- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Mari Kita Selamatkan Hutan Nusantara (Threads Akhir Tahun 2013 dari Ane)


TS
n4rdji
Mari Kita Selamatkan Hutan Nusantara (Threads Akhir Tahun 2013 dari Ane)

to my threads
(penutup akhir tahun 2013 dari ane)
Quote:
Salam buat mimin dan momod, serta seluruh warga KASKUS tercinta. Di penghujung tahun 2013 ini, ane coba bikin threads lagi, kali ini ane gak peduli REPSOL atau tidak
ane lagi males cek stock REPSOL soalnye 





Spoiler for Pembukaan:
Pagi hari ketika Anda mandi atau sarapan, berhentilah sejenak dan perhatikan apa yang Anda pegang. Sabun yang Anda gunakan atau margarin yang Anda oleskan di roti, atau minyak yang anda gunakan untuk membuat nasi goreng mengandung sebuah bahan baku penting yaitu minyak sawit. Bila hari-hari ini Anda sering mendengar minyak sawit atau minyak nabati menjadi topik pembicaraan, itu tak lain karena perannya yang semakin penting dalam kehidupan kita sehari-hari, dan karena itu menjadi sangat krusial untuk memastikannya ia dihasilkan dengan cara-cara yang lebih bertanggung-jawab.
Minyak sawit adalah minyak nabati yang berasal dari sejenis pohon kelapa (palem) yang asalnya berasal dari Afrika Barat. Minyak sawit digunakan sebagai bahan baku hampir seluruh produk yang kita gunakan setiap hari, ia ada di hampir setiap sudut rumah kita. Minyak ini memiliki keunggulan sifat yang tahan oksidasi, dan dengan tekanan tinggi mampu melarutkan bahan kimia yang tidak larut oleh bahan pelarut lainnya, juga mempunyai daya melapis yang tinggi dan tidak menimbulkan iritasi pada tubuh dalam bidang kosmetik.
Sayangnya, seringkali sistem pengolahan bertanggung-jawab terlewatkan dalam proses pengolahan minyak sawit. Akhirnya kita mengenal istilah minyak sawit kotor dan minyak sawit bersih. Minyak sawit bersih adalah minyak sawit yang diolah dengan prinsip bertanggung-jawab atau berkelanjutan dengan tidak merusak hutan dan lahan gambut yang memiliki kandungan karbon tinggi, menghormati hak-hak masyarakat lokal dan buruh serta dihasilkan dari sumber-sumber legal yang terlacak dan tidak terhubung dengan hal-hal diatas.
Mari lihat lagi produk-produk yang kita pakai setiap hari, karena besar kemungkinan kita pun tanpa sadar terkait dengan pengrusakan hutan ketika menggunakan produk dengan kandungan minyak sawit kotor tersebut. Tapi selalu ada pilihan untuk melakukan sesuatu. Kita bisa mendesak produsen untuk segera mulai memakai minyak sawit bersih dalam rantai produksi mereka, dan dengan demikian kita telah ikut menjaga hutan dan tidak terkait dengan penggunaan minyak dari proses yang bersifat merusak.
Minyak sawit adalah minyak nabati yang berasal dari sejenis pohon kelapa (palem) yang asalnya berasal dari Afrika Barat. Minyak sawit digunakan sebagai bahan baku hampir seluruh produk yang kita gunakan setiap hari, ia ada di hampir setiap sudut rumah kita. Minyak ini memiliki keunggulan sifat yang tahan oksidasi, dan dengan tekanan tinggi mampu melarutkan bahan kimia yang tidak larut oleh bahan pelarut lainnya, juga mempunyai daya melapis yang tinggi dan tidak menimbulkan iritasi pada tubuh dalam bidang kosmetik.
Sayangnya, seringkali sistem pengolahan bertanggung-jawab terlewatkan dalam proses pengolahan minyak sawit. Akhirnya kita mengenal istilah minyak sawit kotor dan minyak sawit bersih. Minyak sawit bersih adalah minyak sawit yang diolah dengan prinsip bertanggung-jawab atau berkelanjutan dengan tidak merusak hutan dan lahan gambut yang memiliki kandungan karbon tinggi, menghormati hak-hak masyarakat lokal dan buruh serta dihasilkan dari sumber-sumber legal yang terlacak dan tidak terhubung dengan hal-hal diatas.
Mari lihat lagi produk-produk yang kita pakai setiap hari, karena besar kemungkinan kita pun tanpa sadar terkait dengan pengrusakan hutan ketika menggunakan produk dengan kandungan minyak sawit kotor tersebut. Tapi selalu ada pilihan untuk melakukan sesuatu. Kita bisa mendesak produsen untuk segera mulai memakai minyak sawit bersih dalam rantai produksi mereka, dan dengan demikian kita telah ikut menjaga hutan dan tidak terkait dengan penggunaan minyak dari proses yang bersifat merusak.


