Polemik tentang Transportasi Online vs Konvesional sedang berhembus diantara para pengguna transportasi, Tidak hanya di ibukota saja transportasi online ini menjadi polemik tapi di kota-kota besar lain di Indonesia seperti kota Bali, Surabaya, dan solo sudah tegas menolak kehadiran transportasi online ini.

Alasan ibu Risma Walkot Surabaya:

"Jika di Surabaya, berkali-kali mau ketemu, saya tidak mau. Kenapa? Karena ini bahaya kalau gesekan di bawah ini. Saya tidak mau itu,"

"Nah di tingkat bawah ini, terus terang saya takut ada gesekan. Karena yang dapat subsidi pasti menang. Sementara yang tidak dapat, tidak. Kalau terjadi gesekan mengerikan sekali, karena ini urusan perut,"

"Sekarang saja tidak ada tekanan, dengan adanya banyak motor, sopir taksi itu sudah... sudah itu lho.. Angkot saja sudah mati,"

Alasan FX Rudiatmo Walkot Solo:

“Jadi tidak perlu ada taksi online, malah nanti timbul polemik,”

“Regulasi taksi online kan juga belum jelas. Jadi buat apa taksi online, taksi yang ada sekarang aja sudah baik,”

“Bukan hanya persaingan antartaksi, namun juga menangani kepadatan lalu lintas,”

Dari alasan pernyataan yg diutarakan sama kepala daerah diatas menurut ane intinya meraka gak mau daerahnya punya polemik transportasi online, karena menurut mereka transportasi yang ada didaerahnya sudah baik dan gak usah ditambah dengan transportasi online.

Kalo menurut ane walaupun Transportasi online udah punya izin pun para kepala daerah akan tetap menolak dengan alasan akan menambah volume kendaraan dan akan menimbulkan kemacetan.

Seperti yg kita ketahui Transportasi Online punya polemik dan kelemahan yg belum terselesaikan

1. polemik izin transportasi
2. masalah server
3. masalah permainan harga

itu sih alasan dari kepala daerah? kalo menurut agan-agan alasan itu logis gak?