Quote:
Semarang - Jalan Pemuda Kota Semarang, Jawa Tengah, merupakan salah satu jalan protokol yang selalu padat pada pagi, waktu pulang sekolah, dan sore hari. Ada satu hal yang cukup menarik perhatian di situ. Yakni separator atau pembatas membelah setengah lajur jalan. Bolehkah?
Separator tersebut tepatnya berada di depan mal Paragon yang terletak di dekat bundaran yang menghubungkan tujuh simpang di Jalan Pemuda. Mal besar itu memang cukup ramai pengunjung karena satu bangunan dengan hotel. Gerbang masuknya tidak jauh dari belokan jalan.
Jika jalan padat dan pemotor atau mobil sudah terlanjur masuk ke sisi kiri separator, maka harus masuk terlebih dahulu ke mal dan mengelilingi mal untuk kembali ke jalan utama karena separator berbelok ke arah mal.
"Saya bingung kok ada cone (pembatas) di situ, setengah jalan sendiri yang dibelah," kata salah satu pemotor yang melintas, Wahyu, Kamis (31/3/2016).
Di ujung deretan separator memang sudah terdapat penunjuk jika sisi kiri merupakan arah khusus masuk mal, namun jika sudah terjebak kepadatan lalu lintas, maka kalau terlanjur di sisi kiri maka harus memutar ke mal. Dan jika tidak ingin ke mal bisa ambil sisi kanan.
Kondisi seperti itu sudah ada sejak sekitar setahun lalu. Memang tidak ada yang protes, tapi tetap jadi perhatian pemotor. Sebab, cone, separator, atau pembatas biasanya dipasang jika ada kegiatan tertentu. Tapi ini dipasang setiap hari, seolah-olah pemotor harus mengalah untuk akses ke mal.
Pihak Mal Paragon belum bisa dikonfirmasi terkait hal ini. detikcom sudah berusaha menghubungi lewat telepon dan SMS, tapi belum mendapat jawaban.
(alg/try)
http://news.detik.com/berita/3176458...r-di-depan-mal
Quote:
Semarang - Ada pembatas membelah jalan Pemuda Semarang di depan mal Paragon. Beberapa pemotor heran, beberapa bingung. Apa kata Dinas Perhubungan (Dishub)?
Ternyata pemasangan pembatas tersebut sudah sesuai arahan Dishubkominfo Kota Semarang dan Satlantas Polrestabes Semarang. Kepala Dishubkominfo Kota Semarang, Agus Harmunanto, mengatakan pemasangan pembatas tersebut merupakan program Satlantas Polrestabes Semarang dan berkoordinasi dengan Dishubkominfo serta pihak mal. Hal itu dilakukan karena kondisi lalu lintas di sekitar mal memang padat karena banyaknya pengguna jalan dan pengunjung mal.
"Tentunya Kasatlantas berkoordinasi, karena kalau Paragon tidak diberi batas kanalisasi seperti itu, macet," kata Agus kepada detikcom, Kamis (31/3/2016).
Agus menjelaskan, sebelum diberi pembatas, pengunjung mal banyak yang berbelok mendadak dan membuat kemacetan karena kendaraan di belakangnya tidak bisa berjalan lancar, begitu pula kendaraan yang akan kelar mal akan menyebabkan crowded.
"Yang mau masuk juga jadi tidak bisa belok. Jadi itu untuk membagi yang mau masuk ke mal dan tidak," tandasnya.
Foto: Angling AP/detikcom
Meski demikian, Agus memang mengakui lalu lintas di sekitar mal tersebut memang kacau sebelumnya termasuk masalah taksi yang mengantre di depan mal dan menimbulkan kemacetan. Namun hal itu terjadi lebih dari setahun lalu dan sudah diantisipasi.
"Saat itu kita juga melakukan pendekatan dengan paguyuban taksi agar mau diatur. Pihak Paragon akhirnya sudah memberikan tempat," terang Agus.
Setelah barisan taksi sudah teratasi, ternyata kepadatan masih terjadi sehingga diperlukan rekayasa lalu lintas. Akhirnya dibuat pembatas yang membelah jalan sehingga memisahkan antara pengguna jalan biasa dan pengunjung mal.Rekayasa lalu lintas itu juga melalui tahap percobaan. Yang pertama, pembatas jalan berupa pembatas ternyata terlalu panjang dan justru menambah kepadatan. Akhirnya sesuai dengan koordinasi kepolisian lalu lintas, Dishubkominfo, dan pihak mal, cone diperpendek jadi sekitar 15 meter.
"Kita selalu melakukan evaluasi. Pertama terlalu panjang, terus diperpendek. Kita sama-sama saling berkoordinasi," tandasnya.
Pembatas yang membelah jalan protokol itu membuat pengguna jalan heran. Sebab, cone biasanya hanya dipasang saat kegiatan tertentu. Tapi khusus di area ini, cone dipasang tiap hari.
Pihak Mal Paragon belum bisa dikonfirmasi terkait hal ini. detikcom sudah berusaha menghubungi manajer via telepon dan SMS, tapi belum mendapat jawaban.
(alg/try)
http://news.detik.com/berita/3176496...ishub-semarang
Quote:
Semarang - Separator di Jalan Pemuda Semarang, depan Mal Paragon, membuat pengguna jalan heran. Tiap hari separator itu dipasang. Akibatnya jalan menyempit. Polisi menyatakan separator tidak permanen, jadi bisa disingkirkan.
Kasat Lantas Polrestabes Semarang, AKBP Catur Gatot Efendi mengatakan kanalisasi dengan pemasangan separator, cone, atau pembatas jalan diperlukan untuk mengatasi kemacetan di jalan padat kendaraan tersebut. Itu merupakan salah satu tindakan diskresi demitugas lapangan untuk kepentingan masyarakat khususnya untuk kelancaran arus lalu lintas.
"Boleh dilakukan saat tugas di lapangan untuk kepentingan masyarakat," kata Catur kepada detikcom, Kamis (31/3/2016).
Pembatas atau cone, lanjut Catur, tidak boleh dipasang permanen. Terlebih lagi jika membelah jalan seperti di depan mal Paragon. Ia menegaskan, pembatas bisa disingkirkan demi kelancaran lalu lintas.
"Itu untuk antisipasi kepadatan lalu lintas. Itu tidak permanen, bisa disingkirkan," tegasnya.
Foto: Angling AP/detikcom
Separator di depan mal Paragon dipasang setahun belakangan. Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Semarang mengizinkan pemasangan dengan alasan lalu lintas di lokasi sangat padat. Hal itu dilakukan setelah ada koordinasi antara Dishub, Satlantas Polrestabes, dan pihak mal.
"Tentunya Kasatlantas berkoordinasi, karena kalau Paragon tidak diberi batas kanalisasi seperti itu, macet," kata Kepala Dishubkominfo Kota Semarang, Agus Harmunanto.
Pihak Mal Paragon sendiri belum bisa dikonfirmasi terkait hal ini. detikcom sudah berusaha menghubungi manajer via telepon dan SMS, tapi belum mendapat jawaban.
(alg/try)
http://news.detik.com/berita/3176566...a-disingkirkan
-----------------
akhirnya muncul juga di detikcom, terima kasih kepada wartawan detikcom yg sudah mengangkat masalah ini ke permukaan, sebagai warga perantauan yg tinggal di semarang dan menjalankan aktifitasnya di kota ini terus terang keberadaan separator tersebut sangat mengganggu sekali ... pagi ketika masyarakat berangkat kerja, siang ketika aktifitas sedang padat dan sore ketika orang2 pada pulang kerja ketika melewati depan mall Paragon pasti macet, gimana ndak macet wong jalan 2 lajur yg udah dipisah dengan sebuah taman didepan paragon eh masih diberi cone segala di separo jalan yg udah terpotong oleh taman tadi (liat di foto atas), harusnya bisa 2 lajur, menjadi 1 lajur pas untuk mobil yg mau mengarah ke Tugu Muda, sementara lajur 1nya dengan tidak bertanggung jawab diambil oleh manajemen mall demi keuntungan pribadi si owner pemilik mall
pemkot harusnya bertanggung jawab akan hal ini karna itu menunjukkan bahwa tidak ada penilaian Amdal disitu, terus terang sebagai pengguna jalan saya marah melihat ke egoisan orang2 kaya pemilik mall ini yg sudah merampas hak2 pengguna jalan dan juga kecewa kepada pemkot semarang karna seakan2 tutup mata dg kondisi kesemrawutan yang udah terjadi bertahun2 ... conenya itu sudah ada lebih dari 1 tahun yg lalu
gimana pak ganjar pranowo sbg gubernur melihat kondisi jalanan Semarang yg menjadi ibukota Jawa Tengah ini, semrawut dan sering macet karna tata kotanya kacau balau