TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Ngadiono (31) nekat melompat dari lantai tujuh gedung Pusat Grosir Cililitan (PGC), Kramatjati, Jakarta Timur, Rabu (30/3/2016) sekira pukul 19.00 WIB.
Diduga aksi nekat karyawan toko tekstil tersebut dilakukan karena depresi.
Salah seorang saksi menuturkan pada saat kejadian, ia menduga sebuah barang jatuh dan langsung menghantam lantai.
"Saya kira barang apa yang jatuh, enggak tahunya orang," kata David (31), Rabu (30/3).
Akibat kejadian itu, kondisi korban ditemukan dengan sangat memprihatinkan.
Pasalnya dari hidung korban keluar darah dan kakinya berbentuk huruf L seperti lepas dari persendian.
"Tadi ada yang mau meluruskan, tapi saya larang," ujarnya.
Sementara itu saksi lainnya, Budiyanto (41) menuturkan korban sempat meminta izin untuk melaksanakan salat Mahgrib dan langsung menuju lantai tujuh tempat masjid berada.
"Tahu-tahu saya dengar dari bos, korban sudah jatuh di depan pintu utama," tambahnya.
Korban yang mengalami patah kaki dan luka parah pada bagian kepala itu pun langsung dilarikan ke Rumah Sakit UKI untuk mendapatkan perawatan.
Sayangnya penanganan yang dilakukan tidak berhasil menyelamatkan nyawa korban.
"Setelah sempat dirawat di rumah sakit, korban akhirnya meninggal dunia sekitar pukul 21.00 WIB," kata Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Timur AKBP Nasriadi.
Terkait modus korban melakukan aksi nekat tersebut, Nasriadi mengungkapkan hal itu murni bunuh diri.
Ia menuturkan korban bunuh diri karena diduga mengalami depresi.
"Diduga korban depresi sehingga akhirnya bunuh diri. Namun depresi karena masalah apa, kita masih mendalaminya," ucapnya. (Junianti Hamonangans)