monggo di waffer doeloe ya gan, biar terbuka pemahaman kita


Spoiler for Selamatkan Hutan:
Di seluruh dunia, hutan-hutan alami sedang dalam krisis. Tumbuhan dan binatang yang hidup didalamnya terancam punah. Dan banyak manusia dan kebudayaan yang menggantungkan hidupnya dari hutan juga sedang terancam. Tapi tidak semuanya merupakan kabar buruk. Masih ada harapan untuk menyelamatkan hutan-hutan ini dan menyelamatkan mereka yang hidup dari hutan.Hutan purba dunia sangat beragam. Hutan-hutan ini meliputi hutan boreal-jenis hutan pinus yang ada di Amerika Utara, hutan hujan tropis, hutan sub tropis dan hutan magrove. Bersama, mereka menjaga sistem lingkungan yang penting bagi kehidupan di bumi. Mereka mempengaruhi cuaca dengan mengontrol curah hujan dan penguapan air dari tanah. Mereka membantu menstabilkan iklim dunia dengan menyimpan karbon dalam jumlah besar yang jika tidak tersimpan akan berkontribusi pada perubahan iklim.
Hutan-hutan purba ini adalah rumah bagi jutaan orang rimba yang untuk bertahan hidup bergantung dari hutan-baik secara fisik maupun spiritual.
Hutan-hutan ini juga merupakan rumah bagi duapertiga dari spesies tanaman dan binatang di dunia. Yang berarti ratusan ribu tanaman dan pohon yang berbeda jenis dan jutaan serangga-masa depan mereka juga tergantung pada hutan-hutan purba.
Hutan-hutan purba yang menakjubkan ini berada dalam ancaman. Di Brazil saja, lebih dari 87 kebudayaan manusia telah hilang; pada 10 hingga 20 tahun kedepan dunia nampaknya akan kehilangan ribuan spesies tanaman dan binatang. Tapi ada kesempatan terakhir untuk menyelamatkan hutan-hutan ini dan orang-orang serta spesies yang tergantung padanya.
Hutan-hutan purba ini adalah rumah bagi jutaan orang rimba yang untuk bertahan hidup bergantung dari hutan-baik secara fisik maupun spiritual.
Hutan-hutan ini juga merupakan rumah bagi duapertiga dari spesies tanaman dan binatang di dunia. Yang berarti ratusan ribu tanaman dan pohon yang berbeda jenis dan jutaan serangga-masa depan mereka juga tergantung pada hutan-hutan purba.
Hutan-hutan purba yang menakjubkan ini berada dalam ancaman. Di Brazil saja, lebih dari 87 kebudayaan manusia telah hilang; pada 10 hingga 20 tahun kedepan dunia nampaknya akan kehilangan ribuan spesies tanaman dan binatang. Tapi ada kesempatan terakhir untuk menyelamatkan hutan-hutan ini dan orang-orang serta spesies yang tergantung padanya.



