- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Cerita Nenek 2 Cucu Berani Mengusir Pendemo Yang Merusak Taman


TS
wartawan.bodrex
Cerita Nenek 2 Cucu Berani Mengusir Pendemo Yang Merusak Taman

Tuti (54), petugas taman yang berani melawan demonstran perusak taman, akhirnya menerima ponsel berkamera pemberian Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok). Tuti siap merekam perusak taman.
"Kata Pak Gubernur, saya dikasih hape ini, lain kali difoto saja. Nanti saya usirin (para perusak taman), saya getok pakai sapu," kata nenek dua cucu bernama lengkap Maryati ini saat keluar dari dalam Balai Kota, Jl Medan Merdeka Selatan, Jakarta, Rabu (23/3/2016).
Tuti yang merupakan petugas Pemeliharaan Jalur Hijau Jalan Dinas Pertamanan dan Pemakaman Provinsi DKI Jakarta' ini disuruh Ahok untuk belajar mengoperasikan ponsel berkamera yang baru dia terima, Samsung Galaxy J5 dalam kardus.
"Hapenya disuruh pasang. Sudah dikasih Pak Ahok. Belajar," kata Tuti.
Selain itu, Tuti juga diberi nomor Ahok agar bisa melaporkan apa yang terjadi. Sehari-harinya, dia memang bertugas di taman depan Balai Kota. Selain dia, ada pula petugas yang mengoperasikan mesin pemotong rumput dan yang memegang sapu lidi, sama seperti dirinya.
Kemudian, Tuti membawa kotak ponsel beserta kota flipcase. Dia keluar dari Balai Kota menuju tempat kerjanya, di taman di Jalan Medan Merdeka Selatan.
(dnu/hri)
sumber
Cerita Bu Tuti Getok Pakai Sapu Orang yang Kencing Sembarangan di Taman
Maryati alias Tuti (54) bekerja sepenuh hati memelihara keindahan taman. Perempuan yang diberi ponsel berkamera oleh Guberbur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) ini tidak segan-segan menegur keras perusak taman.
Tuti telah bekerja 17 tahun sebagai Pekerja Harian Lepas (PHL) Pemeliharaan Jalur Hijau Jalan Dinas Pertamanan dan Pemakaman Provinsi DKI Jakarta.
Memang, Tuti mengaku sangat menjaga taman yang biasa dirawatnya. Dia bekerja di taman median Jalan Medan Merdeka Selatan, depan Monas dan Balai Kota. Saking menjaganya, dia tak segak memukul orang yang mengencingi taman.
"Saya suka getok (memukul). Banyak yang sering buang air kecil di situ (di rumput dan pepohonan)," kata Tuti di Balai Kota, Jl Medan Merdeka Selatan, Jakarta, Rabu (23/3/2016).
Saat demonstrasi berlangsung Rabu 23 Maret, Tuti lagi-lagi melihat demonstran menginjak-injak taman seenaknya dan bahkan buang air kecil. Akibatnya, sebagian taman menjadi rusak dan bau pesing menyengat hidung.
Bu Tuti sumringah diberi Ahok HP
"Bukan rusak lagi, (tapi) abis," kata Tuti kesal.
"Menginjak, buang air kecil, buang sampah. Makanan dilempar saja pas berkumpul kemarin. Ada puntung rokok segala," tutur Tuti.
Saat kemarin, suasana memang ramai. Dua orang petugas taman yang laki-laki tak berani menegur pengunjuk rasa karena takut dikeroyok. Namun Tuti berani menegur para sopir angkot itu. Kini Tuti diberi ponsel berkamera agar bisa lebih maksimal menjaga taman.
"Yang lain laki-laki takut dikeroyok. Kalau saya kan ibu-ibu, mereka segan. Kalau mereka enggak pergi dari taman, saya dorong pakai sapu. Ada juga yang buang air kecil di pojok juga saya bentak. Saya getok pakai sapu saja," tutur Tuti.
(aan/bar)
sumber
Kisah Tuti: 17 Tahun Jadi Pekerja Taman, Baru di Zaman Ahok Merasa Sejahtera
Tuti (54), seorang petugas harian lepas (PHL), senang bukan main dipanggil bertemu Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) hari ini. Dia dipanggil karena keberaniannya memarahi dan mengusir pendemo yang merusak taman saat berdemonstrasi di depan Gedung Balai Kota, Selasa (22/3) kemarin.
Saat diwawancarai detikcom kemarin, Tuti mengaku merasa bangga terhadap sosok Ahok. Selama 17 tahun bekerja sebagai petugas PHL merawat taman, kesejahteraan baru dirasakannya di bawah kepemimpinan Ahok.
Tuti bahagia bisa bertemu Ahok dan foto bersama (Danu Damarjati/detikcom)


"Udah 17 tahun saya kerja merawat taman, tapi baru pas zaman Pak Ahok kesejahteraan kita diperhatikan," kata Tuti. "Dulu boro-boro gaji gede. Gaji naik 3 bulan aja udah syukur. Kalau sekarang kan udah sama UMR," sambungnya seraya tersenyum.
Tuti tak asal bicara. Menurutnya saat ini banyak orang yang dikenalnya ingin menjadi PHL di DKI Jakarta. "Sekarang sudah sejahtera, jadi banyak yang baru lulus sekolah malah mau kerja beginian, padahal dulu mah boro-boro kerja ginian," ujarnya masih tersenyum.
(Baca: Ahok Beri Bu Tuti Ponsel Berkamera untuk Foto Perusak Taman)
Tuti bersyukur Ahok perhatian dan mau menyejahterakan nasib para PHL seperti dirinya. Karena itu, dia mengaku akan mendukung mantan Bupati Belitung Timur itu dalam pemilihan Gubernur 2017 mendatang.
Tuti saat bekerja membersihkan taman (Aditya Fajar/detikcom)
"Saya dukung Ahok lagi deh," katanya.
Dalam pertemuannya dengan Ahok hari ini, Tuti dan Ahok terlibat perbincangan hangat. Ahok mengajak Tuti foto bersama, bahkan memberikan Tuti sebuah handphone.
(Baca juga: Emosi Bu Tuti Kepada Pendemo: Jangan Injak Tanaman, Saya Capek Ngerawatnya!)
Ahok senang Tuti punya dedikasi tinggi merawat taman-taman di depan Balai Kota sehingga indah dan sedap dipandang mata. Dengan ponsel pemberiannya, Ahok berharap Tuti bisa memotret pelaku perusakan taman agar bisa dilaporkan ke polisi dan ditindak.
(hri/nrl)
sumber
bagus lah kalo emang di perhatikan kesejahteraan si ibu yang udah 17 tahun mengabdi, bukti warga kelas bawah yang rajin bekerja juga di perhatikan oleh pemkot DKI selama ini. dulu anggaran terserap sangat tinggi namun kenapa PHL seperti ibu ini malah menerima gaji yang sangat kecil. sekarang hanya menyerap anggaran 30an % tapi si ibu bisa menikmati gaji setara UMR
0
2.2K
6


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan