- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Sengketa laut natuna .Simalakama bagi sosok Jagoan ?


TS
yooben
Sengketa laut natuna .Simalakama bagi sosok Jagoan ?
KORBANKAN POHON KISMIS UNTUK MENJAGA POHON PERSIK

Sengketa laut natuna .Simalakama bagi sosok Jagoan ?
Kaum Diaspora bagai mati gaya setelah ada kejadian laut china selatan.
Bahkan Tokoh yang dikatakan pemberani menegakkan keadilan dan korupsi di Indonesiai tidak berani memberikan suatu Statement mengkritik negara asal nenek moyangnya.
Apakah takut kualat ? Ternyata TIDAK.
Kaum Diaspora tahu dibalik pesan yang disampaikan oleh negeri leluhurnya itu..
RRC negara besar yang kekuatan ekonomi, sumber daya dan militernya berlipat lipat mengungguli Indonesia tidak menjadikan rakyat Indonesia keder dan takut.
Rakyat Indonesia tetap MARAH dengan kesewenangan menginjak injak kedaulatan NKRI.
Bangsa ini tidak bisa ditakuti dan diinjak harga dirinya dengan kasar dan kasat mata karena bangsa ini akan melawan dengan segala kekuatan.
Sebagai bangsa yang ada di garis katulistiwa , bangsa yang DNAnya, darahnya mudah panas dan tidak takut apapun dan suka gebuk gebukan..dan disadari oleh RRC DNA itu tidak dimiliki oleh RRC.
SUSAHNYA MERANGKUL INDONESIA
Menanam kepercayaan kembali dan dipupuk sejak dibuka kembali hubungan diplomatik RRC dan RI pada Thn 1990 dan dilanjut berkunjungnya perdamenteri mereka ke Indonesia setahun kemudian .diawal 90an itu RRC merasa mendapatkan berkah bisa menjalin hubungan dengan bangsa ini.
26 tahun hubungan ini dibina kembali dimulai pada 24 Februari 1989, ketika Presiden Soeharto bertemu Menteri Luar Negeri Tiongkok saat itu Qian Qichen, dalam upacara pemakaman Kaisar Hirohito di Tokyo, dibahaslah kemungkinan normalisasi hubungan kedua negara yang tengah membeku.
Pembahasan dilanjutkan dalam pertemuan Menlu Ali Alatas dan Qian Qichen pada 4 Oktober 1989 di Tokyo. Hasilnya, pada 3 Juli 1990 kedua menlu menandatangani Komunike Bersama “The Resumption of The Diplomatic between The Two Countries” di Beijing, diikuti kunjungan “Perdana Menteri Li Peng” ke Indonesia sekaligus menyaksikan penandatanganan nota kesepahaman Pemulihan Hubungan Diplomatik kedua negara pada 8 Agustus 1990, setelah 23 tahun lumpuh.( pada 30 Oktober 1967 kedua negara membekukan hubungan.)
Pada era Soeharto, normalisasi hubungan Indonesia-Tiongkok pada awal 1990-an amat bernilai bagi RRC, yang saat itu tengah dikecam Barat setelah peristiwa Tiananmen.
Presiden Soeharto pun melakukan kunjungan balasan pada 14-18 November 1990, dan menyaksikan penandatanganan pembentukan Komisi Bersama Bidang Ekonomi, Perdagangan, dan Kerja Sama Teknik.
Normalisasi hubungan tersebut kemudian secara bertahap membuka hubungan ASEAN dan RRC, hingga akhirnya pada 1996 RRC menjadi mitra dialog penuh ASEAN.
Berlanjut Presiden Abdurrahman Wahid (Gus Dur). Di masanya, Imlek ditetapkan sebagai hari libur nasional, beragam atribut dan simbol berbau Tiongkok mulai bermunculan di Nusantara.
Gus Dur yang menetapkan RRC sebagai negara tujuan pertama lawatannya ke luar negeri setelah dilantik sebagai orang nomor satu Indonesia, bahkan mengusulkan pembentukan poros Jakarta-Beijing-New Delhi.
Gusdur melakukan kunjungannya ke Tiongkok pada 1-3 Desember 1999.
Kunjungan Presiden Wahid ke RRC tersebut menandai babak baru peningkatan hubungan antara kedua negara, ditandai kesediaan Tiongkok memberi bantuan keuangan serta fasilitas kredit termasuk kerja sama keuangan, pariwisata, dan imbal beli atau counter trade di bidang energi, yaitu menukar LNG dengan produk-produk RRC.
Selanjutnya, dalam wacana publik, ikon kedekatan hubungan Indonesia-RRC terpelihara melalui “diplomasi dansa” Megawati.
Di era kepemimpinan Megawati kedua sepakat membentuk forum energi yang merupakan payung investasi RRC di Indonesia di bidang energi
Susilo Bambang Yudhoyono, dalam dua periode kepemimpinannya.juga menambah kedekatan RI dan RRC
Dalam dua periode kepempinannya , dua perjanjian penting, monumen kedekatan hubungan Indonesia-RRC ditandatangani yaitu Kemitraan Strategis pada 25 April 2005, yang kemudian ditingkatkan menjadi Kemitraan Strategis Komprehensif pada Oktober 2013.
Sejak itu hubungan politik, pertahanan, keamanan, ekonomi, dan sosial-budaya kedua negara terus meningkat.
Makin eratnya hubungan Indonesia-Tiongkok juga ditunjukkan kedua pihak pada forum internasional, semisal dalam penetapan Declaration of Conduct of Parties in The South China Sea (DoC) pada 2002, termasuk dalam “Guidelines for The Implementation of DoC” pada 2011.
Indonesia dan Tiongkok juga sepakat menandatangani protokol Southeast Asian Nuclear Weapon Free Zone (SEANWFZ) pada 2011. Keduanya juga sepakat untuk menjadikan ASEAN sebagai the main driving force dalam pembentukan forum Pertemuan Tingkat Tinggi Asia Timur.
Tiongkok senantiasa menghargai dan mendukung setiap keputusan yang diambil ASEAN.
“Hubungan Indonesia dan RRC yang telah berjalan enam dekade lebih, senantiasa mengedepankan prinsip saling menghormati, menghargai, sebagai bangsa yang setara, yang bertanggung jawab atas perdamaian dan stabilitas kawasan,” kata Presiden Tiongkok Xi Jinping, saat menerima kunjungan kenegaraan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Balai Agung Rakyat pada 25 Maret 2015.
PESAN RRC
RRC memberikan pesan kepada kaum Diaspora ditanah air. Kami negara nenek moyang kalian. Negara besar mencoba menginjak sedikit teras luar kedaulatan bangsa ini mereka bereaksi dengan kerasnya siap melawan dan menjaga kehormatan kedaulatan bangsanya.
Jangan kalian ( para Diaspora ) yang sudah nyaman didalam pangkuan ibu pertiwi Indonesia menyakiti hati bangsa Indonesia maka kalian akan ditelan bulat bulat oleh rakyatnya.
Jaga sikap santun , tutur kata dalam pergaulan dalam berbangsa.
Alasan RRC memberikan pesan ini karena RRC tidak mau investasi pengaruh dan loby lobynya dan tentunya PROYEK nya yang secara pelan sudah terbangun di Indonesia dan ASEAN bisa RUSAK oleh kepongahan kaum Tionghoa yang sudah merasa jagoan dan berkuasa dinegeri ini.
Apakah RRC mau mengorbankan 26 Tahun hubungannya yang dibina dengan susah payah mau dirusak oleh Diasporanya yang sok jagoan disini ?
Jawabannya pasti TIDAK.
Kesombongan kaum Diaspora lokal tidak sebanding dengan kepentingan Nasional dan kepentingan Global mereka.
RRC dinegaranya bisa dengan keras menghukum mati pejabatnya yang korupsi dan merugikan kepentingan Nasionalnya tanpa Kompromi.
RRC tidak segan menghukum dengan keras Diaspora mereka dinegara manapun yang merugikan kepentingan nasional dan kepentingan global mereka.
Apakah hukuman bagi kaum DIASPORA jagoan yang dirasa merugikan kepentingan Nasional dan Global RRC ?
Kita lihat saja nanti…..
Yang sudah dijalankan adalah RRC mengirimkan warning dibalik kejadian Laut China selatan.
Korbankan pohon kismis untuk menjaga pohon persik.
yang artinya :
“Terkadang ada kondisi dimana kita harus berkorban, maka korbankan saja. Jangan biarkan tujuan jangka panjang dirusak oleh kepentingan jangka pendek.
Jika ada seseorang harus dikorbankan maka korbankan dia. Jangan sampai yang lain juga menanggung akibatnya
by NOGO BANDANG
http://patriotgaruda.com/2016/03/23/untuk-melihat-sang-garuda-tubuhnya-menyala-menjadi-sang-burung-api/
Menarik sekali ulasan diatas,bagaimana pendapat kaskuser
Terhadap onta,kambing diaspora kerasnya luar biasa ,apakah terhadap naga diaspora berbuat serupa?

