sandera tersebut mencapai tiga miliar peso, atau sekitar Rp 285 miliar.
Kelompok itu telah mengancam akan mengeksekusi setidaknya tiga sandera pada Jumat kemarin, yaitu dua sandera asal Kanadadan seorang asal Norwegia.
Pasukan militer Filipina sebelumnya telah mengepung kelompokAbu Sayyaf.
Tiga batalyon tentara Filipina sudah melakukan pengepungan.
Pengepungan tersebut dinilai dapat berimbas positif terhadap bebasnya 10 warga negara Indonesia yang disandera oleh kelompok tersebut. (The Standard/rvc/wly)
http://www.tribunnews.com/nasional/2...a-tentara-kami
Quote:
Pasukan elite Filipina tak berdaya hadapi sergapan Abu Sayyaf

Merdeka.com - Upaya Filipina untuk membebaskan 18 warga asing, termasuk 10 pelaut asal Indonesia dari tangan militan Abu Sayyaf menemui jalan buntu. Satu peleton pasukan yang diterjunkan ke Provinsi Basilan tak berdaya menghadapi hujan peluru yang dilancarkan para ekstremis tersebut.
Alhasil, 18 tentara tewas bersama dengan lima militan Islam setelah terlibat baku tembak selama 10 jam. Sedangkan 50 tentara lainnya mengalami luka-luka.
Harian Philippine Daily Inquirer sampai melaporkan, seluruh peleton 'dihabisi', dan empat di antaranya dipenggal. Padahal, pasukan yang dikirim merupakan pasukan elite di Filipina, yakni Pasukan Batalion Khusus Ke-4 dan Batalion Infanteri ke-44, mereka diadang lebih dari 100 militan Abu Sayyaf.
"Pasukan kami sedang akan menyerbu mereka. Di perjalanan kami disergap," kata Kolonel Benedict Manquiquis, juru bicara militer wilayah Basilan kepada stasiun radio DZRH, seperti dilansir BBC, Minggu (10/4).
Keberadaan mereka di provinsi tersebut adalah memburu militan Abu Sayyaf yang diinformasikan bersembunyi di Pulau Joso. Mereka berusaha mencium jejak kelompok yang berafiliasi dengan ISIS tersebut selama dua minggu terakhir.
Pasukan Batalion Khusus Ke-4 yang diterjunkan untuk memburu militan Abu Sayyaf bukan pasukan sembarangan, mereka merupakan bagian dari pasukan penerjun payung atau lintas udara. Pasukan ini berada di bawah komando Pasukan Resimen Khusus.
Pasukan elite ini berdiri pada 1960-an oleh Kapten (Inf) Fidel V Ramos, sekaligus komandan pertama di pasukan tersebut. Pasukan ini dilatih melalui Operasi Perang Non-konvensional dan Operasi Perang Psikologis, bahkan dilatig langsung oleh Pasukan Khusus AS yang dikenal dengan Baret Hijaunya.
Sejak berdiri, pasukan ini sudah diterjunkan untuk mengatasi pemberontakan dan terorisme, utamanya kelompok militan Moro. Kini, mereka ikut berhadapan dengan Abu Sayyaf dalam misi pembebasan sandera.
Sementara Batalion Infanteri ke-44 berada di bawah komando Divisi Regular Pertama, yang juga dikenal dengan nama Divisi Tabak. Pasukan ini terbentuk sejak 5 Mei 1936, serta ikut terlibat dalam pertempuran melawan Pasukan Jepang di kawasan Pasifik.

Merdeka.com - Upaya Filipina untuk membebaskan 18 warga asing, termasuk 10 pelaut asal Indonesia dari tangan militan Abu Sayyaf menemui jalan buntu. Satu peleton pasukan yang diterjunkan ke Provinsi Basilan tak berdaya menghadapi hujan peluru yang dilancarkan para ekstremis tersebut.
Alhasil, 18 tentara tewas bersama dengan lima militan Islam setelah terlibat baku tembak selama 10 jam. Sedangkan 50 tentara lainnya mengalami luka-luka.
Harian Philippine Daily Inquirer sampai melaporkan, seluruh peleton 'dihabisi', dan empat di antaranya dipenggal. Padahal, pasukan yang dikirim merupakan pasukan elite di Filipina, yakni Pasukan Batalion Khusus Ke-4 dan Batalion Infanteri ke-44, mereka diadang lebih dari 100 militan Abu Sayyaf.
"Pasukan kami sedang akan menyerbu mereka. Di perjalanan kami disergap," kata Kolonel Benedict Manquiquis, juru bicara militer wilayah Basilan kepada stasiun radio DZRH, seperti dilansir BBC, Minggu (10/4).
Keberadaan mereka di provinsi tersebut adalah memburu militan Abu Sayyaf yang diinformasikan bersembunyi di Pulau Joso. Mereka berusaha mencium jejak kelompok yang berafiliasi dengan ISIS tersebut selama dua minggu terakhir.
Pasukan Batalion Khusus Ke-4 yang diterjunkan untuk memburu militan Abu Sayyaf bukan pasukan sembarangan, mereka merupakan bagian dari pasukan penerjun payung atau lintas udara. Pasukan ini berada di bawah komando Pasukan Resimen Khusus.
Pasukan elite ini berdiri pada 1960-an oleh Kapten (Inf) Fidel V Ramos, sekaligus komandan pertama di pasukan tersebut. Pasukan ini dilatih melalui Operasi Perang Non-konvensional dan Operasi Perang Psikologis, bahkan dilatig langsung oleh Pasukan Khusus AS yang dikenal dengan Baret Hijaunya.
Sejak berdiri, pasukan ini sudah diterjunkan untuk mengatasi pemberontakan dan terorisme, utamanya kelompok militan Moro. Kini, mereka ikut berhadapan dengan Abu Sayyaf dalam misi pembebasan sandera.
Sementara Batalion Infanteri ke-44 berada di bawah komando Divisi Regular Pertama, yang juga dikenal dengan nama Divisi Tabak. Pasukan ini terbentuk sejak 5 Mei 1936, serta ikut terlibat dalam pertempuran melawan Pasukan Jepang di kawasan Pasifik.
Quote:
Ini kronologi militer Filipina disergap kelompok Abu Sayyaf

Merdeka.com - Militer Filipina kemarin baku tembak dengan kelompok militan Abu Sayyaf di Provinsi Basilan, Pulau Mindanao.
Peristiwa itu itu adalah pertempuran terbesar dalam satu hari yang membuat pasukan Filipina menelan kekalahan. Sebanyak 18 tentara tewas dan 52 lainnya luka, sementara di pihak Abu Sayyaf lima militan tewas dalam baku tembak selama sepuluh jam itu. Empat tentara yang tewas juga dipenggal oleh mereka. Di pihak Abu Sayyaf sekitar 20 militan luka.
Media lokal menyebut sekitar 100 militan Abu Sayyaf menyergap pasukan militer Filipina di kawasan Sitio Bayoko, Desa Baguindan, Tipo-Tipo, Provinsi Basilan.
Juru bicara militer Filipina Wilayah Mindanao Barat Mayor Filemon Tan baku tembak terjadi sekitar 07.55 waktu setempat.
Tan mengatakan pasukan militer dari Batalion Infanteri 44 dan Pasukan Elit ke-4 sedang dalam operasi untuk pembebasan sandera (termasuk 10 WNI) ketika mereka disergap sekitar 120 anggota Abu Sayyaf yang dipimpin Isnilon Hapilon, pria paling dicari pemerintah Amerika Serikat dengan harga kepalanya, baik hidup atau mati, sebesar USD 5 juta. Tahun lalu kelompok Hapilon ini sudah menyatakan berbaiat kepada kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).
Militan Abu Sayyaf unggul dalam penguasaan medan karena mereka menempati dataran tinggi di kawasan itu.
"Musuh berada di dataran tinggi jadi pasukan kami yang berusaha berlindung masih terkena berondongan peluru dan bom," kata Kolonel Benedict Manquiquis, juru bicara militer wilayah Basilan kepada stasiun radio DZRH, seperti dilansir BBC, Ahad (10/4).
Pertempuran sengit sejak Sabtu pagi itu berakhir sekitar pukul 17.30 waktu lokal.
Tan mengatakan di antara militan yang terluka adalah pemimpin kelompok itu Radsmil Jannatul alias Kubayb.
Dalam beberapa tahun terakhir, kata Tan, insiden ini adalah yang paling banyak memakan korban di pihak militer dalam satu hari pertempuran.
(mdk/pan)
http://m.merdeka.com/dunia/ini-krono...bu-sayyaf.html

Merdeka.com - Militer Filipina kemarin baku tembak dengan kelompok militan Abu Sayyaf di Provinsi Basilan, Pulau Mindanao.
Peristiwa itu itu adalah pertempuran terbesar dalam satu hari yang membuat pasukan Filipina menelan kekalahan. Sebanyak 18 tentara tewas dan 52 lainnya luka, sementara di pihak Abu Sayyaf lima militan tewas dalam baku tembak selama sepuluh jam itu. Empat tentara yang tewas juga dipenggal oleh mereka. Di pihak Abu Sayyaf sekitar 20 militan luka.
Media lokal menyebut sekitar 100 militan Abu Sayyaf menyergap pasukan militer Filipina di kawasan Sitio Bayoko, Desa Baguindan, Tipo-Tipo, Provinsi Basilan.
Juru bicara militer Filipina Wilayah Mindanao Barat Mayor Filemon Tan baku tembak terjadi sekitar 07.55 waktu setempat.
Tan mengatakan pasukan militer dari Batalion Infanteri 44 dan Pasukan Elit ke-4 sedang dalam operasi untuk pembebasan sandera (termasuk 10 WNI) ketika mereka disergap sekitar 120 anggota Abu Sayyaf yang dipimpin Isnilon Hapilon, pria paling dicari pemerintah Amerika Serikat dengan harga kepalanya, baik hidup atau mati, sebesar USD 5 juta. Tahun lalu kelompok Hapilon ini sudah menyatakan berbaiat kepada kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).
Militan Abu Sayyaf unggul dalam penguasaan medan karena mereka menempati dataran tinggi di kawasan itu.
"Musuh berada di dataran tinggi jadi pasukan kami yang berusaha berlindung masih terkena berondongan peluru dan bom," kata Kolonel Benedict Manquiquis, juru bicara militer wilayah Basilan kepada stasiun radio DZRH, seperti dilansir BBC, Ahad (10/4).
Pertempuran sengit sejak Sabtu pagi itu berakhir sekitar pukul 17.30 waktu lokal.
Tan mengatakan di antara militan yang terluka adalah pemimpin kelompok itu Radsmil Jannatul alias Kubayb.
Dalam beberapa tahun terakhir, kata Tan, insiden ini adalah yang paling banyak memakan korban di pihak militer dalam satu hari pertempuran.
(mdk/pan)
http://m.merdeka.com/dunia/ini-krono...bu-sayyaf.html
belive in you

0
10.3K
Kutip
82
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan