MENANAM CABAI

(Antara)-Masyarakat mulai kesulitan, di saat harga komoditas pangan melambung. Untuk itu, perlu sebuah terobosan dalam menyiasati kenaikan harga bahan pangan yang dapat menyumbang terjadinya inflasi. Salah satu terobosan yang bisa dijadikan contoh, adalah dengan menciptakan kebun sayuran di pekarangan rumah.





Harga cabai di pasaran, sejak awal Maret hingga sekarang, terpantau terus mengalami lonjakan, dari 30 ribu rupiah, saat ini mencapai 50 ribu rupiah per kilogramnya. Kondisi ini, praktis membuat masyarakat kian kesulitan. Namun, situasi tersebut, tak begitu dirasakan oleh Budi Santoso, warga Tegalmalang, Grujugan, Bantul. Selama 1 tahun ini, ia tak harus pergi ke pasar untuk memenuhi kebutuhan dapurnya.

Melalui konsep rumah mandiri pangan yang ia tekuni, pekarangan rumah seluas 200 meter persegi miliknya, disulap menjadi sebuah kebun hijau nan asri. Deretan tanaman cabai tampak tumbuh subur, di pekarangan depan rumahnya. Sesekali, saat membutuhkan bumbu dapur, utamanya cabai, Santoso cukup memetiknya dari hasil tanaman sendiri.

Selain cabai, Santoso juga memanfaatkkan lahan pekarangannya, untuk menanam tanaman buah-buahan, serta jenis-jenis sayuran lainnya. Berkebun di pekarangan, bisa menjadi solusi yang bisa dilakukan setiap rumah tangga, untuk mengatasi inflasi atau kenaikan harga bahan pangan.

Selain mudah dalam membudidayakannya, tanaman cabai juga tidak membutuhkan ruang yang luas. Bisa dengan media pot, atau polybag. Ketika tanaman berumur 2 setengah bulan, atau pada hari ke 70 sejak tanam, tanamnan jenis cabai ini mulai dapat dipetik hasilnya. Sedikitnya, cabe dapat dipanen 12 kali, bahkan jika media dan kompos diberikan dalam jumlah memadai, panen bisa berlangsung terus hingga 24 kali.

Konsep rumah mandiri pangan ini, sekiranya bisa dijadikan contoh bagi masyarakat, agar tidak terpengaruh gejolak inflasi, atau kelangkaan bahan pangan.