Sengketa laut natuna .Simalakama bagi sosok Jagoan ?
Kaum Diaspora bagai mati gaya setelah ada kejadian laut china selatan.
Bahkan Tokoh yang dikatakan pemberani menegakkan keadilan dan korupsi di Indonesiai tidak berani memberikan suatu Statement mengkritik negara asal nenek moyangnya.
Apakah takut kualat ? Ternyata TIDAK.
Kaum Diaspora tahu dibalik pesan yang disampaikan oleh negeri leluhurnya itu..
RRC negara besar yang kekuatan ekonomi, sumber daya dan militernya berlipat lipat mengungguli Indonesia tidak menjadikan rakyat Indonesia keder dan takut.
Rakyat Indonesia tetap MARAH dengan kesewenangan menginjak injak kedaulatan NKRI.
Bangsa ini tidak bisa ditakuti dan diinjak harga dirinya dengan kasar dan kasat mata karena bangsa ini akan melawan dengan segala kekuatan.
Sebagai bangsa yang ada di garis katulistiwa , bangsa yang DNAnya, darahnya mudah panas dan tidak takut apapun dan suka gebuk gebukan..dan disadari oleh RRC DNA itu tidak dimiliki oleh RRC.
SUSAHNYA MERANGKUL INDONESIA
Menanam kepercayaan kembali dan dipupuk sejak dibuka kembali hubungan diplomatik RRC dan RI pada Thn 1990 dan dilanjut berkunjungnya perdamenteri mereka ke Indonesia setahun kemudian .diawal 90an itu RRC merasa mendapatkan berkah bisa menjalin hubungan dengan bangsa ini.
26 tahun hubungan ini dibina kembali dimulai pada 24 Februari 1989, ketika Presiden Soeharto bertemu Menteri Luar Negeri Tiongkok saat itu Qian Qichen, dalam upacara pemakaman Kaisar Hirohito di Tokyo, dibahaslah kemungkinan normalisasi hubungan kedua negara yang tengah membeku.
Pembahasan dilanjutkan dalam pertemuan Menlu Ali Alatas dan Qian Qichen pada 4 Oktober 1989 di Tokyo. Hasilnya, pada 3 Juli 1990 kedua menlu menandatangani Komunike Bersama “The Resumption of The Diplomatic between The Two Countries” di Beijing, diikuti kunjungan “Perdana Menteri Li Peng” ke Indonesia sekaligus menyaksikan penandatanganan nota kesepahaman Pemulihan Hubungan Diplomatik kedua negara pada 8 Agustus 1990, setelah 23 tahun lumpuh.( pada 30 Oktober 1967 kedua negara membekukan hubungan.)
Pada era Soeharto, normalisasi hubungan Indonesia-Tiongkok pada awal 1990-an amat bernilai bagi RRC, yang saat itu tengah dikecam Barat setelah peristiwa Tiananmen.
Presiden Soeharto pun melakukan kunjungan balasan pada 14-18 November 1990, dan menyaksikan penandatanganan pembentukan Komisi Bersama Bidang Ekonomi, Perdagangan, dan Kerja Sama Teknik.
Normalisasi hubungan tersebut kemudian secara bertahap membuka hubungan ASEAN dan RRC, hingga akhirnya pada 1996 RRC menjadi mitra dialog penuh ASEAN.
Berlanjut Presiden Abdurrahman Wahid (Gus Dur). Di masanya, Imlek ditetapkan sebagai hari libur nasional, beragam atribut dan simbol berbau Tiongkok mulai bermunculan di Nusantara.
Gus Dur yang menetapkan RRC sebagai negara tujuan pertama lawatannya ke luar negeri setelah dilantik sebagai orang nomor satu Indonesia, bahkan mengusulkan pembentukan poros Jakarta-Beijing-New Delhi.
Gusdur melakukan kunjungannya ke Tiongkok pada 1-3 Desember 1999.
Kunjungan Presiden Wahid ke RRC tersebut menandai babak baru peningkatan hubungan antara kedua negara, ditandai kesediaan Tiongkok memberi bantuan keuangan serta fasilitas kredit termasuk kerja sama keuangan, pariwisata, dan imbal beli atau counter trade di bidang energi, yaitu menukar LNG dengan produk-produk RRC.
Selanjutnya, dalam wacana publik, ikon kedekatan hubungan Indonesia-RRC terpelihara melalui “diplomasi dansa” Megawati.
Di era kepemimpinan Megawati kedua sepakat membentuk forum energi yang merupakan payung investasi RRC di Indonesia di bidang energi
Susilo Bambang Yudhoyono, dalam dua periode kepemimpinannya.juga menambah kedekatan RI dan RRC
Dalam dua periode kepempinannya , dua perjanjian penting, monumen kedekatan hubungan Indonesia-RRC ditandatangani yaitu Kemitraan Strategis pada 25 April 2005, yang kemudian ditingkatkan menjadi Kemitraan Strategis Komprehensif pada Oktober 2013.
Sejak itu hubungan politik, pertahanan, keamanan, ekonomi, dan sosial-budaya kedua negara terus meningkat.
Makin eratnya hubungan Indonesia-Tiongkok juga ditunjukkan kedua pihak pada forum internasional, semisal dalam penetapan Declaration of Conduct of Parties in The South China Sea (DoC) pada 2002, termasuk dalam “Guidelines for The Implementation of DoC” pada 2011.
Indonesia dan Tiongkok juga sepakat menandatangani protokol Southeast Asian Nuclear Weapon Free Zone (SEANWFZ) pada 2011. Keduanya juga sepakat untuk menjadikan ASEAN sebagai the main driving force dalam pembentukan forum Pertemuan Tingkat Tinggi Asia Timur.
Tiongkok senantiasa menghargai dan mendukung setiap keputusan yang diambil ASEAN.
“Hubungan Indonesia dan RRC yang telah berjalan enam dekade lebih, senantiasa mengedepankan prinsip saling menghormati, menghargai, sebagai bangsa yang setara, yang bertanggung jawab atas perdamaian dan stabilitas kawasan,” kata Presiden Tiongkok Xi Jinping, saat menerima kunjungan kenegaraan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Balai Agung Rakyat pada 25 Maret 2015.
PESAN RRC
RRC memberikan pesan kepada kaum Diaspora ditanah air. Kami negara nenek moyang kalian. Negara besar mencoba menginjak sedikit teras luar kedaulatan bangsa ini mereka bereaksi dengan kerasnya siap melawan dan menjaga kehormatan kedaulatan bangsanya.
Jangan kalian ( para Diaspora ) yang sudah nyaman didalam pangkuan ibu pertiwi Indonesia menyakiti hati bangsa Indonesia maka kalian akan ditelan bulat bulat oleh rakyatnya.
Jaga sikap santun , tutur kata dalam pergaulan dalam berbangsa.
Alasan RRC memberikan pesan ini karena RRC tidak mau investasi pengaruh dan loby lobynya dan tentunya PROYEK nya yang secara pelan sudah terbangun di Indonesia dan ASEAN bisa RUSAK oleh kepongahan kaum Tionghoa yang sudah merasa jagoan dan berkuasa dinegeri ini.
Apakah RRC mau mengorbankan 26 Tahun hubungannya yang dibina dengan susah payah mau dirusak oleh Diasporanya yang sok jagoan disini ?
Jawabannya pasti TIDAK.
Kesombongan kaum Diaspora lokal tidak sebanding dengan kepentingan Nasional dan kepentingan Global mereka.
RRC dinegaranya bisa dengan keras menghukum mati pejabatnya yang korupsi dan merugikan kepentingan Nasionalnya tanpa Kompromi.
RRC tidak segan menghukum dengan keras Diaspora mereka dinegara manapun yang merugikan kepentingan nasional dan kepentingan global mereka.
Apakah hukuman bagi kaum DIASPORA jagoan yang dirasa merugikan kepentingan Nasional dan Global RRC ?
Kita lihat saja nanti…..
Yang sudah dijalankan adalah RRC mengirimkan warning dibalik kejadian Laut China selatan.
Korbankan pohon kismis untuk menjaga pohon persik.
yang artinya :
“Terkadang ada kondisi dimana kita harus berkorban, maka korbankan saja. Jangan biarkan tujuan jangka panjang dirusak oleh kepentingan jangka pendek.
Jika ada seseorang harus dikorbankan maka korbankan dia. Jangan sampai yang lain juga menanggung akibatnya
by NOGO BANDANG
http://patriotgaruda.com/2016/03/23/untuk-melihat-sang-garuda-tubuhnya-menyala-menjadi-sang-burung-api/
Menarik sekali ulasan diatas,bagaimana pendapat kaskuser

Terhadap onta,kambing diaspora kerasnya luar biasa ,apakah terhadap naga diaspora berbuat serupa?
Diubah oleh yooben 24-03-2016 08:24
0
7.9K
90


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan