Mari ulurkan tangan untuk meringankan beban Mbah Gini
Spoiler for Foto Mbah Gini:
Spoiler for Foto Mbah Gini:
Mbah Gini adalah seseorang yang biasa berjualan sapu lidi di kampungnya Desa Sanankerto RT 11/RW 02, Kecamatan Turen, Kabupaten Malang. (Maaf alamat sengaja diperjelas, supaya pemerintah setempat sadar dengan kondisi warganya)
Sudah 10 (sepuluh) tahun mbah gini hidup seorang diri di sebuah bangunan tanpa penerangan (Listrik) dan tanpa bantuan dari pemerintah setempat. Sehari hari, mbah gini mencari daun kelapa untuk dijadikan sapu lidi yang akan dijualnya. Namun, sapu lidi tersebut akan laku jika ada seseorang yang memiliki belas kasihan dan membeli sapu lidi buatannya (Jarang Sekali).
Beliau tidur bersama dengan ayamnya di tempat tidur yang penuh dengan (maaf) kotoran ayam. Namun bagi beliau, itu sudah sangat nyaman sekali. Sehari hari Mbah Gini sudah terbiasa makan nasi saja tanpa lauk. Bahkan, seringkali beliau memakan nasi yang sudah berair dan basi.
Bahkan dari sumber yang didapat, ada yang menangis begitu melihat beliau memakan nasi basi yang sedikit bercampur dengan kotoran ayam begitu lahap.
Ketika ada yang bertanya "Mbah, anake sampeyan nangndi?" (Mbah, anak anda kemana?). Beliau tidak langsung menjawab pertanyaan itu, namun tangisanlah yang keluar.
"Aku wes 10 (Sepuluh) tahun luwih ora ditemoni anakku, nak. Anakku sik urip, omahe ndek sandinge Masjid Tiban" (Aku sudah lebih dari 10 (Sepuluh) tahun tidak dikunjungi oleh anakku, nak. Anakku masih hidup, rumahnya di sebelah Masjid Tiban)
Sekedar info, Masjid Tiban itu sangat dekat sekali dengan kediaman beliau, masih satu desa.
Begitulah sosok Mbah Gini yang selalu ditemani oleh ayam sebagai teman berbicaranya ketika hari telah gelap.
Apa yang bisa kita lakukan?
Jawaban dengan tindakan, bukan sekedar komen atau tulisan.