Zaskia Gotik | Foto Lamhot Aritonang

Bercanda berlebihan akibatnya memang fatal sekali. Persahabatan, persaudaraan bisa jadi permusuhan.

Dalam budaya tradisi kita pun, mengajarkan jangan bercanda terlalu berlebihan. Kalaupun ingin bercanda, bercandalah secara sehat. Artinya, bercandalah yang bisa menimbulkan kesenangan bagi siapa saja.

Jadi, cerdaslah untuk bercanda!

Beberapa pekan ini kita digegerkan oleh berita tak sedap dari berbagai media. Ya, sebuah berita yang membuat kita tak habis pikir. Si pedangdut Zaskia Gotik tersandung kasus dugaan pelecehan lambang negara.

Awal mula kasus itu saat Zaskia menjawab pertanyaan presenter Denny Cagur dalam acara musik yang disiarkan di salah satu stasiun televisi swasta.

Selaku pembawa acara, Denny pun memberikan pertanyaan pada peserta, “Kapan proklamasi Indonesia dikumandangkan?”

Zaskia pun menjawab dengan bercanda, “Hari kemerdekaan itu sesudah adzan Subuh. Lalu Zaskia menambahkan jawabanya lagi, “pada tanggal 32 Agustus,” sembari tertawa terbahak-bahak.

Dan Denny melanjutkan pertanyaan berikutnya, “Apa lambang sila ke-5 Pancasila?”

Lagi-lagi si “goyang itik” menjawab dengan bercanda, “Bebek Nungging.”

Sontak para netizen pun membully Zaskia, bahkan tak sedikit pula yang berkata kasar padanya.

Hingga… sungguh nahas bagi Zaskia, ia dilaporkan oleh LSM kepada Polda Metro Jaya dengan sangkaan pasal 57 UU No 24 tahun 2009 tentang penghinaan dan atau pelecehan lambang negara.

Sekarang nasib Zaskia di ujung tanduk, ia masih dalam proses pemeriksaan. Bisa jadi ia tak akan bisa lagi bergoyang itik menghibur penikmat dangdut dalam beberap tahun.

Yang saya cukup herankan adalah, kenapa banyak sekali orang-orang yang mendadak nasionalis?!

Kenapa para netizen mendadak Indonesia banget?!

Kok mendadak bak seorang pejuang Indonesia?!

Memang benar Zaskia salah, sudah bermain-main dengan negara. Yang selebihnya hukumlah yang berwenang mengatasi kasus ini.

Nah, para mendadak nasionalis ini, apakah beraninya teriak-teriak cuma hanya ke Zaskia., karena sudah dianggap melecehkan negara?

Seharusnya kita juga sadar, “melecehkan” negara bukan hanya seperti jawaban Zaskia itu saja! Banyak sekali secara tak langsung manusia-manusia yang melecehkan negara.

Bukankah koruptor juga melecehkan negara? Secara tak langsung mereka juga sudah mengingkari cita-cita leluhur perjuangan.

Bukankah pemimpin tak amanah juga melecehkan negara? Secara tak langsung orang-orang seperti itu juga menggerogoti nilai perjuangan yang sudah dibina berpuluh-puluh tahun ini.

Nasionalisme tidak hanya lambang, teriakan-teriakan belaka, cuma sekadar mengenang, dan mengeroyok rame-rame orang yang salah karena candaan.

Bukan! Bukan seperti itu nasionalisme!

Kalau memang kita benar-benar peduli terhadap negara dan bangsa, dan terus memperjuangkan cita-cita luhur para pejuang Indonesia. Kita harus bertindak nyata. Langsung! Dan itu bisa dimulai dari diri sendiri.

Jadilah manusia yang baik, bermanfaatlah untuk warga, dan berikan apa yang kita mampu untuk Indonesia. Tentu pula, kita selalu garang terhadap orang-orang yang menggerogoti Indonesia itu sendiri. Khususnya pada koruptor. Karena ini adalah ril, musuh kita bersama.

Selain itu juga kita bisa mendidik bangsa ini dengan kemampuan kita masing-masing. Sesuai profesi yang digeluti, guna untuk Indonesia yang lebih baik.

Nah, untuk kasus Zaskia, masihkan kita ribut, membully, dan lain semacamnya? Tidak perlu! Karena sesungguhnya tugas seorang nasionalisme itu bukan sekadar di ujung ekor itik.

Terkadang kita sendiri juga lupa, sering khilaf, ya itulah manusia. Memiliki banyak sekali kekurangan. Bukankah manusia juga termasuk makhluk yang lemah? Lemah dalam artian juga bodoh.

Sama halnya dengan Zaskia, ia juga khilaf, lemah. Dan juga menjawab itu spontan, tanpa ada niat untuk menghina negara. Ya, mungkin biar lebih lucu saja sih aksinya. Karena didengarnya pertanyaannya “kumandang”, ya langsung dijawab “setelah adzan Shubuh”.

Rajin sholat mungkin ya Zaskia ini? Hehehe…

Sumber: www.asmarainjogja.id