Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

budimansiaAvatar border
TS
budimansia
Jujur diakui, "aura Presiden" ANI lebih Mempesona & lebih Kuat dibanding Lainnya!
Ruhut: Rakyat Minta Bu Ani jadi Capres
Selasa, 15 Maret 2016 , 14:35:00


Foto yang Beredar di Medsos

JAKARTA - Juru Bicara Partai Demokrat Ruhut Poltak Sitompul mengatakan dalam Tour de Java yang dilakukan ketua umum partainya Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), banyak permintaan masyarakat yang menginginkan Presiden RI ke-6 itu kembali maju dalam Pemilu Presiden 2019.

Namun, SBY menurutnya taat hukum dan tidak bisa lagi mencalonkan diri karena terbentur aturan yang membatasi seseorang menjadi presiden hanya boleh dua periode.

Karena itu pula, muncul permintaan supaya Ibu Ani Yudhoyono lah yang maju.

"Rakyat kita yang sudah sangat cerdas ini, ya mereka mengatakan “Kalau memang bapak enggak, ya apa salahnya Ibu Ani?” Itu rakyat yang meminta. Nah ada juga yang meminta Pak Pramono Edhie. " kata Ruhut di gedung DPR Jakarta, Selasa (15/3).

Hanya saja partainya belum mengerucutkan nama-nama yang akan dimunculkan jelang Pilpres 2019, meskipun banyak permintaan supaya Bu Ani yang tampil ke depan.

Dua hari terakhir juga bermunculan foto Ani Yudhoyono di media sosial dengan tulisan "Calon Presiden Partai Demokrat 2019. Lanjutkan!".
http://www.jpnn.com/read/2016/03/15/...i-jadi-Capres-


Ani-SBY, Ibu Negara 2004-2014: Pendamping Sepadan Presiden


Ani Yudhoyono

Lahir, dibesarkan dan berkeluarga di lingkungan para perwira militer, kemudian diperkaya dengan jabatan politik sebagai Wakil Ketua Umum DPP Partai Demokrat, telah memberi bekal kepada Ibu Negara (The First Lady) ini sebagai pendamping yang sepadan bagi suaminya, Susilo Bambang Yudhoyono, menjalankan pengabdian sebagai Presiden RI (2004-2009).

Dia, Kristiani Herrawati, diyakini akan berperan baik sebagai isteri dan mitra bagi SBY. Bahkan akan mampu berperan sebagai mata dan telinga bagi sang presiden pilihan rakyat itu. "Kalau saya diminta menjadi mitra, suatu saat suami ingin mendengar masukan-masukan dari saya, tentu akan saya berikan. Tetapi, keputusan tetap ada di Bapak," kata Ibu Negara kelahiran
Yogyakarta 6 Juli 1952 itu.

Dia juga menegaskan sikapnya bersama SBY yang sejak dahulu tidak suka ber-KKN. "Mudah-mudahan saat Bapak jadi presiden, tak melakukannya. Sebab kalau kami tidak suka melihat orang lain melakukannya, kami pun tidak boleh melakukannya," kata puteri Mayor Jenderal TNI Sarwo Edhie Wibowo itu.

Kisah Bertemu SBY


Seorang Letnan muda yang kecantol anak Sang Jenderal TOP dimasanya ...

Dalam suatu kesempatan Kristiani Herrawati atau biasa dipanggil Ani sedang menjalani masa libur kuliah lalu pergi menemui ayahnya Mayor Jenderal TNI Sarwo Edhie Wibowo ke Magelang, Jawa Tengah. Sarwo Edhie mantan Komandan Jenderal Resimen Para Komando Angkatan Darat (Danjen RPKAD), korps yang pernah mendapatkan tugas membersihkan pelaku pemberontakan G 30S/PKI, ketika itu sedang mengemban tugas sebagai Gubernur Akademi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (Akabri) Magelang, Jawa Tengah.

Ani kelahiran Yogyakarta 6 Juli 1952 putri ketiga yang paling disayangi Sarwo Edhie memilih menetap di Jakarta tidak ikut ayah dan ibunya bermukim di Magelang, dengan maksud untuk menyelesaikan kuliah di Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Indonesia (FK-UKI), Jakarta.

Pada sisi lain seorang taruna bernama Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang sedang duduk di tingkat empat dan menjabat sebagai Komandan Divisi Korps Prajurit Taruna (Dankorpratar) Akabri, Magelang, harus menghadap dan melapor ke Sang Gubernur Akabri, Mayor Jenderal TNI Sarwo Edhie Wibowo. Dilaporkan sebuah acara taruna akan berlangsung di Balai Taruna Akabri Magelang. Gubernur Akabri diminta oleh Komandan Divisi Korps Taruna kelahiran Pacitan, Jawa Timur 9 September 1949 tersebut hadir untuk memberikan kata sambutan peresmian Balai Taruna Akabri tersebut.

Bagi orang rumah seperti istri Sarwo Edhie, nama dan wajah Susilo Bambang Yudhoyono sudah sangat familiar. Pemuda santun dan ramah serta berpostur tinggi kekar yang kerap berkunjung ke rumah Gubernur ini telah berhasil "merebut" hati istri Sarwo Edhie. "Ibu saya lebih dulu kenal karena dia sering main ke rumah di Magelang. Ibu jatuh sayang kepadanya, mungkin karena perilakunya yang santun," tutur Ani.

Ketika harus menghadap menyampaikan laporan itulah pandangan mata dan hati antara Susilo dan Ani tak terhindarkan. Jantung Susilo berdetak kencang dan pipi Ani tersipu malu. Keduanya menyempatkan diri berkenalan dilanjutkan pembicaraan singkat di tengah-tengah acara peresmian balai taruna.

"Dia dewasa sekali," kenang Ani tentang pria muda berpostur tinggi besar yang tampak gagah berpakaian dinas taruna sehingga memikat hatinya. Ani adalah wanita muda berparas cantik. Susilo ingin mengenal Ani lebih dekat. "Itu, saya kira jalan Tuhan," sebut
Susilo Bambang Yudhoyono mengenang pertemuan pertama mereka.


Isteri seorang perwita TNI-AD

Hubungan kedua sejoli kian dekat. Ani tetap memilih tinggal menetap di Jakarta. Tahun 1973 Ani sudah mencapai jenjang pendidikan tingkat tiga di FK-UKI. Dengan Susilo yang masih taruna di Magelang Ani merajut tali kasih melalui surat-menyurat. Berpuluh-puluh surat berikut puisi karya Susilo, yang kata Ani begitu romantis, pernah mampir di rumahnya Jalan Flamboyan, Jakarta. Nama jalan yang pernah menjadi judul sebuah puisi Susilo. Isi puisi "Flamboyan" hingga kini masih dihafal betul oleh Ani.

"Mungkin, waktu itu sedang mekar bunga flamboyan, sehingga ia ingat seseorang yang ada di Jalan Flamboyan," kata Ani mencari sebab mengapa Susilo memberi judul puisi demikian, tanpa mau menjelaskan mengapa masih dan hanya ingat judul Flamboyan itu.

Ketika Sarwo Edhie ditugaskan menjadi Duta Besar RI di Korea Selatan, berkedudukan di Seoul, kali ini Ani memilih ikut jejak sang ayah menetap di Seoul. Untuk memelihara tali kasihnya dengan Susilo pada Februari 1974 sebelum berangkat ke Seoul Ani dan Susilo menyempatkan diri bertunangan. Ketika satu setengah tahun kemudian Ani sudah kembali berada ke tanah air ingin hendak menikah Susilo justru sedang tugas belajar pendidikan Airborne dan Ranger di Amerika Serikat. Barulah setelah Susilo pulang dari pendidikan kedua sejoli pada 30 Juli 1976 sepakat membina rumahtangga baru.

Pernikahan Ani dengan Susilo unik. Mereka menikah dalam satu ruang dan waktu yang sama dengan seorang kakak dan seorang adik Ani, berlangsung di Hotel Indonesia Jakarta. Pertama adalah pasangan kakaknya Wrahasti Cendrawasih dengan Jenderal Erwin Sudjono, kedua pasangan Kristiani Herrawati dengan Jenderal Susilo Bambang Yudhoyono, dan ketiga pasangan adiknya Mastuti Rahayu dengan Jenderal Hadi Utomo. Pengunjung hotel berikut tamu-tamu hotel warga asing menyaksikan prosesi tiga pernikahan berlangsung sekaligus seperti layaknya sebuah parade. Ketiga menantu Sarwo Edhie itu adalah sama-saman mantan taruna Akabri yang berhasil mencapai pangkat berbintang.

Tiga pesta pernikahan saudara sekandung berlangsung sekaligus adalah pilihan Sarwo Edhie, seorang jenderal petinggi bangsa yang memilih sikap hidup sangat sederhana. Sebagai duta besar di negeri asing Sarwo Edhie merasa enggan bila tiap tahun harus minta izin pulang ke tanah air untuk menikahkan satu persatu putrinya. Sementara, mempersilakan putri yang lebih muda menikah lebih dahulu dianggap Sarwo sesuatu yang tabu. Ani, mengulang penjelasan dan pertimbangan Sarwo Edhie ketika itu, "Rasanya tidak enak kalau meminta izin ke presiden untuk pulang setiap tahun mengawinkan anak. Sementara untuk menikahkan yang lebih muda dulu, Bapak tidak mau. Tabu, katanya."

Nama penuh makna


Putri seorang Jenderal ...

Sebagai putri kesayangan nama Kristiani Herrawati ditabalkan sendiri oleh Jenderal Sarwo Edhie Wibowo. Inspirasinya berasal dari cerita pewayangan, dunia yang disukai Sarwo. Ani lahir di Yogyakarta 6 Juli 1952 persis pada saat Sarwo sedang bertugas di Batalyon Kresna. Jika diberi kepada putri ketiganya itu nama Kresna atau Kresno, rasanya tidak cocok. Sarwo lalu memikirkan nama Kresnowati yang juga dirasakan tidak sreg, atau kata Ani lucu, mengulang pendapat ayahnya.

Terakhir kali muncullah nama Kristiani. Nama ini sempat dijadikan komoditas kampanye negatif sebab Kristiani Herrawati diisukan beragama Nasrani, terkait dengan namanya Kristiani yang memang identik dengan agama Nasrani. Tentang tambahan nama Herrawati, kata Ani, menurut ayahnya mempunyai arti penting sebagai "Angin besar yang bisa menyapu bersih kalau terjadi huru-hara".

Lima hari setelah menikah Ani segera diboyong Susilo Bambang Yudhoyono ke asrama Batalyon 330 di Dayeuh Kolot, Bandung. Ani hendak diperkenalkan Susilo sebagai istri kepada keluarga besar Brigade Infanteri (Brigif) Lintas Udara (Linud) 17 Kostrad. Susilo keika itu sedang menjabat Komandan Peleton 3, Kompi A, Yonif Linud 330. Pada hari itu juga Susilo mendapat perintah bertugas ke Timor Timur (Timtim), menyusul sejumlah anggota pasukan yang tergabung dalam Batalyon 305 yang sudah lebih dahulu berangkat. Ani nyaris disuruh pulang sendiri ke Jakarta jika saja tidak dicegah oleh protes kawan-kawan Susilo.

Persis seminggu setelah menikah Susilo berangkat ke medan tempur menunaikan tugas Operasi Seroja di Timor Timur, berangkat bersama Kapten Nico Tumatar dari Kopassus. Ani, sebagai putri seorang jenderal dapat memahami kepergian suami. Dia memang sudah siap jika harus ditinggal-tinggal pergi. Ani hanya merasa khawatir akan keselamatan suaminya di medan laga, sebab komunikasi diantara mereka terputus. Kekhawatiran semakin memuncak manakala mendengar kabar teman berangkat suaminya Kapten Nico Tumatar tewas di medan laga Timor Timur. Barulah beberapa bulan kemudian Susilo kembali dengan tanpa kekurangan suatu apa pun.

Sepuluh tahun kemudian kejadian sama masih berulang. Susilo berangkat ke daerah Timor Timur yang pada tahun 1986-1988 masih belum sepenuhnya aman. "No news is a good news," atau jika tidak ada berita itu berarti adalah berita bagus, pesan Susilo, menenangkan hati istri untuk tidak perlu mengkhawatirkan keselamatan suami.

Ketika pada bulan Desember 1977 Herrawati diidentifikasi hamil. Susilo luar biasa senang. Susilo adalah anak tunggal alias semata wayang. Ada rasa takut padanya jika istrinya susah hamil. Rumahtangga harmonis itu akhirnya dikaruniai dua orang putra. Agus Harimurti Yudhoyono, kini seorang letnan satu infantri, dan si bungsu Edhie Baskoro Yudhoyono yang sedang menyelesaikan pendidikan sekolah
bisnis S-2 di Australia.

Sebelum memutuskan sesuatu, keluarga Susilo selalu mengedepankan musyawarah. Susilo tak pernah mengambil keputusan apalagi jika tentang rumah tangga sebelum berbicara dengan istrinya. Kehidupan keluarga ini berjalan harmonis.

Aktif Berpolitik


Di Istana saat menjadi "First Lady" ...

Semakin dekat kepastian suaminya, yang berpasangan dengan Muhammad Jusuf Kalla melangkah ke Istana semakin tinggi pula tingkat kesibukan Kristiani Herrawati. Terlebih ia sendiri adalah Wakil Ketua Umum DPP Partai Demokrat, partai besutan baru namun segera sukses menggelembungkan popularitas suaminya.

"Saya masuk partai karena ingin meningkatkan kualitas SDM partai. Ini supaya Partai Demokrat bisa menjadi partai alternatif di masa depan," kata Ani yang partainya berhasil meraih suara 8.455.225 suara atau 7,45% pada Pemilu Legislatif 5 April 2004, dan menempatkan Partai Demokrat meraih 57 kursi di DPR RI, terbesar kelima setelah Partai
Golkar, PDI Perjuangan, PKB dan
PPP.

Kesuksesan diulang pada Pemilu Presiden 5 Juli dan 20 September 2004 yang berhasil menggolkan suaminya sendiri, Susilo Bambang Yudhoyono berpasangan dengan Muhammad Jusuh Kalla sebagai peraih suara terbesar. Artinya, bersamaan itu pula Kristiani Herrawati terpilih sebagai the first lady di negara bependuduk 220 juta jiwa.

Sebagai wakil ketua umum partai, peran Ani adalah "mata dan telinga" Susilo untuk mengikuti perkembangan dan dinamika terbaru di Partai Demokrat. Jadwal Ani mulai padat mengikuti gerak suaminya. Dimana ada Susilo Bambang Yudhoyono di situ pula hampir selalu ada Kristiani Herrawati.

Ketika itu, Ani menyebutkan jika suaminya memang harus ke Istana maka ia akan tetap mengambil peran sebagai istri. "Tetapi, jika suatu saat saya dimintakan peran sebagai mitra, saya akan tampil sebagai mitra. Kalau saya diminta menjadi mitra, suatu saat suami ingin mendengar masukan-masukan dari saya, tentu akan saya berikan. Tetapi, keputusan tetap ada di Bapak," kata Ani, perihal perannya sebagai the first lady melebihi Ibu Rumah Tangga Biasa atau wakil ketua umum partai.

Sebagaimana makna kata Herrawati dalam nama pemberian ayahnya, Ibu Negara ini sudah dan masih akan membuktikan diri sebagai penolong terhadap langkah karir politik suaminya. Sebagai misal, di setiap langkah politik Susilo menuju Istana termasuk ke daerah-daerah menemui konstituen, Ani adalah "konsultan" utama dalam memoles penampilan fisik SBY yang memberi hasil penampilan sportif, cair, trendy dan menarik perhatian setiap pemilih pemula demikan pula remaja putri dan ibu-ibu rumahtangga biasa.

Ani juga memperlengkapi suaminya dengan sejumlah vitamin untuk menjaga vitalitas dan determinasi fisik. Ketika suaminya berdialog dengan rakyat, Ani ikut sibuk mencatat kata demi kata setiap aspirasi warga, demikian pula janji-janji yang terlontar dari mulut sang suami jika kelak terpilih. "Suatu saat nanti saya ingin mengingatkan Bapak bahwa ini adalah keinginan masyarakat," ucap Ani.

Beragam peran sudah menunggu untuk dilakukan oleh Kristiani. Seperti dikatakan sang suami, yang dengan bijaksana menyebutkan, "Sebaiknya ia memberikan kontribusi yang cocok, bergiat untuk pendidikan dan pemberdayaan perempuan. Semua harus didengar, tapi tidak mencampuri keputusan."


Big mama ...

Lahir dan dibesarkan serta berkeluarga di lingkungan para perwira yang kemudian diperkaya dengan jabatan politik sebagai Wakil Ketua Umum DPP Partai Demokrat, telah memberi bekal kepada The First Lady terasah dan terampil menjalani kehidupan politik. Ani telah menjalani masa-masa pengujian perihal bakat, kemampuan dan talenta berpolitik yang tergolong unggul bila dibandingkan wanita-wanita lain, istri para politikus. Di lingkungan para petinggi Partai Demokrat, Kristiani sudah dikenal sebagai politisi yang berbobot.

Ketika suaminya bersama para kandidat capres dan cawapres lain pada hari pertama kampanye pemilu presiden putaran pertama sepakat berikrar dan menandatangani prasasti berbunyi "Siap Menang, Siap Kalah", di Lapangan Monas, Jakarta 1 Juni 2004, Kristiani justru hadir di tengah-tengah ratusan kaum hawa yang berkumpul di sebuah restoran di kawasan Taman Ria Senayan, Jakarta.

Ketika acara ini dijambangi suaminya yang terjadi kemudian adalah, Susilo "diperebutkan" para kaum hawa tadi diajak untuk sekadar mengobrol, bersalaman, berfoto bersama, hingga meminta tanda tangan segala. Ani memang sengaja menelepon Susilo mengajak suaminya itu hadir di tengah-tengah para kaum hawa

"Saya mengundang 100-an perempuan dari berbagai profesi untuk mengampanyekan program-program Bapak," ujar Ani kepada para
wartawan yang merubunginya. "Itu penting, supaya ibu-ibu jangan sampai membeli kucing dalam karung," tambahnya.

Layaknya seorang politisi kawakan ketika itu Ani menyebutkan kalau kaum perempuan sangat menentukan dalam pemilu presiden dan wakil presiden. Karena jumlahnya lebih kurang 52%. "Karena itu, aspirasi kaum perempuan juga mesti diakomodasi, antara lain melalui SBY Women's Fans Club," papar Ani yang lincah menjawab pertanyaan wartawan, termasuk ketika diminta menggagas pendapat soal pemberantasan KKN.

"Sejak dahulu saya dan Bapak tidak suka ber-KKN. Mudah-mudahan jika Bapak jadi presiden, tak melakukannya. Sebab kalau kami tidak suka melihat orang lain melakukannya, kami pun tidak boleh melakukannya," kata Kristiani Herrawati
Sumber: http://www.tokohindonesia.com/biogra...padan-presiden
Copyright © tokohindonesia.com


Ada yang Bilang..Bu Ani Lebih dari Hillary Clinton
Selasa, 15 Maret 2016 , 22:26:00


Ani Yudhoyono.

JAKARTA - Sosok Kristiani Herawati atau yang lebih dikenal dengan Ani Yudhoyono, semakin menjadi pembicaraan sejak Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menggelar Tour de Java.

Ani mulai mendapat dukungan dari sejumlah kader Demokrat untuk maju di Pilpres 2019. Bahkan, kehadiran figur istri SBY ini dianggap sama dengan Hillary Clinton, mantan ibu negara Amerika Serikat.

Wakil Ketua Umum Demokrat, Nurhayati Ali Assegaf mengatakan, munculnya figur Ani Yudhoyono ‎sebagai capres telah berkembang sejak pilpres 2014 lalu. Namun, pencalonan itu batal lantaran SBY menegaskan istrinya tidak akan maju dalam pertarungan memperebutkan Indonesia 1.

Internal atau kader Demokrat sebenarnya menginginkan SBY ‎untuk kembali maju dalam pilpres 2019 mendatang. Jika SBY menolak maka pilihan jatuh pada Ibu Ani. "Kalau SBY gak mau, ya gimana kalo calonkan Ibu Ani. Memang kader menginginkan," tutur Nurhayati di DPR, Senayan, Jakarta, Selasa (15/3).

‎Wanita yang juga ketua Badan Kerja Sama Antar Parlemen (BKSAP) DPR meyakini sosok Ani Yudhoyono. Jika membandingkan istri Bill Clinton, Nurhayati mengatakan sosok Ani lebih dari itu. "Lebih dari Hilary Clinton," tandasnya.
http://www.jpnn.com/read/2016/03/15/...llary-Clinton-

-------------------------------------------




Ada yang menarik dan agak aneh kalau kita hidup di Indonesia modern pasca kemerdekaan selama ini, yaitu ketika Ibu Pertiwi akan melahirkan seorang Presiden. Seringkali kemunculannya tidak pernah diduga dan dipersiapkan sebelumnya! Seperti dulu kita tiba-tiba ketiban pulung dapat Gus Dur, dan terakhir dikirimi Jokowi. Tapi itulah kenyataannnya, bukan? Jadi jangan remehkan kehadiran ANI-SBY kali ini dalam panggung Pilpres 2019 kelak.

Langkah politik Demokrat dan SBY yang mulai berani menawarkan calon presidennya lebih awal, padahal Pilpres masih 3 tahun lagi, di yakini banyak pakar politik sebagai strategi yang cukup 'smart' dan cerdik. Sebab, bila pesona dari kharisma SBY dan Ani-SBY itu masih cukup kuat di masyarakat kita (bisa diukur oleh tim SBY dari hasil kunjungan "Tour de Java", "Tour de Sumatera dan Papua" kelak), maka bisa diketahui bagaimana kecenderungan pemilih (terutama kalangan bawah dan pedesaan) terhadap pilihan mereka kepada Dinasti SBY dan partai Demokrat di Pemilu dan Pilpres kelak. Investasi 'blusukan" SBY dan ANI ke berbagai pelosok tanah air hingga menjelang 2019 kelak, diyakini banyak pihak akan memberikan saham yang tak sedikit bagi elektablitas Ani-SBY dan partai Demokrat di Pemilu dan Pilpres 2019 kelak. Nah lhooo ... siapa menyusul?

Diubah oleh budimansia 20-03-2016 01:11
0
9K
80
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan