- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
JAPANESE URBAN LEGEND: HITOBASHIRA/ HUMAN PILLAR


TS
rusuh12
JAPANESE URBAN LEGEND: HITOBASHIRA/ HUMAN PILLAR
Spoiler for .:

Di kala zaman tanpa teknologi, lampu sumbu dan lentera adalah penerangan, cacar adalah dewa kematian, dewa, demit dengan teman-teman kasat mata lainnya menari-nari meneror semaunya saat matahari tenggelam menimbulkan warna hitam di langit. Suasana mencekam , kecemasan dan kepanikan karena gelap tak bisa melihat apa-apa. Manusia akan selalu takut dengan hal tak diketahui, tak terlihat dan tidak jelas.
Zaman saya kecil ada sebuah cerita, saat saya SD kelas 3 (sekitar tahun 1999, 3 tahun sebelum kerusuhan) di SD Provinsi Palangka Raya. Saya ingat sekali karena yang bercerita adalah guru favorit saya. Waktu itu hujan, jadi pasir putih di halaman tergenang air dingin dengan riak saling bertabrakan oleh jatuhnya tiap tetes air. Dinding putih ruang kelas terlihat lebih gelap dari biasanya dan suara rintik hujan bagai iringan yang menandakan cerita akan dimulai. Beliau bercerita karena ketidaksengajaannya melihat sekumpulan bapak-bapak mengangkat sejumlah tengkorak-tengkorang kepala manusia. Bukan dari tanah, melainkan beton penyangga jembatan untuk selokan besar yang istilah sananya "pangkaringan". Beton tersebut rubuh karena arus air yang kencang. Waktu itu beliau diajak teman-temannya main hujan di selokan besar tersebut. Beliau berkata dengan logat dayak-banjar ''makanya lah, hati-hati ja kalau main lah. Mun main, Jangan parak-parak hutan, kena bisa dikayau trus kepala ikam buat dimasukin ke beton jembatan biar kuat''.
Ternyata kegiatan tersebut juga terjadi di Jepang...

---HITOBASHIRA (人柱)-------
Dalam bahasa inggris, human pillar. Betapa sudah memberikan kesan mistis hanya dari namanya. Konsepnya adalah manusia dimasukkan ke bagian dalam bangunan agar memberikan hasil kokoh dan tahan lama atau sebagai persembahan agar sama demikian.
Berdasarkan artikel-artikel yang saya baca, pratiknya di Jepang lebih mengerikan karena dikubur hidup-hidup dan keadaan utuh.
Tersebutlah terowongan Jomon di Hokkaido, dibangun di jalur utama sekihoku pada tahun 1914. Saat terjadi gempa besar Tokachi tahu 1968 yang menyerang Aomori dan Hokkaido, terowongan tersebut pun kena serangan gempa mengakibatkan konstruksi rusak parah. 2 tahun kemudian saat dilakukan rekonstruksi untuk memperbaiki gempa, para pekerja mengaku menemukan sejumlah tengkorak manusia dengan posisi berdiri pada dinding terowongan. Bahkan karena hal tersebut dibangunlah monumen hitobashira. Ini nyata sodara-sodara.
Praktik ini di Jepang sudah lama dilakukan, kesampingkan benar atau tidak, ada sebuah rekaman tertulis "Nihon Shoku" yang salah satu isi bercerita kaisar Nintoku (323 A.D) yang berdiskusi tentang luapan sungai kitakawa dan mamuta dengan arus derasnya yang mengancam warga. Sang Kaisar mendapatkan sebuah ilham dari mimpinya untuk mengorbankan manusia bernama Kowakubi untuk sungai Kitakawa dan Koromono-ko untuk sungai Mamuta agar pembangunan tanggul berjalan lancar. Naas, Kowakubi tertangkap kemudian dilempar ke sungai tapi Koromono-ko berhasil kabur.
Istana Maruoka dengan cerita "O-Shizu Hitobashira". Seorang wanita bernama O-Shizu dikubur hidup demi keberhasilan pembangunan istana. O-shizu mengeluarkan permintaan agar anaknya dijadikan samurai saat dia sudah terkubur nanti. Ternyata janjinya tidak dipenuhi. Rohnya yang tidak tenang, sedih dan marah menyebabkan hujan besar meluapkan parit-parit dengan air hujan musim semi. Dikatakan bahwa hujan musim semi di bulan april saat musim memotong alga datang, adalah air mata kesedihan dari O-Shizu.
Selain 3 cerita atas, masih banyak lagi cerita-cerita yang tidak masuk akal tentang hitobashira.
Bukan hanya cerita, tapi sudah terjadi bahwa praktik Hitobashira memang sudah dilakukan. Semua demi bangunan kokoh dan kelancaran proses konstruksi.
Cerita saya sebelumnya memang benar adanya karena saya sendiri juga berteman dengan tenaga-tenaga konstruksi yang banyak bercerita demikian.
Tapi, apakah hal itu memang harus dilakukan?
Bagaimana kalau tidak dilakukan, apakah pembangunan akan tidak lancar?
Lalu, dapat orangnya gimana? Arisan?
Kalau ternyata dilakukan dan pembangunan yang tadinya tidak lancar menjadi lancar dan hasilnya kokoh, apa yang sedang terjadi sebenarnya?
Apakah dengan mengorbankan manusia juga memperlancar jodoh dan mengokohkan ikatan?
Jawabannya... hanya ada dibalik dinding.
Sumur
0
5.2K
Kutip
27
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan