Halo agan agan sekalian, ane mau nulis sedikit nih, gak nulis sih cuman copas aja dari tumblr ane sendiri. Berharap bisa ngasih tau agan gimana sih cara memandang punk yg beneran itu. Hehe
Btw anyway subway ane nulisnya pake browser hp gan jadi sorry kalo threadnya ga karu2an, ntar kalo udah online via pc ane tata lagi dah
Jangan lupa rate 5 + cendolnya ya gan :cendol

Cekidot

Punk merupakan subkultur yang lahir di London, Inggris. Pada awalnya, kelompok punk selalu dikacaukan oleh golongan skinhead. Namun, sejak tahun 1980-an, saat punk merajalela di Amerika, golongan punk dan skinhead seolah-olah menyatu, karena mempunyai semangat yang sama. Namun, Punk juga dapat berarti jenis musik atau genre yang lahir pada awal tahun 1970-an. Punk juga bisa berarti ideologi hidup yang mencakup aspek sosial dan politik.

Gerakan anak muda yang diawali oleh anak-anak kelas pekerja ini dengan segera merambah Amerika yang mengalami masalah ekonomi dan keuangan yang dipicu oleh kemerosotan moral oleh para tokoh politik yang memicu tingkat pengangguran dan kriminalitas yang tinggi. Punk berusaha menyindir para penguasa dengan caranya sendiri, melalui lagu-lagu dengan musik dan lirik yang sederhana namun kadang-kadang kasar, beat yang cepat dan menghentak.<br>
(Source: <a href="https://id.m.wikipedia.org/wiki/Punk">https://id.m.wikipedia.org/wiki/Punk</a>

Tujuan punk sebenarnya adalah menuntut keadilan, serta saling menghargai ke semua orang, entah apa itu suku, etnis dan agama harus bersatu melawan ketidak-adilan. Namun apa yang terjadi di Indonesia ini justu berbalik 180 derajat.

Citra punk di Indonesia saat ini sudah seperti kasta terendah di mata masyarakat awam, hal ini dikarenakan banyaknya anak-anak jalanan yang berdandan ala punk, mengamen di lampu merah lampu merah, memalak penjual makanan sambil mabuk dan lain-lain. Hal inilah yang merusak citra punkers di Indonesia.

Miris juga ketika saya sedang bepergian bersama orang tua saya lalu mendapati segerombolan anak-anak yang ber-fashion street punk, sedang mengambil makanan di tempat sampah, dan orang tua saya berkata, “kamu jangan seperti anak punk anak punk yang di sana itu, menjijikkan.”

Sungguh begitu ironi, ketika ideologi sub-kultur ini memiliki visi-misi yang sangat berani, pada akhirnya dirusak citranya oleh anak-anak yang hanya ikut-ikutan saja.

Menjadi seorang punkers pun tak harus hidup di jalanan, anti kemapanan, mabuk gak jelas tiap hari, dan berbuat onar. Bahkan alm. munir, almh. marsinah, maupun iwan fals bisa disebut punkers karena memiliki passion yang sejalan dengan ideologi punk di awal tadi dan tanpa putus asa untuk memperjuangkannya.

Punk juga memiliki prinsip hidup yang sangat bagus yaitu DYI atau Do It Yourself yang berarti lakukan sendiri apa yang harus kamu lakukan. Hal ini sangat baik jika kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari dan dapat melatih kita agar mandiri, tidak cengeng dalam menghadapi masalah, berpikir out of the box, keluar dari zona nyaman dan tentunya dalam hal yang positif.

Sudah banyak punkers yang sukses karena memegang prinsip DIY ini. Seperti contoh ; band SID , band punk rock asal bali ini berusaha dengan giat dengan masing-masing personilnya kini memiliki usaha sendiri-sendiri, namun tidak menyimpang dari roots mereka. Mereka tetap peka dengan permasalahan sosial di Indonesia, dan tetap menyuarakan aspirasi dengan cara mereka sendiri.

Namun, nampaknya sudah sulit untuk mengubah persepsi yang sudah terlanjur tertanam di benak masyarakat bahwa punk itu lusuh, punk itu kriminal, punk itu gembel. Tapi nampaknya terlalu naif bagi masyarakat jika berkata seperti itu tanpa mau tau apa itu punk yang sebenarnya. Sekarang yang dapat para punkers lakukan adalah tetap berjuang untuk menuntut keadilan dan menutup telinga untuk mereka yang mencibir tanpa tau aslinya.