luangkan waktu 3 menit agan untuk wafer
Spoiler for Sinar Mas Group:
Sinar Mas Group adalah salah satu kelompok bisnis berbasis sumber daya alam terbesar di dunia. Kerajaannya termasuk Asia Pulp & Paper (APP), produsen pulp dan kertas ketiga terbesar di dunia, dan Golden Agri Resources (GAR), perusahaan perkebunan kelapa sawit kedua terbesar di dunia.
Sejak 2006, Greenpeace telah menginvestigasi dampak yang diakibatkan kelompok ini terhadap hutan hujan dan lahan gambut Indonesia yang kaya karbon. Pada tahun 2010, GAR membuat komitment kebijakan tanpa deforestasi, termasuk mengakhiri pengembangan perkebunan di lahan gambut
Berikut ini kami sajikan bukti-bukti terakhir yang kami peroleh, menunjukkan bagaimana merek-merek global menyebabkan perubahan iklim dan mendorong harimau Sumatra menuju kepunahan karena perdagangan mereka dengan APP.
Kayu ramin secara hukum dilindungi dalam peraturan pemerintah Indonesia dan peraturan CITESyang telah diadopsi oleh pemerintah Indonesia. Hutan rawa gambut Sumatra adalah habitat penting ramin.Sejak Indonesia melarang penebangan dan perdagangan ramin pada tahun 2001, lebih dari seperempat dari habitat ramin telah tebang habis –saat ini banyak dari wilayah hutan ini memasok APP.
Penyelidikan selama setahun di pabrik pulp Asia Pulp & Paper terbesar di Indonesia, Indah Kiat Perawang, memperlihatkan bagaimana kayu ramin ilegal secara reguler dicampur ke dalam pasokan kayu dari pembukaan hutan alam.
Investigasi menunjukkan bahwa Indah Kiat Perawang menjual pulp ke pabrik-pabrik kertas APP di Indonesia dan Cina.Pengujian serat produk yang terkait dengan pabrik-pabrik APP ini mengungkapkan penggunaan serat dari pembukaan hutan alam.Produk dari pabrik APP diperdagangkan secara global.
Investigasi ini menunjukkan bahwa pasar global untuk produk kertas dari pabrik-pabrik kertas APP di Indonesia dan Cina. Produk-produk ini dijual ke negara-negara yang sebagian besarnya adalah penandatangan kesepakatan CITES. Pabrik-pabrik APP ini memasok kertas fotokopi, kemasan, buku-buku dan produk kertas lainnya yang mengadung serat hutan hujan ke perusahaan-perusahaan termasuk Xerox, National Geographic dan Danone.
Meskipun ramin Indonesia adalah spesies yang dilindungi secara internasional, habitatnya terus ditebang habis – mendorong ramin dan spesies yang terancam lainnya seperti harimau Sumatra menuju kepunahan. Kayu ramin dari pembukaan hutan ini dicampur dengan berbagai kayu hutan hujan lain untuk memuaskan sektor pulp dan kertas. Tempat untuk mengatasi masalah ini, pemerintah dan industri harus melakukan tindakan untuk melindungi hutan rawa gambut dan membasmi penebangan liar dan perdagangan ramin.
Sejak 2006, Greenpeace telah menginvestigasi dampak yang diakibatkan kelompok ini terhadap hutan hujan dan lahan gambut Indonesia yang kaya karbon. Pada tahun 2010, GAR membuat komitment kebijakan tanpa deforestasi, termasuk mengakhiri pengembangan perkebunan di lahan gambut
Berikut ini kami sajikan bukti-bukti terakhir yang kami peroleh, menunjukkan bagaimana merek-merek global menyebabkan perubahan iklim dan mendorong harimau Sumatra menuju kepunahan karena perdagangan mereka dengan APP.
Kayu ramin secara hukum dilindungi dalam peraturan pemerintah Indonesia dan peraturan CITESyang telah diadopsi oleh pemerintah Indonesia. Hutan rawa gambut Sumatra adalah habitat penting ramin.Sejak Indonesia melarang penebangan dan perdagangan ramin pada tahun 2001, lebih dari seperempat dari habitat ramin telah tebang habis –saat ini banyak dari wilayah hutan ini memasok APP.
Penyelidikan selama setahun di pabrik pulp Asia Pulp & Paper terbesar di Indonesia, Indah Kiat Perawang, memperlihatkan bagaimana kayu ramin ilegal secara reguler dicampur ke dalam pasokan kayu dari pembukaan hutan alam.
Investigasi menunjukkan bahwa Indah Kiat Perawang menjual pulp ke pabrik-pabrik kertas APP di Indonesia dan Cina.Pengujian serat produk yang terkait dengan pabrik-pabrik APP ini mengungkapkan penggunaan serat dari pembukaan hutan alam.Produk dari pabrik APP diperdagangkan secara global.
Investigasi ini menunjukkan bahwa pasar global untuk produk kertas dari pabrik-pabrik kertas APP di Indonesia dan Cina. Produk-produk ini dijual ke negara-negara yang sebagian besarnya adalah penandatangan kesepakatan CITES. Pabrik-pabrik APP ini memasok kertas fotokopi, kemasan, buku-buku dan produk kertas lainnya yang mengadung serat hutan hujan ke perusahaan-perusahaan termasuk Xerox, National Geographic dan Danone.
Meskipun ramin Indonesia adalah spesies yang dilindungi secara internasional, habitatnya terus ditebang habis – mendorong ramin dan spesies yang terancam lainnya seperti harimau Sumatra menuju kepunahan. Kayu ramin dari pembukaan hutan ini dicampur dengan berbagai kayu hutan hujan lain untuk memuaskan sektor pulp dan kertas. Tempat untuk mengatasi masalah ini, pemerintah dan industri harus melakukan tindakan untuk melindungi hutan rawa gambut dan membasmi penebangan liar dan perdagangan ramin.
Sumurnya

Spoiler for KFC:
Apapun pendapatmu mengenai makanan cepat saji, kamu pasti tidak akan setuju jika hutan alam diubah menjadi kemasan pembungkus yang nantinya hanya akan berakhir di tempat sampah. Sayangnya, justru itulah yang terjadi. Asia Pulp and Paper (APP) memasok KFC dengan produk kemasan yang terbuat dari hutan alam Indonesia.
Kolonel Sanders yang asli tidak bisa membayangkan perusahaan yang ia dirikan pada 1930 akan menjadi salah satu pendorong kehancuran hutan di belahan bumi lain yang jauh dari tempat ia memulai bisnis ini di Kentucky, AS. Tapi laporan terbaru Greenpeace Internasional, “Bagaimana KFC Terlibat dalam Perusakan Hutan” dengan sangat gamblang menunjukkan hal tersebut. Investigasi terhadap jaringan penyalur dan uji forensik mengungkap jelas bagaimana KFC membeli kertas yang terbuat dari serat kayu alam yang dipasok oleh APP. Sumber kayu alam APP berasal dari habitat Harimau Sumatera yang berada dalam ancaman kepunahan. Minggu lalu, perusahaan membuat klaim yang mereka bilang sebagai komitmen baru perlindungan hutan. Kenyataannya, mereka masih akan terus mengandalkan pasokannya dari pembukaan hutan alam. Hari ini Greenpeace meluncurkan kampanye global mengajak KFC dan perusahaan induknya Yum! untuk berubah dan tidak lagi memakai penyuplai yang terkait dengan perusakan hutan. Sebagai pembukanya, kami meluncurkan video yang menampilkan Kolonel yang panik karena resep rahasianya akhirnya terbongkar.
Sementara itu para aktivis yang mendatangi markas besar KFC di Louisville, Kentucky mencoba menyadarkan para eksekutifnya bahwa mereka tidak dapat lagi menghindar dari isu ini, tepat pada saat mereka datang untuk bekerja. Spanduk raksasa dengan gambar Harimau Sumatera telah diletakkan di pilar utama markas KFC dengan pesan “KFC, Stop buat rumahku jadi sampah”. Gedung tersebut, mempunyai julukan “Gedung Putih” karena kemiripannya dengan kediaman Presiden AS, menghadap sebuah danau dimana tim aktivis lain mengerahkan spanduk lainnya kepada ratusan pegawai Yum! dengan pesan yang sama.
KFC dan Yum telah melakukan upaya yang paling sedikit dibandingkan dengan perusahaan makanan cepat saji lainnya dalam menyingkirkan rantai penyalur mereka dari penghancuran hutan alam, mengacuhkan bukti bukti dan menyeret kaki mereka selama bertahun-tahun ketika kami dan lainya juga telah mencoba mendorong mereka mengubah sumber mereka. Jika spesies yang terancam seperti Harimau Sumatera ingin tetap ada dan bertahan di alam bebas, perusahaan seperti KFC tidak boleh lagi melanjutkan kebiasaan mereka memalingkan muka dan menutup mata terhadap perusakan hutan.
Kolonel Sanders yang asli tidak bisa membayangkan perusahaan yang ia dirikan pada 1930 akan menjadi salah satu pendorong kehancuran hutan di belahan bumi lain yang jauh dari tempat ia memulai bisnis ini di Kentucky, AS. Tapi laporan terbaru Greenpeace Internasional, “Bagaimana KFC Terlibat dalam Perusakan Hutan” dengan sangat gamblang menunjukkan hal tersebut. Investigasi terhadap jaringan penyalur dan uji forensik mengungkap jelas bagaimana KFC membeli kertas yang terbuat dari serat kayu alam yang dipasok oleh APP. Sumber kayu alam APP berasal dari habitat Harimau Sumatera yang berada dalam ancaman kepunahan. Minggu lalu, perusahaan membuat klaim yang mereka bilang sebagai komitmen baru perlindungan hutan. Kenyataannya, mereka masih akan terus mengandalkan pasokannya dari pembukaan hutan alam. Hari ini Greenpeace meluncurkan kampanye global mengajak KFC dan perusahaan induknya Yum! untuk berubah dan tidak lagi memakai penyuplai yang terkait dengan perusakan hutan. Sebagai pembukanya, kami meluncurkan video yang menampilkan Kolonel yang panik karena resep rahasianya akhirnya terbongkar.
Sementara itu para aktivis yang mendatangi markas besar KFC di Louisville, Kentucky mencoba menyadarkan para eksekutifnya bahwa mereka tidak dapat lagi menghindar dari isu ini, tepat pada saat mereka datang untuk bekerja. Spanduk raksasa dengan gambar Harimau Sumatera telah diletakkan di pilar utama markas KFC dengan pesan “KFC, Stop buat rumahku jadi sampah”. Gedung tersebut, mempunyai julukan “Gedung Putih” karena kemiripannya dengan kediaman Presiden AS, menghadap sebuah danau dimana tim aktivis lain mengerahkan spanduk lainnya kepada ratusan pegawai Yum! dengan pesan yang sama.
KFC dan Yum telah melakukan upaya yang paling sedikit dibandingkan dengan perusahaan makanan cepat saji lainnya dalam menyingkirkan rantai penyalur mereka dari penghancuran hutan alam, mengacuhkan bukti bukti dan menyeret kaki mereka selama bertahun-tahun ketika kami dan lainya juga telah mencoba mendorong mereka mengubah sumber mereka. Jika spesies yang terancam seperti Harimau Sumatera ingin tetap ada dan bertahan di alam bebas, perusahaan seperti KFC tidak boleh lagi melanjutkan kebiasaan mereka memalingkan muka dan menutup mata terhadap perusakan hutan.
Sumurnya

Spoiler for Wilmar International:
Pemasok kelapa sawit untuk perusahaan yang berbasis di Singapura Wilmar International tertangkap basah merusak hutan gambut yang merupakan rumah bagi spesies terancam Orangutan, seperti terungkap dalam foto yang jarang diperoleh dari investigasi udara yang dilakukan Greenpeace Asia Tenggara di Kalimantan.
Pemilik perkebunan ini adalah Bumitama Agri yang hari ini menolak mengakui bahwa mereka telah “menghancurkan hutan atau membunuh orangutan,” tetapi telah berjanji akan menghentikan seluruh penanaman sawit sebagai tanggapan atas tekanan dari sejumlah LSM termasuk Greenpeace dan para konsumennya.
“Hanya dalam satu minggu, Greenpeace kembali menangkap basah pemasok Wilmar atas tindakannya menghancurkan hutan yang merupakan habitat penting bagi orangutan yang juga dikenal di dunia sebagai taman nasional. Lebih dari enam bulan, LSM global meminta perusahaan ini untuk menghentikan praktik buruknya, tetapi di lapangan pembukaan hutan terus berlanjut dan orangutan di dalam konsesi mereka menderita.
“Perusahaan ini hanya melakukan hal yang kecil dan juga lambat. Jika ini yang disebut sebagai keberlanjutan, maka konsumen memiliki hak meminta jaminan kepada Wilmar untuk berhenti mencuci kelapa sawit dari kehancuran hutan ke pasar global,” kata Bustar Maitar, Kepala Kampanye Hutan Greenpeace Indonesia.
“Greenpeace meminta penegasan segera dari Bumitama bahwa semua pembukaan hutan harus dihentikan, dan Bumitama berkomitmen untuk melindungi seluruh gambut dan hutan yang ada di dalam konsesinya. Hingga Bumitama berkomitmen untuk kebijakan nol deforestasi, orangutan dan hutan di dalam konsesi mereka akan selalu terancam.
Sebelumnya Bumitama pernah berjanji namun melanggarnya, mengklaim telah menghentikan pengembangan perkebunan di satu konsesi mereka di awal tahun 2013 setelah ditemukannya sejumlah orangutan tersudut di sisa hutan dalam konsesinya. Bagaimanapun analisas peta Greenpeace mengungkapkan bahwa perusahaan telah menghancurkan 1,150 ha hutan di dalam konsesinya pada tahun 2013.
Sektor kelapa sawit adalah penyebab tunggal deforestasi terbesar di Indonesia. Peta milik Kementrian Kehutanan menunjukkan bahwa Indonesia kehilangan sekitar 620.000ha hutan hujan setiap tahunnya (lebih dari luasan Negeri Brunei). Seperempat kehilangannya terjadi selama periode pertengahan tahun 2009 ke pertengahan tahun 2011 di Kalimantan Tengah, kawasan Taman Nasional Tanjung Puting yang terkenal secara internasional. Tanjung Puting adalah populasi orangutan terbesar yang tersisa.
Perusahaan yang berbasis di Singapura, Wilmar Internasional adalah pengolah kelapa sawit terbesar dunia, terhitung lebih dari sepertiga pasar pengolahan kelapa sawit global dan merupakan investor utama untuk Bumitama Agri Ltd.
Pemilik perkebunan ini adalah Bumitama Agri yang hari ini menolak mengakui bahwa mereka telah “menghancurkan hutan atau membunuh orangutan,” tetapi telah berjanji akan menghentikan seluruh penanaman sawit sebagai tanggapan atas tekanan dari sejumlah LSM termasuk Greenpeace dan para konsumennya.
“Hanya dalam satu minggu, Greenpeace kembali menangkap basah pemasok Wilmar atas tindakannya menghancurkan hutan yang merupakan habitat penting bagi orangutan yang juga dikenal di dunia sebagai taman nasional. Lebih dari enam bulan, LSM global meminta perusahaan ini untuk menghentikan praktik buruknya, tetapi di lapangan pembukaan hutan terus berlanjut dan orangutan di dalam konsesi mereka menderita.
“Perusahaan ini hanya melakukan hal yang kecil dan juga lambat. Jika ini yang disebut sebagai keberlanjutan, maka konsumen memiliki hak meminta jaminan kepada Wilmar untuk berhenti mencuci kelapa sawit dari kehancuran hutan ke pasar global,” kata Bustar Maitar, Kepala Kampanye Hutan Greenpeace Indonesia.
“Greenpeace meminta penegasan segera dari Bumitama bahwa semua pembukaan hutan harus dihentikan, dan Bumitama berkomitmen untuk melindungi seluruh gambut dan hutan yang ada di dalam konsesinya. Hingga Bumitama berkomitmen untuk kebijakan nol deforestasi, orangutan dan hutan di dalam konsesi mereka akan selalu terancam.
Sebelumnya Bumitama pernah berjanji namun melanggarnya, mengklaim telah menghentikan pengembangan perkebunan di satu konsesi mereka di awal tahun 2013 setelah ditemukannya sejumlah orangutan tersudut di sisa hutan dalam konsesinya. Bagaimanapun analisas peta Greenpeace mengungkapkan bahwa perusahaan telah menghancurkan 1,150 ha hutan di dalam konsesinya pada tahun 2013.
Sektor kelapa sawit adalah penyebab tunggal deforestasi terbesar di Indonesia. Peta milik Kementrian Kehutanan menunjukkan bahwa Indonesia kehilangan sekitar 620.000ha hutan hujan setiap tahunnya (lebih dari luasan Negeri Brunei). Seperempat kehilangannya terjadi selama periode pertengahan tahun 2009 ke pertengahan tahun 2011 di Kalimantan Tengah, kawasan Taman Nasional Tanjung Puting yang terkenal secara internasional. Tanjung Puting adalah populasi orangutan terbesar yang tersisa.
Perusahaan yang berbasis di Singapura, Wilmar Internasional adalah pengolah kelapa sawit terbesar dunia, terhitung lebih dari sepertiga pasar pengolahan kelapa sawit global dan merupakan investor utama untuk Bumitama Agri Ltd.

Sumber
Quote:



Quote:
Ane gak punya maksud apa2 ya gan, ane cuma share aja, betapa pentingnya hutan bagi kita semua. Mungkin bagi agan sista yang ingin berkontribusi dalam perlindungan hutan Nusantara, bisa bergabung dimari 

Quote:


Selamat menyambut tahun baru 2014, semoga bumi Nusantara semakin penuh dengan harapan dan semakin baik kedepannya, kembali bangkit menjadi MACAN ASIA








Spoiler for bonus:

0
3.4K
Kutip
22
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan