- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Wiji Thukul Dapat Penghargaan dari Xanana Gusmao


TS
jackal15
Wiji Thukul Dapat Penghargaan dari Xanana Gusmao
Wiji Thukul dan tujuh aktivis 97/98 lainnya seperti Budiman Sudjatmiko, Dita Indah Sari, Bimo Petrus, dan Wilson mendapat penghargaan dari presiden pertama Timor Leste Xanana Gusmao. Penghargaan diserahkan di Dili pada 16 Maret 2016 di sela seminar "Konferensi Internasional Kedaulatan Laut Timor-Leste adalah Hak yang Tak Terbantahkan".

Kedelapan aktivis prodemokrasi di masa Orba itu dianggap berkontribusi dalam mewujudkan solidaritas dunia internasional atas Timor Leste untuk menentukan nasibnya sendiri. "Mereka (Wiji Thukul dan aktivis prodemokrasi) dinilai berkontribusi dalam mewujudkan solidaritas internasinal atas Timor Leste dalam perjuangan menentukan nasib sendiri bangsa Timor Leste," kata penasihat Ikatan Orang Hilang Indonesia (Ikohi) Mugiyanto saat dikonfirmasi detikcom, Jumat (18/3/2016).
Ikohi adalah LSM yang selama ini mendampingi para korban orang hilang, termasuk para aktivis prodemokrasi yang mendapat penghargaan dari Xanana.
Penghargaan tersebut diberikan oleh Xanana Gusmao atas nama Brigada Negra, kelompok tentara klandestin bagian dari Falintil, cikal bakal militer Timor Leste. Xanana adalah mantan Panglima Falintil. "Jadi ini penghargaan atas nama pribadi, bukan dari pemerintah Timor Leste," kata Mugiyanto.
Saat menerima penghargaan ini Wiji Thukul diwakili oleh putrinya Fitri Nganti Wani. Selain kepada aktivis Indonesia, Brigada Negra juga memberikan penghargaan kepada sejumlah veteran perang Timor Leste.
Wiji Thukul lebih dikenal sebagai penyair dengan karya-karya 'ganas'-nya pada pemerintah Orde Baru kala itu. Tak heran, banyak yang meyakini dia diculik oleh rezim Soeharto dan tak jelas kini nasibnya. Wiji Thukul lahir pada tanggal 26 Agustus 1963. Dia bernama asli Widji Widodo, lahir di kampung Sorogenen, Solo, Jawa Tengah. Penggalan puisi Wiji Thukul yang terkenal hingga kini adalah "Hanya satu kata: Lawan!"
http://m.detik.com/news/berita/31681...-xanana-gusmao
------
Gua suka thukul tapi Kalau membantu timtim Saat masih bagian integral Dari Indonesia bagi aku itu adalah pengkhianat negara
Berita lain
Solo - Penyair asal Solo, Wiji Thukul, mendapat penghargaan dari Xanana Gusmao. Dia dianggap berjasa terhadap Timor Leste. Di media sosial berkembang informasi soal kemampuan Thukul merakit bom. Keluarga marah.
"Tidak mungkin itu. Dia tidak mungkin punya kemampuan itu. Saya istrinya lebih tahu tentang dia. Kabar bahwa dia pernah membantu pejuang di Timor Leste ini merupakan cerita baru tentang Thukul. Namun saya tidak percaya itu," ujar Dyah Sujirah atau akrab disapa Sipon, istri Thukul, dengan nada tinggi di rumahnya di Jagalan, Solo, Jumat (18/3/2016).
Di media sosial, Thukul disebut membantu pejuang Timor Leste. Dia bisa merakit bom dan meninggal di tangan ABRI. Padahal, selama ini, keberadaan Thukul masih jadi misteri.
Respons serupa pada Fitri Nganti Wani, anak sulung Thukul yang mewakili keluarga menerima penghargaan dari Xanana Gusmao. Wani, panggilan Fitri Nganti Wani, merespons dengan nada tinggi. Dia mengajak ibunya masuk rumah dan menutup pintu keras.
"Tidak ada wawancara. Bapakku bukan tukang bikin bom," tukas Wani dengan nada tinggi.
Terpisah, Ikatan Orang Hilang Indonesia (IKOHI) menyesalkan penyebaran informasi soal penghargaan bagi Thukul di media sosial. Ada kabar yang tidak benar soali tempat dan bagaimana Thukul meninggal hingga tuduhan Wani menerima uang. Menurut mereka, itu melukai hati keluarga dan sahabat.
"Pada Wiji Thukul dan segenap kawan, kita berutang atas nikmat kebebasan pers dan informasi saat ini. Tugas kita adalah untuk melanjutkan perjuangan, bukan sebaliknya," kata Ketua IKOHI Wanmayetti dalam rilisnya.
Wicaksono, pemilik akun Path ndorokakung sebagai penyebar informasi di media sosial itu sudah meminta maaf. Dalam penjelasannya, dia mengaku mendapat informasi itu dari televisi Timor Leste dan tidak bermaksud mencari sensasi. Dia hanya ingin menyampaikan informasi awal yang kemungkinan bisa menjadi pijakan mengungkap misteri keberadaan Wiji Thukul.

Kedelapan aktivis prodemokrasi di masa Orba itu dianggap berkontribusi dalam mewujudkan solidaritas dunia internasional atas Timor Leste untuk menentukan nasibnya sendiri. "Mereka (Wiji Thukul dan aktivis prodemokrasi) dinilai berkontribusi dalam mewujudkan solidaritas internasinal atas Timor Leste dalam perjuangan menentukan nasib sendiri bangsa Timor Leste," kata penasihat Ikatan Orang Hilang Indonesia (Ikohi) Mugiyanto saat dikonfirmasi detikcom, Jumat (18/3/2016).
Ikohi adalah LSM yang selama ini mendampingi para korban orang hilang, termasuk para aktivis prodemokrasi yang mendapat penghargaan dari Xanana.
Penghargaan tersebut diberikan oleh Xanana Gusmao atas nama Brigada Negra, kelompok tentara klandestin bagian dari Falintil, cikal bakal militer Timor Leste. Xanana adalah mantan Panglima Falintil. "Jadi ini penghargaan atas nama pribadi, bukan dari pemerintah Timor Leste," kata Mugiyanto.
Saat menerima penghargaan ini Wiji Thukul diwakili oleh putrinya Fitri Nganti Wani. Selain kepada aktivis Indonesia, Brigada Negra juga memberikan penghargaan kepada sejumlah veteran perang Timor Leste.
Wiji Thukul lebih dikenal sebagai penyair dengan karya-karya 'ganas'-nya pada pemerintah Orde Baru kala itu. Tak heran, banyak yang meyakini dia diculik oleh rezim Soeharto dan tak jelas kini nasibnya. Wiji Thukul lahir pada tanggal 26 Agustus 1963. Dia bernama asli Widji Widodo, lahir di kampung Sorogenen, Solo, Jawa Tengah. Penggalan puisi Wiji Thukul yang terkenal hingga kini adalah "Hanya satu kata: Lawan!"
http://m.detik.com/news/berita/31681...-xanana-gusmao
------
Gua suka thukul tapi Kalau membantu timtim Saat masih bagian integral Dari Indonesia bagi aku itu adalah pengkhianat negara
Berita lain
Solo - Penyair asal Solo, Wiji Thukul, mendapat penghargaan dari Xanana Gusmao. Dia dianggap berjasa terhadap Timor Leste. Di media sosial berkembang informasi soal kemampuan Thukul merakit bom. Keluarga marah.
"Tidak mungkin itu. Dia tidak mungkin punya kemampuan itu. Saya istrinya lebih tahu tentang dia. Kabar bahwa dia pernah membantu pejuang di Timor Leste ini merupakan cerita baru tentang Thukul. Namun saya tidak percaya itu," ujar Dyah Sujirah atau akrab disapa Sipon, istri Thukul, dengan nada tinggi di rumahnya di Jagalan, Solo, Jumat (18/3/2016).
Di media sosial, Thukul disebut membantu pejuang Timor Leste. Dia bisa merakit bom dan meninggal di tangan ABRI. Padahal, selama ini, keberadaan Thukul masih jadi misteri.
Respons serupa pada Fitri Nganti Wani, anak sulung Thukul yang mewakili keluarga menerima penghargaan dari Xanana Gusmao. Wani, panggilan Fitri Nganti Wani, merespons dengan nada tinggi. Dia mengajak ibunya masuk rumah dan menutup pintu keras.
"Tidak ada wawancara. Bapakku bukan tukang bikin bom," tukas Wani dengan nada tinggi.
Terpisah, Ikatan Orang Hilang Indonesia (IKOHI) menyesalkan penyebaran informasi soal penghargaan bagi Thukul di media sosial. Ada kabar yang tidak benar soali tempat dan bagaimana Thukul meninggal hingga tuduhan Wani menerima uang. Menurut mereka, itu melukai hati keluarga dan sahabat.
"Pada Wiji Thukul dan segenap kawan, kita berutang atas nikmat kebebasan pers dan informasi saat ini. Tugas kita adalah untuk melanjutkan perjuangan, bukan sebaliknya," kata Ketua IKOHI Wanmayetti dalam rilisnya.
Wicaksono, pemilik akun Path ndorokakung sebagai penyebar informasi di media sosial itu sudah meminta maaf. Dalam penjelasannya, dia mengaku mendapat informasi itu dari televisi Timor Leste dan tidak bermaksud mencari sensasi. Dia hanya ingin menyampaikan informasi awal yang kemungkinan bisa menjadi pijakan mengungkap misteri keberadaan Wiji Thukul.
Diubah oleh jackal15 19-03-2016 07:14
0
4.9K
48


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan