Quote:
Media Jangan Gegabah Memberitakan Operasi Militer
JAKARTA, KOMPAS.com — Media massa diminta tidak gegabah dalam memberitakan operasi militer, apalagi terkait rencana pembebasan sandera, seperti pada kasus tug boat Brahma 12 di wilayah Filipina Selatan.
Mantan Kepala Badan Intelijen Strategis (Kabais) TNI, Laksamana Muda (Purn) Soleman Ponto, yang dihubungi pada Kamis (31/3/2016) menyayangkan langkah sejumlah media yang memberitakan gelar pasukan TNI terkait upaya pembebasan sandera.
"Jumlah pesawat, kapal, perlengkapan, dan personel sampai nama-nama dan pangkat diungkapkan ke publik. Itu tidak punya sense of intelligentdan kehati-hatian. Tindakan tersebut bisa membuat penyandera nekat menghabisi sandera dan juga membahayakan aparat yang akan menjalankan operasi. Di saat kita sedang mencari tahu kekuatan lawan, kekuatan kita justru dibuka. Itu sangat berbahaya," kata Soleman Ponto.
Dia mengingatkan, saat pembebasan sandera di Hotel Taj Mahal, Mumbay, komandan pasukan khusus India tewas karena posisinya untuk menyerbu masuk sudah terpantau teroris. Para teroris itu menyaksikan serbuan pasukan khusus yang ditayangkan langsung oleh stasiun-stasiun televisi. Kehebohan pemberitaan tidak membantu sama sekali dalam kasus pembebasan sandera.
Soleman Ponto menambahkan, dalam kasus pembajakan dan penyanderaan kapal, kelompok penyandera turut memantau situasi dengan memonitor media massa.
Praktisi media massa, Ignatius Haryanto, menyayangkan sikap sejumlah media yang membeberkan gelar pasukan TNI dikaitkan dengan rencana pembebasan sandera tug boat Brahma 12 di Filipina Selatan.
http://regional.kompas.com/read/2016...ampaign=Kaitrd
jadinya malah ngasih bocoran ke teroris
