- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
DPR: Keputusan Jokowi buat Inpex & Shell hengkang dari Indonesia


TS
hap69
DPR: Keputusan Jokowi buat Inpex & Shell hengkang dari Indonesia
Quote:
DPR: Keputusan Jokowi buat Inpex & Shell hengkang dari Indonesia
Reporter : Hana Adi Perdana | Kamis, 24 Maret 2016 11:53

Ilustrasi Migas. shutterstock.com
Merdeka.com - Wakil Ketua Komisi VII Dewan Perwakilan Rakyat (DPR RI), Fadel Muhamad mengomentari keputusan Presiden Joko Widodo yang memilih skema darat (onshore) dalam pengembangan Blok Masela, Maluku. Menurutnya, keputusan presiden akan membuat Inpex Corpotation dan Shell hengkang dari Indonesia. Menurutnya, dua perusahaan raksasa tersebut kecewa atas keputusan Jokowi.
"Ya pasti dong, mereka bikin statement kalau mereka akan mempertahankan pembangunan di laut (Offshore)," ujar Fadel saat dihubungi merdeka.com di Jakarta, Kamis (24/3).
Fadel mengaku tak bisa berbuat apa-apa atas keputusan tersebut, namun pihaknya akan memanggil Menteri ESDM untuk meminta kejelasan. Fadel menyesalkan sikap pemerintah yang tidak mempertimbangkan Shell dan Inpex sebagai investor. "Kalau memang sudah diputuskan seperti itu kita mau bilang apa. Pertimbangan yang utama dari kita yaitu investasi dari investor. Inpex sama Shell itu kan bukan perusahaan kecil," kata dia.
"Kita belum menyetujui belum juga menolak, tapi kita akan mendengar. Minggu depan penjelasan Menteri ESDM, sekitar hari selasa atau hari Rabu," tambahnya.
Pernyataan Fadel justru berbanding terbalik dengan Direktur Indonesia Resources Studies (IRESS) Marwan Batubara yang menyebut keinginan Shell dan Inpex hanya ancaman semata.
"Biarin saja tidak apa-apa, kita anggap itu sebagai ancaman kepada pak Jokowi untuk mengubah keputusan pembangunan di On Shore," ucapnya saat dihubungi.
Marwan menjelaskan, Inpex dan Shell sampai saat ini telah berinvestasi sebesar USD 1 miliar. Investasi tersebut tidak akan kembali sampai ada produksi di Blok Masela.
Selain itu, Blok Masela merupakan 'Harta Karun' terbesar dalam ketersedian Minyak dan Gas. Hal tersebut disinyalir akan menjadi pertimbangan utama Shell dan Inpex untuk tidak hengkang.
"Seandainya mereka hengkang itu nanti bisa dikelola pertamina dan pertamina bisa cari partner. Tidak perlu dikhawatirkan soal keinginan hengkang agar menekan pak Jokowi mengubah pemikirannya. Jadi kemungkinan besar mereka tidak akan hengkang," tutupnya.
Reporter : Hana Adi Perdana | Kamis, 24 Maret 2016 11:53

Ilustrasi Migas. shutterstock.com
Merdeka.com - Wakil Ketua Komisi VII Dewan Perwakilan Rakyat (DPR RI), Fadel Muhamad mengomentari keputusan Presiden Joko Widodo yang memilih skema darat (onshore) dalam pengembangan Blok Masela, Maluku. Menurutnya, keputusan presiden akan membuat Inpex Corpotation dan Shell hengkang dari Indonesia. Menurutnya, dua perusahaan raksasa tersebut kecewa atas keputusan Jokowi.
"Ya pasti dong, mereka bikin statement kalau mereka akan mempertahankan pembangunan di laut (Offshore)," ujar Fadel saat dihubungi merdeka.com di Jakarta, Kamis (24/3).
Fadel mengaku tak bisa berbuat apa-apa atas keputusan tersebut, namun pihaknya akan memanggil Menteri ESDM untuk meminta kejelasan. Fadel menyesalkan sikap pemerintah yang tidak mempertimbangkan Shell dan Inpex sebagai investor. "Kalau memang sudah diputuskan seperti itu kita mau bilang apa. Pertimbangan yang utama dari kita yaitu investasi dari investor. Inpex sama Shell itu kan bukan perusahaan kecil," kata dia.
"Kita belum menyetujui belum juga menolak, tapi kita akan mendengar. Minggu depan penjelasan Menteri ESDM, sekitar hari selasa atau hari Rabu," tambahnya.
Pernyataan Fadel justru berbanding terbalik dengan Direktur Indonesia Resources Studies (IRESS) Marwan Batubara yang menyebut keinginan Shell dan Inpex hanya ancaman semata.
"Biarin saja tidak apa-apa, kita anggap itu sebagai ancaman kepada pak Jokowi untuk mengubah keputusan pembangunan di On Shore," ucapnya saat dihubungi.
Marwan menjelaskan, Inpex dan Shell sampai saat ini telah berinvestasi sebesar USD 1 miliar. Investasi tersebut tidak akan kembali sampai ada produksi di Blok Masela.
Selain itu, Blok Masela merupakan 'Harta Karun' terbesar dalam ketersedian Minyak dan Gas. Hal tersebut disinyalir akan menjadi pertimbangan utama Shell dan Inpex untuk tidak hengkang.
"Seandainya mereka hengkang itu nanti bisa dikelola pertamina dan pertamina bisa cari partner. Tidak perlu dikhawatirkan soal keinginan hengkang agar menekan pak Jokowi mengubah pemikirannya. Jadi kemungkinan besar mereka tidak akan hengkang," tutupnya.
http://www.merdeka.com/uang/dpr-kepu...indonesia.html
sekarang jelas siapa antek asing

0
5.1K
Kutip
40
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan