Sabtu, 9 April 2016 | 13:11 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Partai Persatuan Pembangunan (PPP) DKI Jakarta Abraham Lunggana atau Lulung tak ingin mengomentari langkah partainya yang mendukung Yusril Ihza Mahendra dalam Pilkada DKI Jakarta 2017.
Lulung memilih tak berbicara saat diminta Ketua Umum PPP hasil Muktamar Jakarta, Djan Faridz untuk memberikan tanggapan.
"Gak boleh. Kalau udah ketum gak boleh lagi (komentar). Pelanggaran," kata Lulung sambil tersenyum, di rumah Djan, Jalan Borobudur, Jakarta, Sabtu (9/4/2016).
Djan kemudian kembali mempertanyakan Lulung apakah akan menyampaikan pendapat, dengan senyum khasnya, Lulung pun menggelengkan kepala.
"Jadi abang yang saya omongin itu benar semua?" tanya Djan.
"Kalau saya ngomong lagi, pelanggaran," timpal Lulung.
Sepanjang konferensi pers, Lulung berada di samping kiri Yusril. Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta ini memilih diam dan hanya mengamati pembicaraan.
Setelah konferensi pers, Lulung langsung pamit pulang kepada Djan. Ia pun langsung pergi dan menolak memberikan tanggapan.
Djan Faridz telah mengambil keputusan bahwa partainya akan mendukung Yusril Ihza Mahendra maju sebagai calon gubernur (cagub) dalam Pilkada DKI Jakarta 2017. Keputusan itu dicapai setelah Yusril menemui Djan di kediamannya, Jalan Borobudur, Jakarta Pusat, Sabtu (9/4/2016).
Dalam pertemuan itu, Lulung hadir mendampingi Djan.
http://megapolitan.kompas.com/read/2...campaign=Kknwp
eiits tunggu dulu, bukannya djan Faridz abis ini bukan Ketum lagi, muktamar islah bakal memilih Ketum baru yg artinya djan Faridz bakal ga punya legitimasi nyalonkan gubernur DKI, klopun mereka ga terima gugat menggugat antar kubu akan menghanguskan hak P3 mengusung calon selama proses hukum berjalan, jadi apa yg didapat YIM semacam cek mundur atau cek kosong yg belum bisa dipakai tiket maju ke kontestasi politik Pilgub DKI