- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Kapal Taiwan Klaim Ditembak Aparat Indonesia di Selat Malaka


TS
hadji.lulungan
Kapal Taiwan Klaim Ditembak Aparat Indonesia di Selat Malaka
Quote:
Kapal Taiwan Klaim Ditembak Aparat Indonesia di Selat Malaka
SENIN, 21 MARET 2016 | 21:27 WIB

Kapal perang TNI-AL berpatroli di perairan Selat Malaka. Dok. TEMPO/ Arie Basuki
TEMPO.CO, Taipei- Awak dua kapal nelayan Taiwan melapor telah ditembaki kapal Indonesia saat sedang berlayar melalui Selat Malaka Senin pagi, 21 Maret 2016.
Pemilik kapal "Sheng Te Tsai" dan "Lien I Hsing No.116" - keduanya terdaftar di kota Liouciou, Wilayah Pingtung - seorang pria bermarga Lee mengatakan menerima panggilan telepon satelit dari kapten kapal, Lin Nan pada sekitar pukul 5 pagi.
Lin mengatakan bahwa 20 anggota awak kedua kapal terluka dan kapal "Sheng Te Tsai" mendapatkan lebih dari 10 lubang bekas peluru.
Dia menambahkan tembakan ditujukan pada kokpit dua kapal, berbeda dari tembakan peringatan biasa yang menargetkan belakang kapal atau air di sekitarnya.
Awak kapal Taiwan itu menduga kuat kapal penembak adalah kapal milik militer Indonesia. Pasalnya, mereka melihat terdapat kode 2804 di tubuh kapal yang biasanya hanya terlihat pada kapal resmi negara Asia Tenggara.
Dikutip dari laman Focus Taiwan, Dua kapal sedang menuju ke Singapura untuk menurunkan tangkapan dan memuat pasokan. Awak kapal melaporkan lokasi mereka berada pada 6 derajat 15 menit lintang utara dan 97 derajat 40 menit bujur timur ketika penembakan terjadi.
Kapal nelayan tersebut meninggalkan Pingtung pada akhir November tahun lalu dan dan kemarin berada di Samudera Hindia. Kapal diharapkan tiba di Singapura dalam dua setengah hari ke depan.
Tsai Pao-hsing, seorang eksekutif di Asosiasi Nelayan Liuchiu, mengatakan bahwa rute kedua kapal yang sering melintasi sepanjang garis tengah Selat Malaka umumnya aman, meskipun ada sesekali terdapat serangan bajak laut.
Ismail Mae, Direktur Divisi Informasi Pers di Kantor Ekonomi dan Perdagangan Taipei di Jakarta mengatakan kantornya akan menghubungi pemerintah Indonesia untuk mengklarifikasi apakah serangan itu diluncurkan oleh kapal perang Indonesia.
Adapun Yunus Ismail, Wakil kepala kantor pers di Markas Besar Angkatan Laut Indonesia, mengatakan bahwa telah ada laporan yang dibuat oleh penjaga pantai atau angkatan laut bahwa kapal Indonesia mengejar perahu nelayan Taiwan.
Mabes TNI AL akan memeriksa ke pangkalan angkatan laut di Pulau Batam untuk mencari informasi apakah memang ada kapal resmi Indonesia melepas tembakan ke kapal milik warga Taiwan itu.
SENIN, 21 MARET 2016 | 21:27 WIB

