Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

victim.of.gip99Avatar border
TS
victim.of.gip99
Ada Belanda, di Balik Proyek Reklamasi Pluit City dan CPI
JAKARTA, KOMPAS.com - Di tengah hiruk pikuk dan sengitnya kontroversi reklamasi di Pantai Utara Jakarta, Teluk Benoa Bali, dan Pantai Losari Makassar, ternyata ada pihak yang diam-diam menangguk untung. 

Siapa dia? Dialah Boskalis International, perusahaan asal Belanda. Nama ini bukan sembarang, melainkan kontraktor reklamasi terbesar abad ini dengan rekam jejak proyek-proyek ikonik.

Sejak didirikan pada 1910, Boskalis tercatat telah mengerjakan proyek-proyek infrastruktur dan reklamasi skala masif di seluruh dunia.

Sebut saja reklamasi berupa pulau dan laguna buatan di Spanyol, Brasil, Inggris, Korea Selatan, Maladewa, dan Panama. 

Ekspansi Terusan Suez di Mesir yang membutuhkan jutaan meter kubik pasir juga dikerjakan oleh Boskalis International pada 2014-2015 lalu.

Sekarang, jasanya digunakan oleh PT Agung Podomoro Land TBk (APLN) melalui PT Muara Wisesa Samudera sebagai pemegang izin pelaksanaan reklamasi Pulau G, dan KSO Ciputra Yasmin bentukan Ciputra Group dan PT Yasmin Bumi Asri. 

"We are very happy. Kami senang telah ditunjuk sebagai kontraktor reklamasi proyek-proyek di Indonesia. Ini proyek-proyek besar. Center Point of Indonesia dan Pluit City. Senang bisa bekerja sama dengan pengembang-pengembang besar," ujar Board Management Boskalis International Indonesia, Theodorus Baartmans.

Untuk proyek pulau artifisial milik APLN, Boskalis International menggandeng rekan sejenis yang juga asal Belanda yakni Van Oord.

Keduanya meraup nilai kontrak sebesar Rp 4,9 triliun untuk tugas merancang dan membangun pulau buatan Pluit City dengan target penyelesaian reklamasi pada 2018.

Pembangunan pulau baru ini mencakup 160 hektar lahan dari total 450 hektar yang terbagi dalam lima tahap pembangunan. Tahap pertama membutuhkan lebih dari 20 juta meter kubik pasir yang dikeruk.

Kapal keruk besar dikerahkan untuk dua kegiatan pengerukan dan reklamasi, dengan sumber pasir lokal. 

Pluit City mencakup ruko dan villa sebanyak 1.200 unit, 15.000 unit apartemen dalam 20 menara, perkantoran, hotel, perumahan, pusat belanja, taman (central park) seluas 8 hektar, outdoor danindoor plaza 6 hektar. 

Sementara untuk proyek KSO Ciputra Yasmin, Boskalis International menggarap reklamasi Center Point of Indonesia (CPI) di Pantai Losari, Makassar, seluas 157,23 hektar.

Jangka waktu pelaksanaan reklamasi sepanjang duapuluh empat bulan sejak peenandatanganan kontrak dilakukan Kamis (24/3/2016), sehingga pekerjaan tersebut diharapkan akan rampung pada bulan Maret tahun 2018.

Pada proyek reklamasi ini, KSO Ciputra Yasmin memulai dengan prioritas pengerjaan lahan yang akan diserahkan untuk Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan seluas 50,47 ha.

“Penyerahan lahan reklamasi untuk fasilitas publik seluas itu sesuai perjanjian kerjasama yang telah disepakati," ujar Direktur Ciputra Group Harun Hajadi, kepada Kompas.com.

Sementara, sebagian besar lahan reklamasi lainnya seluas 106,76 hektar akan dimanfaatkan untuk pengembangan megaproyek CitraLand City Losari.

Untuk mereklamasi Pantai Losari, KSO Ciputra Yasmin merogoh kocek senilai Rp 2,5 triliun. Rinciannya, Rp 1,1 triliun atau 80 juta Euro untuk pekerjaan reklamasi yang dilakukan Boskalis International seluas 75 hektar.

Sisanya untuk reklamasi yang sudah dikerjakan kontraktor lokal plus fasilitas penunjang lainnya.

Harun memberikan angka estimasi untuk gross development value (GDV) Center Point of Indonesia sebesar Rp 30 triliun.

Sedangkan GDV Pluit City senilai Rp 55 triliun.


http://properti.kompas.com/read/2016...campaign=Kknwp

Jadi gini bray. Perusahaan perusahaan yang dapat izin reklamasi itu tidak satupun mereka yang mengerjakan sendiri kegiatan reklamasinya. Semua mereka menyewa dengan harga murah dari bbrp perusahaan reklamasi besar yang sudah dikenal di dunia. Sewanya juga sangat murah jika dibandingkan keuntungan yang akan mereka peroleh. Bayangkan saja untuk satu proyek reklamasi senilai Rp 50 Triliun, mereka bisa dapat untung di atas 2.000 triliun dalam sepuluh atau dua puluh tahun ke depan. Dalam jangka panjang bisa mencapai 100 ribu T bray.

Dengan hitungan begini kenapa pemerintah tidak mengambil sendiri proyek reklamasi itu? Tuh Sewanya sangat murah.

Bangsa ini semakin dijarah dan tanah serta lautnya dibagi bagi oleh orang asing. Dan kalian hanya duduk ongkang ongkang kaki sambil menertawakan meme bahkan ada yang menjilat taik si Hoktod. Sementara tanah dan laut kalian dikapling kapling di depan mata kalian.
Diubah oleh victim.of.gip99 08-04-2016 06:08
0
13.6K
205
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan