ADI Brimob gadungan ternyata banyak peminat. Hanya dengan modal seragam Brimob yang dibeli di tukang loak, Prawoto, 29, berhasil mempedayai 4 gadis cantik. Mereka digauli satu persatu, dan kemudian dilarikan motor dan HP-nya. Ketika berhasil ditangkap, ternyata Prawoto cuma satpam pabrik jamu.

Presiden Jokowi pernah bilang, manusia Indonesia itu jika kepepet justru kreatif. Ini memang betul. Paling tidak, ketika perut lapar, manusia Indonesia jadi banyak akalnya untuk bisa mengisi perutnya. Ada yang masih menggunakan jalan lurus, tapi banyak pula yang menghalalkan segala cara, tak peduli usahanya itu merugikan pihak lain.

Prawoto warga Mojolaban Kabupaten Sukoharjo (Jateng), termasuk lelaki yang “kreatif” itu. Sebagai pegawai swasta yang bergaji kecil, dia sangat kedodoran menutupi anggaran keluarga. Gaji sebulan sudah ludes dalam tempo dua minggu. Dua minggu selanjutnya harus rajin bon sana bon sini, untuk menutupi defisit anggaran yang selalu berkelanjutan.

Untuk menutupi kepailitan ekonomi, Prawoto sudah mencoba cari pekerjaan di tempat lain, tapi selalu gagal. Nah, dalam kondisi kepepet itulah dia muncul akalnya, untuk menjadi Brimob gadungan saja. Sebab survey menunjukkan, polisi Brimob banyak ditaksir oleh sembilan dari sepuluh gadis cantik. Padahal di tahun 1960-an, hanya sabun Lux yang dipakai oleh sembilan dari sepuluh bintang film.



Diam-diam Prawoto membeli seragam Brimob bekas di tukang loak, lengkap dengan sepatunya. Dengan rambut dipotong cepak, mengenakan seragam Brimob, penampilannya sungguh seperti Briptu Norman Kamaru yang pernah bikin heboh dengan lagu Indianya itu. Dia hakul yakin, akan banyak gadis yang bisa ditaklukkannya.

Mulailah Prawoto terjuan ke publik. Ketika melihat gadis cantik yang jadi SPG HP canggih, dia mendekati dengan pura-pura hendak membeli HP tersebut. Di samping penampilan meyakinkan, Prawoto ini memang pintar ngomong, sehingga SPG bernama Mita, 23, itu percaya dan kemudian terpikat. Buktinya, Mita mau diajak menginap di Hotel Tirta Asri Jaten (Karanganyar), dan kemudian disetubuhi berulangkali.

Ketika kondisi Mita lemes dan lunglai karena digeber 4 kali, Prawoto diam-diam menggondol 2 HP canggih seharga Rp 8 juta itu. Di kamar hotel dia hanya meninggalkan uang Rp 200.000,- sebagai biaya kamar hotel ketika nantinya cek out. Dan ketika tahu HP dagangannya digondol “Brimob” Prawoto, Mita yang sudah lemes itu menjadi semakin lemes lagi. Karena dia sudah kehilangan asetnya paling berharga.

Brimob abal-abal Prawoto terus berpetualang, sampai kemudian polisi menjebaknya dengan perempuan cantik bernama Dewi. Dengan kesepakatan kencan di Alun-alun Kidul Kraton Solo, disaksikan kebo Kyai Slamet tentunya, polisi mengamati bagaimana sepak terjang Prawoto mempedayai korbannya. Di tempat inilah Prawoto yang benar-benar muncul langsung ditangkap.

Ternyata semenjak jatuh korban Mita di nomer perdana, Prawoto telah berhasil menodai 3 gadis lainnya dengan modus yang sama. Dipacari, digauli dan kemudian dilarikan sepeda motornya. Akan halnya Dewi, dia belum sempat diapa-apakan karena memang sekedar untuk menjebak. Dalam pemeriksaan di Polresta Solo, ternyata Prawoto ini aslinya hanya satpam di pabrik jamu. Dia nekad jadi Brimob abal-abal karena terdesak oleh tekanan ekonomi.



Akhirnya, gadis orang ditekan-tekan dan dinodai?




Sumber