Kapal perang TNI-AL berpatroli di perairan Selat Malaka. Dok. TEMPO/ Arie Basuki
TEMPO.CO, Taipei- Awak dua kapal nelayan Taiwan melapor telah ditembaki kapal Indonesia saat sedang berlayar melalui Selat Malaka Senin pagi, 21 Maret 2016.
Pemilik kapal "Sheng Te Tsai" dan "Lien I Hsing No.116" - keduanya terdaftar di kota Liouciou, Wilayah Pingtung - seorang pria bermarga Lee mengatakan menerima panggilan telepon satelit dari kapten kapal, Lin Nan pada sekitar pukul 5 pagi.
Lin mengatakan bahwa 20 anggota awak kedua kapal terluka dan kapal "Sheng Te Tsai" mendapatkan lebih dari 10 lubang bekas peluru.
Dia menambahkan tembakan ditujukan pada kokpit dua kapal, berbeda dari tembakan peringatan biasa yang menargetkan belakang kapal atau air di sekitarnya.
Awak kapal Taiwan itu menduga kuat kapal penembak adalah kapal milik militer Indonesia. Pasalnya, mereka melihat terdapat kode 2804 di tubuh kapal yang biasanya hanya terlihat pada kapal resmi negara Asia Tenggara.
Dikutip dari laman Focus Taiwan, Dua kapal sedang menuju ke Singapura untuk menurunkan tangkapan dan memuat pasokan. Awak kapal melaporkan lokasi mereka berada pada 6 derajat 15 menit lintang utara dan 97 derajat 40 menit bujur timur ketika penembakan terjadi.
Kapal nelayan tersebut meninggalkan Pingtung pada akhir November tahun lalu dan dan kemarin berada di Samudera Hindia. Kapal diharapkan tiba di Singapura dalam dua setengah hari ke depan.
Tsai Pao-hsing, seorang eksekutif di Asosiasi Nelayan Liuchiu, mengatakan bahwa rute kedua kapal yang sering melintasi sepanjang garis tengah Selat Malaka umumnya aman, meskipun ada sesekali terdapat serangan bajak laut.
Ismail Mae, Direktur Divisi Informasi Pers di Kantor Ekonomi dan Perdagangan Taipei di Jakarta mengatakan kantornya akan menghubungi pemerintah Indonesia untuk mengklarifikasi apakah serangan itu diluncurkan oleh kapal perang Indonesia.
Adapun Yunus Ismail, Wakil kepala kantor pers di Markas Besar Angkatan Laut Indonesia, mengatakan bahwa telah ada laporan yang dibuat oleh penjaga pantai atau angkatan laut bahwa kapal Indonesia mengejar perahu nelayan Taiwan.
Mabes TNI AL akan memeriksa ke pangkalan angkatan laut di Pulau Batam untuk mencari informasi apakah memang ada kapal resmi Indonesia melepas tembakan ke kapal milik warga Taiwan itu.
https://dunia.tempo.co/read/news/201...i-selat-malaka
ayo bikin rame




Quote:
Liouciou group demands Indonesian apology for fishing boat attack
2016/03/21 21:40:32

Photo courtesy of the Liuchiu Fishermen's Association
Taipei, March 21 (CNA) The Liuchiu Fishermen's Association demanded Monday that Indonesia apologize for allegedly shooting at two Taiwanese fishing boats in the Strait of Malacca earlier in the day.
The two locally registered fishing boats had at least 10 shots fired at them during the incident, but nobody was injured, according to the Taiwanese ships involved.
Tsai Pao-hsing (蔡寶興), the association's executive secretary, said crew members on board the fishing boats spotted the code "2804" on one of the two vessels that fired shots at them, a number that usually identifies official Indonesian vessels.
The Indonesian government should therefore apologize for the incident, punish the military -- which likely owned the perpetrating ships -- and compensate the Taiwanese ship owners.
The Ministry of Foreign Affairs said it was investigating the incident and will lodge a protest if it can be proved that Indonesian official vessels or patrol boats fired at the two Taiwanese fishing boats that were on their way to Singapore.
The ministry cited the Coast Guard Administration as receiving reports from the "Sheng Te Tsai" and the "Lien I Hsing No. 116" -- both registered in Liouciou Township of Pingtung County -- that the Indonesian vessels each fired at least four or five shots at them at 5:48 a.m. on Monday.
The incident occurred at the northern entrance of the Strait of Malacca, roughly 200 kilometers west of Langkawi Island.
The skipper of the "Sheng Te Tsai," Lin Nan-yang (林喃揚), told the ship's owner in Pingtung that the 20 crew members on both ships were unharmed but that his boat had sustained more than 10 bullet holes.
Contacted by CNA Monday afternoon, Tri Yoyon, an Indonesian maritime safety official in charge of regional security, said his office had not been informed of any incident involving Indonesian official vessels and Taiwanese fishing boats in the reported area.
(By Kuo Chih-hsuan, Jay Chou and S.C. Chang)
Enditem/ls
2016/03/21 21:40:32

Photo courtesy of the Liuchiu Fishermen's Association
Taipei, March 21 (CNA) The Liuchiu Fishermen's Association demanded Monday that Indonesia apologize for allegedly shooting at two Taiwanese fishing boats in the Strait of Malacca earlier in the day.
The two locally registered fishing boats had at least 10 shots fired at them during the incident, but nobody was injured, according to the Taiwanese ships involved.
Tsai Pao-hsing (蔡寶興), the association's executive secretary, said crew members on board the fishing boats spotted the code "2804" on one of the two vessels that fired shots at them, a number that usually identifies official Indonesian vessels.
The Indonesian government should therefore apologize for the incident, punish the military -- which likely owned the perpetrating ships -- and compensate the Taiwanese ship owners.
The Ministry of Foreign Affairs said it was investigating the incident and will lodge a protest if it can be proved that Indonesian official vessels or patrol boats fired at the two Taiwanese fishing boats that were on their way to Singapore.
The ministry cited the Coast Guard Administration as receiving reports from the "Sheng Te Tsai" and the "Lien I Hsing No. 116" -- both registered in Liouciou Township of Pingtung County -- that the Indonesian vessels each fired at least four or five shots at them at 5:48 a.m. on Monday.
The incident occurred at the northern entrance of the Strait of Malacca, roughly 200 kilometers west of Langkawi Island.
The skipper of the "Sheng Te Tsai," Lin Nan-yang (林喃揚), told the ship's owner in Pingtung that the 20 crew members on both ships were unharmed but that his boat had sustained more than 10 bullet holes.
Contacted by CNA Monday afternoon, Tri Yoyon, an Indonesian maritime safety official in charge of regional security, said his office had not been informed of any incident involving Indonesian official vessels and Taiwanese fishing boats in the reported area.
(By Kuo Chih-hsuan, Jay Chou and S.C. Chang)
Enditem/ls
http://focustaiwan.tw/news/asoc/201603210028.aspx
Rame benaran deh




Quote:
TNI AL Bantah Tembaki Kapal Taiwan, Ini Buktinya
SELASA, 22 MARET 2016 | 07:20 WIB

KRI Surabaya dengan nomor lambung kapal 591 bersandar di Pelabuhan Tanjung Priuk, Jakarta, 11 Juli 2015. TNI AL mengerahkan dua kapal perang jenis Landing Platform Dock (LPD), yaitu KRI Surabaya-591 dan KRI Banda Aceh-593 untuk membantu mudik gratis sepeda motor. TEMPO/Frannoto
TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Laut Kolonel Edi Sucipto membantah kabar bahwa kapal Indonesia telah menembaki kapal Taiwan yang tengah berlayar melalui selat Malaka pada Senin pagi kemarin.
“Sampai sejauh ini tidak ada penembakan,” kata dia kepada Tempo melalui pesan singkat pada Selasa, 22 Maret 2016.
Pria yang baru saja dilantik menggantikan Laksamana Muhammad Zainuddin ini memaparkan sejumlah bukti. Edi mengatakan, nomor lambung KRI hanya tiga digit, bukan empat digit seperti yang diklaim Taiwan. “Serta tidak ada kepala 2,” ucapnya.
Pada Senin kemarin, media Taiwan menyiarkan kabar bahwa awak dua kapal nelayan Taiwan melapor telah ditembaki kapal Indonesia saat sedang berlayar melalui Selat Malaka Senin pagi, 21 Maret 2016.
Kedua kapal itu adalah "Sheng Te Tsai" dan "Lien I Hsing No.116". Keduanya terdaftar di kota Liouciou, Wilayah Pingtung. Seorang pria bermarga Lee, pemilik kapal tersebut, mengatakan bahwa dirinya menerima panggilan telepon satelit dari kapten kapal, Lin Nan sekitar pukul 5 pagi.
Lin mengatakan bahwa 20 anggota awak kedua kapal terluka dan kapal "Sheng Te Tsai" mendapatkan lebih dari 10 lubang bekas peluru. Dia berujar, tembakan ditujukan pada kokpit dua kapal, berbeda dari tembakan peringatan biasa yang menargetkan belakang kapal atau air di sekitarnya.
Awak kapal Taiwan menduga kuat kapal penembak adalah kapal milik militer Indonesia. Dugaan itu dilandasi pada kode 2804 yang ada di tubuh kapal. Kode seperti itu biasanya hanya terlihat pada kapal resmi dari negara Asia Tenggara.
BAGUS PRASETIYO
SELASA, 22 MARET 2016 | 07:20 WIB

KRI Surabaya dengan nomor lambung kapal 591 bersandar di Pelabuhan Tanjung Priuk, Jakarta, 11 Juli 2015. TNI AL mengerahkan dua kapal perang jenis Landing Platform Dock (LPD), yaitu KRI Surabaya-591 dan KRI Banda Aceh-593 untuk membantu mudik gratis sepeda motor. TEMPO/Frannoto
TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Laut Kolonel Edi Sucipto membantah kabar bahwa kapal Indonesia telah menembaki kapal Taiwan yang tengah berlayar melalui selat Malaka pada Senin pagi kemarin.
“Sampai sejauh ini tidak ada penembakan,” kata dia kepada Tempo melalui pesan singkat pada Selasa, 22 Maret 2016.
Pria yang baru saja dilantik menggantikan Laksamana Muhammad Zainuddin ini memaparkan sejumlah bukti. Edi mengatakan, nomor lambung KRI hanya tiga digit, bukan empat digit seperti yang diklaim Taiwan. “Serta tidak ada kepala 2,” ucapnya.
Pada Senin kemarin, media Taiwan menyiarkan kabar bahwa awak dua kapal nelayan Taiwan melapor telah ditembaki kapal Indonesia saat sedang berlayar melalui Selat Malaka Senin pagi, 21 Maret 2016.
Kedua kapal itu adalah "Sheng Te Tsai" dan "Lien I Hsing No.116". Keduanya terdaftar di kota Liouciou, Wilayah Pingtung. Seorang pria bermarga Lee, pemilik kapal tersebut, mengatakan bahwa dirinya menerima panggilan telepon satelit dari kapten kapal, Lin Nan sekitar pukul 5 pagi.
Lin mengatakan bahwa 20 anggota awak kedua kapal terluka dan kapal "Sheng Te Tsai" mendapatkan lebih dari 10 lubang bekas peluru. Dia berujar, tembakan ditujukan pada kokpit dua kapal, berbeda dari tembakan peringatan biasa yang menargetkan belakang kapal atau air di sekitarnya.
Awak kapal Taiwan menduga kuat kapal penembak adalah kapal milik militer Indonesia. Dugaan itu dilandasi pada kode 2804 yang ada di tubuh kapal. Kode seperti itu biasanya hanya terlihat pada kapal resmi dari negara Asia Tenggara.
BAGUS PRASETIYO
https://nasional.tempo.co/read/news/...n-ini-buktinya
Kalo masalah 4 digit yang disebut TNI sepertinya benar tapi Indonesia memang memiliki kapal patroli dengan nomor 2804 milik DKP yaitu HIU 2804, berikut adalah sedikit berita tentang kapal DKP 2804 setelah ane googling
Quote:
TNI Sukses Tenggelamkan Kapal Ikan Malaysia di Langsa

20 October
19:11
2015
👤by Deni Yusman
389 Pembaca
KBRN, Lhokseumawe : Pada hari Selasa 20 Oktober 2015, pukul 09.00 wib telah dimonitor kegiatan pemusnahan peledakan KIA (Kapal Ikan Asing) No KM.KHF 1780 bendera Malaysia yang ditangkap oleh kapal patroli Mabes Airud Zaitun 3014, diperairan Langsa dengan titik koordinat penenggelaman KIA tersebut 04'39.987 LU - 98'08.041 BT, dengan kedalaman 43 meter 12 mil dari bibir pantai Langsa.
Demikian Komandan Pangkalan Angkatan Laut (Lanal) TNI-AL, Kolonel (Mar) Nasruddin, dalam siaran persnya kepada RRI, Selasa (20/10/15) seraya menyampaikan bahwa kegiatan pemusnahan tersebut, berjalan aman dan sukses.
Sebutnya, adapun rangkaian kegiatan meliputi, pembukaan pembacaan sejarah singkat tertangkapnya Kapal Ikan Asing tersebut. Sambutan Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Provinsi Aceh, Ir. Iraudin, dan pelaksanaan pemusnahan barang bukti KIA ini bersamaan diseluruh Indonesia, tepatnya di 4 titik yang diselenggarakan secara serentak.
"Berdasarkan pelimpahan dari Kejaksaan Negeri Langsa ke Pengadilan Negeri setempat, jelas KIA melakukan pelanggaran", tegas Danlanal Lhokseumawe ini.
Dimana sambung Danlanal, melaksanakan pengambilan ikan diperairan Indonesia tanpa dilengkapi dokumen yang lengkap. Tidak memiliki alat tangkap ikan yang ramah lingkungan (Trowl). Dokumen ABK tidak lengkap (Paspor).
Penenggelaman KIA ini secara bersamaan merupakan gelombang ke-4 semenjak tahun 2015. Pihaknya juga mengucapkan terima kasih terhadap instansi terkait dalam membantu acara pemusnahan KIA.
Penandatanganan berita acara pemusnahan KIA juga dilakukan oleh Kementrian Kelautan dan Perikanan Ir. Rina hadirini MBA, Kajari Kota Langsa R. Miftahul Arifin SH, serta Danlanal Lhokseumawe Kol Mar Nasruddin.
"Pukul 10.00 wib rombongan berangkat ke lokasi peledakan dan penenggelaman KIA, dan Pukul 11.30 wib acara peledakan KIA berhasil di ledakkan serta di tenggelamkan. Sedangkan Alutsista yang kita terjunkan meliputi KRI Silaiman 848, KAL BIREUEN II.I.63, Patkamla Peudawa II.I.32, Spead Posal Langsa, Kapal Patroli DKP HIU 2809, dan Kapal Patroli DKP HIU 2804",Pungkas Kol (Mar) Nasruddin. (DY)
20 October
19:11
2015
👤by Deni Yusman
389 Pembaca
KBRN, Lhokseumawe : Pada hari Selasa 20 Oktober 2015, pukul 09.00 wib telah dimonitor kegiatan pemusnahan peledakan KIA (Kapal Ikan Asing) No KM.KHF 1780 bendera Malaysia yang ditangkap oleh kapal patroli Mabes Airud Zaitun 3014, diperairan Langsa dengan titik koordinat penenggelaman KIA tersebut 04'39.987 LU - 98'08.041 BT, dengan kedalaman 43 meter 12 mil dari bibir pantai Langsa.
Demikian Komandan Pangkalan Angkatan Laut (Lanal) TNI-AL, Kolonel (Mar) Nasruddin, dalam siaran persnya kepada RRI, Selasa (20/10/15) seraya menyampaikan bahwa kegiatan pemusnahan tersebut, berjalan aman dan sukses.
Sebutnya, adapun rangkaian kegiatan meliputi, pembukaan pembacaan sejarah singkat tertangkapnya Kapal Ikan Asing tersebut. Sambutan Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Provinsi Aceh, Ir. Iraudin, dan pelaksanaan pemusnahan barang bukti KIA ini bersamaan diseluruh Indonesia, tepatnya di 4 titik yang diselenggarakan secara serentak.
"Berdasarkan pelimpahan dari Kejaksaan Negeri Langsa ke Pengadilan Negeri setempat, jelas KIA melakukan pelanggaran", tegas Danlanal Lhokseumawe ini.
Dimana sambung Danlanal, melaksanakan pengambilan ikan diperairan Indonesia tanpa dilengkapi dokumen yang lengkap. Tidak memiliki alat tangkap ikan yang ramah lingkungan (Trowl). Dokumen ABK tidak lengkap (Paspor).
Penenggelaman KIA ini secara bersamaan merupakan gelombang ke-4 semenjak tahun 2015. Pihaknya juga mengucapkan terima kasih terhadap instansi terkait dalam membantu acara pemusnahan KIA.
Penandatanganan berita acara pemusnahan KIA juga dilakukan oleh Kementrian Kelautan dan Perikanan Ir. Rina hadirini MBA, Kajari Kota Langsa R. Miftahul Arifin SH, serta Danlanal Lhokseumawe Kol Mar Nasruddin.
"Pukul 10.00 wib rombongan berangkat ke lokasi peledakan dan penenggelaman KIA, dan Pukul 11.30 wib acara peledakan KIA berhasil di ledakkan serta di tenggelamkan. Sedangkan Alutsista yang kita terjunkan meliputi KRI Silaiman 848, KAL BIREUEN II.I.63, Patkamla Peudawa II.I.32, Spead Posal Langsa, Kapal Patroli DKP HIU 2809, dan Kapal Patroli DKP HIU 2804",Pungkas Kol (Mar) Nasruddin. (DY)
http://www.rri.co.id/post/berita/211...di_langsa.html
ane cuman mau bantu bikin rame




Diubah oleh hadji.lulungan 22-03-2016 07:38
0
5K
Kutip
43
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan