- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Kisah La Nyalla Bikin Merinding, Bengal Sejak Kecil, ke Sekolah Bawa Sangkur


TS
titisan.tuhan
Kisah La Nyalla Bikin Merinding, Bengal Sejak Kecil, ke Sekolah Bawa Sangkur
TRIBUN-TIMUR.COM - Nama Ketua Umum PSSI La Nyalla Mattalitti kembali menjadi perbincangan.
Pengusaha asal Surabaya ini ditetapkan sebagai tersangka penggunaan dana hibah pada Kadin Jatim untuk pembelian IPO (Initial Public Offering) Bank Jatim
Sebelum menukangi PSSI, di Surabaya, La Nyalla memang tersohor sebagai seorang pengusaha.
Namun siapa sangka, jika La Nyalla punya rekam jejak yang bakal bikin sejumlah orang merinding mendengarnya.
Dalam buku Hitam Putih yang ditulis budayawan Sam Abede Pareno dalam rangka ulang tahun La Nyalla ke 50, dikisahkan sebagai sosok kontroversi.
Seperti dilansir Surya Online, nama La Nyalla tersohor dengan mitos premanisme. Lelaki keturunan Bugis ini memimpin organisasi pemuda Patriot Pancasila, yang disegani sejak Orba karena mitos yang melekat ini.
Buku setebal 115 halaman ini merekam jejak Nyalla. Dia dikenal bengal.
La Nyalla kecil kerap membuat ribut, pernah membawa sangkur untuk berkelahi, begitu bengalnya sampai orang tuanya langganan dipanggil guru BP.
Supaya jera, Nyalla sempat dipondokkan ke Bekasi yang ternyata tidak awet. Namun kelak dia rindu dan kembali ke pondok itu saat remaja.
Kakeknya, Haji Mattalitti adalah saudagar Bugis-Makassar terkenal di Surabaya, bapaknya Mahmud Mattalitti SH adalah dosen Fakultas Hukum Unair yang pernah menjabat sebagai Pembantu Dekan FH Unair.
Namun menurut buku ini Nyalla tidak pernah menggunakan nama besar dan kekayaan keluarganya dalam hidupnya.
Menginjak dewasa, dia memilih nyantri dan tinggal di kompleks Makam Sunan Giri Gresik. Dia bekerja serabutan. Pernah menjadi sopir angkot Wonokromo- Jembatan Marah dan sopir minibus L300 Surabaya-Malang.
Sampai menikah pun nasibnya tidak berubah. Di kompleks makam wali ini, dia menghimpun banyak preman diajak mendekatkan diri kepadaNya.
Hasilnya dia memiliki ratusan pengikut yang setia sampai kini. Namun buku ini tidak menjelaskan bagaimana bisa mengenal banyak preman itu.
Dia hanya menjelaskan punya kemampuan pengobatan alternatif alias paranormal. Keahlian ini diasah sejak di ponpes di Bekasi. Pasiennya mulai orang pinggiran sampai dosen. Namun karena emoh dicap dukun, Nyalla tidak praktik lagi.
“Kalau Anda melihat saya seperti sekarang, itu karena tekad saya bulat. Kerja sungguh-sungguh,” kata pengusaha konstruksi ini.
Dia mengatakan titik awal sebagai pengusaha adalah kisah nekadnya membuat pameran kreativitas anak muda tahun 1989.
Pameran yang disokong PT Masipon itu bangkrut Rp 180 juta gara-gara tidak ada peserta. Di sinilah Nyalla mempertaruhkan hidup dan namanya. Dia dikejar-kejar penagih hutang.
Kerugian itu begitu memukul, bahkan Nyalla yang sempat akan 'lempar handuk' dan bersedia mengangsur Rp 250.000 per bulan.
Dia melobi Maspion lagi, meminta sponsor senilai Rp 5 juta untuk menggelar pameran. Kelak pameran ini dikenal dengan nama Surabaya Expo.
Kegiatan yang berlangsung sejak 1990 itu berkibar dan menjadi agenda tahunan sampai 2001.
Di sinilah dia dikenal banyak pengusaha dan birokrat. “Kalau saya mundur pada 1989 lalu. Saya tidak akan seperti sekarang,” katanya.
SUMBER : http://makassar.tribunnews.com/2016/...sangkur?page=4
ngeri juga nih orang
Pengusaha asal Surabaya ini ditetapkan sebagai tersangka penggunaan dana hibah pada Kadin Jatim untuk pembelian IPO (Initial Public Offering) Bank Jatim
Sebelum menukangi PSSI, di Surabaya, La Nyalla memang tersohor sebagai seorang pengusaha.
Namun siapa sangka, jika La Nyalla punya rekam jejak yang bakal bikin sejumlah orang merinding mendengarnya.
Dalam buku Hitam Putih yang ditulis budayawan Sam Abede Pareno dalam rangka ulang tahun La Nyalla ke 50, dikisahkan sebagai sosok kontroversi.
Seperti dilansir Surya Online, nama La Nyalla tersohor dengan mitos premanisme. Lelaki keturunan Bugis ini memimpin organisasi pemuda Patriot Pancasila, yang disegani sejak Orba karena mitos yang melekat ini.
Buku setebal 115 halaman ini merekam jejak Nyalla. Dia dikenal bengal.
La Nyalla kecil kerap membuat ribut, pernah membawa sangkur untuk berkelahi, begitu bengalnya sampai orang tuanya langganan dipanggil guru BP.
Supaya jera, Nyalla sempat dipondokkan ke Bekasi yang ternyata tidak awet. Namun kelak dia rindu dan kembali ke pondok itu saat remaja.
Kakeknya, Haji Mattalitti adalah saudagar Bugis-Makassar terkenal di Surabaya, bapaknya Mahmud Mattalitti SH adalah dosen Fakultas Hukum Unair yang pernah menjabat sebagai Pembantu Dekan FH Unair.
Namun menurut buku ini Nyalla tidak pernah menggunakan nama besar dan kekayaan keluarganya dalam hidupnya.
Menginjak dewasa, dia memilih nyantri dan tinggal di kompleks Makam Sunan Giri Gresik. Dia bekerja serabutan. Pernah menjadi sopir angkot Wonokromo- Jembatan Marah dan sopir minibus L300 Surabaya-Malang.
Sampai menikah pun nasibnya tidak berubah. Di kompleks makam wali ini, dia menghimpun banyak preman diajak mendekatkan diri kepadaNya.
Hasilnya dia memiliki ratusan pengikut yang setia sampai kini. Namun buku ini tidak menjelaskan bagaimana bisa mengenal banyak preman itu.
Dia hanya menjelaskan punya kemampuan pengobatan alternatif alias paranormal. Keahlian ini diasah sejak di ponpes di Bekasi. Pasiennya mulai orang pinggiran sampai dosen. Namun karena emoh dicap dukun, Nyalla tidak praktik lagi.
“Kalau Anda melihat saya seperti sekarang, itu karena tekad saya bulat. Kerja sungguh-sungguh,” kata pengusaha konstruksi ini.
Dia mengatakan titik awal sebagai pengusaha adalah kisah nekadnya membuat pameran kreativitas anak muda tahun 1989.
Pameran yang disokong PT Masipon itu bangkrut Rp 180 juta gara-gara tidak ada peserta. Di sinilah Nyalla mempertaruhkan hidup dan namanya. Dia dikejar-kejar penagih hutang.
Kerugian itu begitu memukul, bahkan Nyalla yang sempat akan 'lempar handuk' dan bersedia mengangsur Rp 250.000 per bulan.
Dia melobi Maspion lagi, meminta sponsor senilai Rp 5 juta untuk menggelar pameran. Kelak pameran ini dikenal dengan nama Surabaya Expo.
Kegiatan yang berlangsung sejak 1990 itu berkibar dan menjadi agenda tahunan sampai 2001.
Di sinilah dia dikenal banyak pengusaha dan birokrat. “Kalau saya mundur pada 1989 lalu. Saya tidak akan seperti sekarang,” katanya.
SUMBER : http://makassar.tribunnews.com/2016/...sangkur?page=4
ngeri juga nih orang



0
3.9K
15


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan