kosan34Avatar border
TS
kosan34
Pendapatan Facebook Indonesia di 2015 Rp2,5 Triliun, Pajaknya Bisa Ditarik?
Pendapatan Facebook Indonesia di 2015 Rp2,5 Triliun, Pajaknya Bisa Ditarik?

Sebesar 22% pendapatan Facebook Asia Pasifik berasal dari Indonesia.


Presiden Joko Widodo didampingi Ibu Negara memberikan cindera mata kepada Mark Zuckerberg di San Fransisco, AS, dalam kunjungan ke kantor Facebook, 17 Februari 2016 (Setkab/BPMI Setpres).



Bareksa.com- Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) kini mewajibkan penyedia layanan aplikasi dan konten melalui internet (over the top, OTT) asing membentuk badan usaha tetap dan membayar pajak. Kebijakan itu tertuang dalam Surat Edaran Menteri Kominfo Rudiantara No. 3/2016 tentang Penyediaan Layanan Aplikasi dan/atau Konten Melalui Internet.

Dalam surat itu, perusahaan OOT didefinisikan sebagai penyedia layanan aplikasi melalui internet yang memungkinkan terjadinya layanan komunikasi dalam bentuk pesan singkat, panggilan suara, panggilan video, dan percakapan daring (chatting), transaksi finansial dan komersial, penyimpanan dan pengambilan data, jejaring dan media sosial, serta turunannya. Tidak hanya itu, definisi OOT juga meliputi layanan semua bentuk informasi digital yang terdiri dari tulisan, suara, gambar, animasi, musik, video, film, permainan (game) atau kombinasi dari sebagian dan/atau semuanya, termasuk dalam bentuk yang dialirkan (streaming) atau diunduh (download) dengan memanfaatkan jasa telekomunikasi melalui jaringan telekomunikasi berbasis protokol internet.

Kewajiban untuk mendirikan badan usaha tetap itu merupakan langkah strategis untuk "memaksa' perusahaan OTT asing membayar pajak ke negara, karena selama ini mereka berbisnis di atas pertumbuhan pengguna dan infrastruktur Internet di Indonesia. Soal ini telah lama didesakkan oleh pemain OTT nasional, agar ada kesetaraan arena berbisnis (leveled playing field). Selama ini, banyak pemain OTT asing sebatas mendirikan kantor perwakilan pemasaran dan karenanya terhindar dari kewajiban membayar pajak padahal mereka mendulang profit dan pertumbuhan dari besarnya populasi pengguna Internet di Indonesia.

Besarnya netizen Indonesia menjadi magnet bagi perusahaan-perusahaan OTT asing, termasuk yang bergerak di bidang layanan transaksi perdagangan elektronik atau e-commerce. Laporan Kementerian Keuangan RI tanggal 16 Febuari 2016 menunjukkan transaksi e-commerce sepanjang tahun 2014 mencapai US$12 miliar atau melesat 50 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Tahun 2015, angka ini diprediksi melesat ke level US$24,6 miliar.

Menurut laporan riset Ernst & Young, potensi ekonomi digital yang mencakupi transaksi e-commerce dan pendapatan media sosial di Indonesia saat ini telah mencapai US$13 miliar. Angka ini diproyeksi akan terus bertumbuh hingga US$130 miliar pada tahun 2020.

Peran pasar Indonesia semakin signifikan. Saat ini, masih menurut laporan EY tersebut, sebesar 22 persen pendapatan Facebook Asia Pasifik berasal dari Indonesia. Pada tahun 2015, Facebook di Asia Pasifik mendulang pendapatan hingga US$846 juta. Artinya, Facebook Indonesia berkontribusi US$193 juta atau setara dengan Rp2,51 triliun.

Data statista.com menunjukkan pengguna Facebook di Indonesia pada tahun 2015 mencapai 70,6 juta, naik 17 persen dari tahun sebelumnya yang 60,3 juta pengguna. Jumlah pengguna Facebook di Indonesia, setara dengan 23 persen pengguna di kawasan Asia Pasifik.

Grafik: Pengguna Internet & Pengguna Facebook di Indonesia


Sumber: eMarketer, Statista.com; diolah Bareksa


Potensi ini masih terus akan bertumbuh ke level yang lebih menggiurkan. Data eMarketer menunjukkan pengguna Internet Indonesia pada tahun 2018 diproyeksi mencapai 123 juta orang dan akan menempati posisi ke-6 di dunia dengan pertumbuhan rata-rata 9 persen per tahun. Hal ini akan menjadi booster bagi pertumbuhan pengguna media sosial dan ecommerce. Dan buat pemerintah, semakin besarnya perputaran uang di bisnis digital ini merupakan potensi penerimaan pajak yang menarik.

Saat bertemu pendiri sekaligus CEO Facebook, Mark Zuckerberg, di sela-sela kunjungan ke Silicon Valley, AS, 17 Februari 2016 lalu, Presiden Jokowi meminta dukungan Facebook bagi pembangunan ekonomi digital Indonesia. “Saya harap Facebook dapat bekerja sama membantu Indonesia mencapai visi ekonomi digital terbesar di Asia Tenggara yang mencapai US$130 miliar pada 2020,” demikian dinyatakan Presiden. Dalam kesempatan itu, Presiden Jokowi memberikan cindera mata kepada Zuckerberg sebuah bingkai berisi tulisan "Bersama Kita Wujudkan Impian Indonesia dan Impian Dunia".

**********************


CEMUNGUT PAK! KERJA KERJA KERJA! emoticon-Traveller


SUMBER: Pendapatan Facebook Indonesia di 2015 Rp2,5 Triliun, Pajaknya Bisa Ditarik?
0
5.2K
31
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan