Di zaman sekarang ini, tentu sudah tak asing dengan acara-acara penghargaan untuk mencari wanita terbaik tingkat dunia, beberapa diantaranya Miss Universe dan Miss World. Para peserta dinilai berdasarkan kecerdasan dan kecantikannya. Dengan kriteria-kriteria tertentu tersebut, kemudian juri menetapkan salah satu pemenang dan memberikan gelar “wanita terhebat” sejagad dengan mahkota kehormatan.

Terlepas dari dari itu, sebenarnya ada empat wanita yang lebih pantas dan berhak menyandang gelar Miss Universe ataupun Miss World. Keempat wanita ini adalah sosok hebat sepanjang zaman, mereka memperoleh gelar kemuliaan bukan dari penilaian juri atau publik, melainkan dari Allah SWT. Siapa sajakah mereka?

Sosok wanita yang satu ini memang kurang dikenal, padahal beliau adalah wanita hebat dunia dan akhirat yang dicintai oleh Allah. Lalu siapakah Asiyah? Dia adalah istri dari salah satu penguasa Mesir yang paling perkasa dan kaya, Fir’aun. Dia juga merupakan ibu angkat dari Nabi Musa A.S yang sangat penyayang.

Kita tak perlu lagi menanyakan kemuliaannya, sebab ditengah harta yang bergelimang dia tetap lembut dan tidak sombong. Bahkan, dia tetap bisa menjaga keimanannya walaupun hidup berdampingan dengan seorang lelaki yang menjadi pembangkang Allah sepanjang masa. Ya, memang bukan hal yang gampang menjadi orang suci di sarang penyamun. Ada banyak godaan dan ketakutan yang terkadang muncul dalam kehidupan Aisyah. Kalau saja bukan karena cintanya yang begitu besar kepada Allah, mungkin pertahanan dia akan runtuh. Tapi Asiyah tetap berusaha menjaga keimanannya.

Hal yang paling mengerikan terjadi pada akhir hayat Asiyah. Akibat ia menolak untuk mengakui Fir’aun sebagai Tuhan, ia pun disiksa dengan sangat kejam. Tubuh Asiyah diletakkan diatas lempengan batu dan kemudian dibakar oleh api. Walau siksaan tersebut teramat perih, namun hal itu tak mengurangi cintanya kepada Allah SWT.

Maryam adalah satu-satunya wanita di dunia ini yang memiliki kesucian hingga akhir hayatnya. Dia dilebihkan kedudukannya oleh Allah dan dipilih menjadi ibu dari Nabi Isa a.s dengan cara melahirkan yang istimewa. Ya, Maryam melahirkan seorang bayi tanpa suami dan tanpa kehamilan. Ini adalah keajaiban yang diberikan Tuhan kepada Maryam.

Sayangnya, banyak orang yang tak mempercayai hal tersebut. Mereka menganggap Maryam adalah wanita kotor dan hina. Bahkan ketika anaknya lahir di dunia, masyarakat menolak, memusuhi, dan selalu mengejek buah hati Maryam. Meski harus menerima ujian yang begitu berat, namun Maryam tetap tunduk dan menjaga kekhusyukannya kepada Allah SWT.

Sebagai seroang istri Rasulullah, Khadijah adalah wanita yang sangat luar biasa, baik dalam pengabdiannya ataupun kontribusinya membantu ekonomi keluarga. Khadijah adalah seorang pengusaha konglomerat yang memutuskan hidup bersama lelaki sederhana. Ia dikenal sebagai pengusaha wanita yang sukses dan terhormat dikalangan kaum Quraisy.

Meski demikian, dia rela menjalani cara hidup yang sangat sederhana bersama suaminya, Muhammad SAW. Rasulullah tidak ingin keluarganya hidup berlebihan pada saat banyak orang lain yang masih kekurangan. Khadijah mengikuti prinsip suaminya tanpa keluhan apapun. Ia rela meninggalkan kenyamanan yang pernah menghiasi kehidupannya sebelum menikah.

Tak terhitung jumlah kekayaan Khadijah yang dia abdikan demi perjuangan suaminya untuk menegakkan kalimat “laa ilaaha illallaah”. Sednagkan kekayaannya yang tersisa, dia gunakan untuk membeli bekal makanan secara diam-diam bagi para pengikut Rasulullah yang kelaparan karena mempertahankan iman mereka. Dia rela menukar semua kekayaan dan kesuksesannya dengan ridha Tuhannya.

Fatimah Az-Zahra RA adalah putri dari seorang pemimpin besar yang berpengaruh di dunia sepanjang masa. Ya, dia merupakan anak kesayangan dari Muhammad SAW. Semenjak kecil, Fatimah sudah terbiasa dengan kelaparan demi cinta dan ketaatannya kepada ayah dan Tuhannya. Kehidupan mereka sering mengalami pelbagai cobaan, mulai dari pengucilan hingga pemboikotan. Sehingga tidak heran jika mereka sering hidup dalam kelaparan.

Walaupun hidup dalam kesusahan, namun Fatimah bukanlah gadis yang lemah. Ia tetap kuat, bahkan saat usianya baru menginjak 5 tahun ia sudah mengkhawatirkan kondisi ibunya. Saat beranjak remaja, Fatimah menikah dengan seorang pemuda miskin yang Cuma bisa memberikan baju besinya sebagai mas kimpoi. Meski demikian, pemuda tersebut memiliki ilmu dan derajat yang tinggi di sisi Allah.


Bagi Fatimah tak masalah jika ia harus hidup dalam kekurangan, yang terpenting kehidupannya di ridhoi Tuhannya. Fatimah dinobatkan sebagai sebaik-baiknya wanita di seluruh jagad raya bersama ibundanya, Khadijah, Maryam, dan Asiyah.