http://m.tribunnews.com/regional/2016/04/01/di-surabaya-polisi-suka-sembunyi-di-balik-pohon-cari-pelanggar-lalu-lintas?page=4

SURABAYA - Krisna Fajar (28), melintas di Jalan Kertajaya pada pukul 00.00 WIB. Saat itu, dia baru pulang kerja.
Ketika melintas di perempatan Jalan Kertajaya, traffic light (TL) masih menyala normal.
Biasanya di perempatan Jalan Kertajaya memang banyak polisi bersiaga di lokasi pada siang hari. Sebaliknya, pada malam hari, jarang ada polisi yang bersiaga di lokasi.

Krisna mengira tidak ada polisi yang bersiaga di lokasi. Apalagi, tidak ada tanda-tanda keberadaan polisi. Makanya dia langsung tancap gas melewati TL yang sedang menyala merah.
Setelah melewati stop line, tiba-tiba Krisna melihat lampu rotator menyala dari balik kegelapan.
Tidak lama kemudian seorang polisi muncul dari balik pepohonan sambil menyalakan tongkat senter.
"Polisinya langsung ke tengah jalan, seperti menghadang. Dia minta saya menepi," kata Krisna, Kamis (31/3/2016)

Ia hanya pasrah mengikuti arahan aparat itu. Sebagaimana biasa, polisi menunjukkan kesalahan yang baru saja dilakukannya. Termasuk meminta Krisna menunjukkan dokumen kendaraannya.
Krisna mengakui telah melanggar rambu lalu lintas. Tetapi, dia heran dengan cara petugas mencari pelanggar lalu lintas. Ia menilai cara seperti itu bisa membahayakan petugas dan pengendara lain.

Bisa saja, Krisna menabrak petugas tanpa sengaja karena petugas keluar dari kegelapan. Mengerem mendadak juga bisa menyebabkan kecelakaan karambol.
"Kalau memang niatnya baik kan tidak perlu sembunyi-sembunyi dan keluar tiba-tiba," tambahnya.

Bukan hanya perempatan Jalan Kertajaya yang menjadi lokasi bagi polisi untuk mencari pelanggar lalu lintas. Pantauan Surya, polisi juga sering mencari pelanggar lalu lintas di beberapa lokasi lain.Seperti, di pertigaan Jalan Kali Rungkut-Jalan Rungkut Puskesmas, Jalan Panjang Jiwo, Jalan Pemuda-Jalan Panglima Sudirman, dan lainnya.

Polisi tidak hanya menggunakan pohon untuk bersembunyi. Seperti di pertigaan Jalan Kali Rungkut-Jalan Rungkut Puskesmas, petugas menggunakan mobil parkir untuk bersembunyi.
Selain itu, polisi yang bersiaga di lokasi juga tidak menggunakan mobil atau motor dinas.

Tertangkap Tangan
Dalam PP 80/2012 tentang Tata Cara Pemeriksaan Kendaraan Bermotor (ranmor) di Jalan, penindakan pelanggaran seperti itu termasuk kategori ‘terjadi pelanggaran yang tertangkap tangan’.
Dalam pasal 14 ayat 3 disebutkan bahwa pemeriksaan pelanggar seperti ini dilakukan saat terjadi pelanggaran yang terlihat secara kasat indera atau tertangkap alat penegakan hukum secara elektronik.
Dirlantas Polda Jatim, Kombes Pol Ibnu Isticha mengatakan, setiap polisi bisa menindak pelanggar lalu lintas.
Artinya, bukan hanya anggota Satlantas atau Unit Lantas yang bisa menindak pelanggar. Polisi dari satuan serse atau sabhara juga bisa menghentikan pengendara yang melanggar."Sudah bukan zamannya sembunyi-sembunyi lagi. Kalau ada pelanggaran, langsung tangkap saja," kata Ibnu.
Dalam Pasal 9 PP itu, ada dua petugas yang boleh memeriksa ranmor, yaitu polisi dan Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) di bidang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan.
Polisi dan PPNS boleh melakukan ranmor secara berkala atau insidentil. Khusus PPNS yang akan memeriksa ranmor, wajib didampingi polisi.

Ibnu menambahkan, tidak ada jumlah minimal atau maksimal dalam operasi lalu lintas.
Biasanya setiap operasi menerjunkan beberapa personil dengan tugas berbeda, seperti menghentikan kendaraan, pemeriksa dokumen, pencatat pelanggaran, dan sebagainya. Setiap tim pasti ada penanggungjawabnya.
"Kalau syarat itu terpenuhi, tidak masalah. Jadi, operasi yang hanya ada tiga atau empat orang bisa saja sah," tegasnya.


Cepek dulu dong