Kaskus

News

metrotvnews.comAvatar border
TS
metrotvnews.com
Lulung: Jika Allah Mengizinkan, Saya jadi Gubernur
Lulung: Jika Allah Mengizinkan, Saya jadi Gubernur

Metrotvnews.com, Jakarta: Haji Lulung adalah Tanahabang, Tanahabang adalah Haji Lulung. Pameo itu rasanya tak berlebihan. Mana ada warga Tanahabang yang tidak mengenal pria bernama lengkap Abraham Lunggana itu. Anak kecil di sana pun tahu.

Lama beriak dengan berbagai bisnis di lapangan, Lulung sekarang menduduki posisi mentereng: Wakil Ketua DPRD DKI. Lantas, apakah lelaki yang rajin berziarah ke makam ayahnya, Ibrahim Tjilang, itu puas? Belum. Dia kini menatap kursi Gubernur DKI.

Lulung punya gaya nyentrik. Kalau bicara, logatnya kental sekali khas Betawi. Sebagai anggota Dewan, bukan satu dua kali Lulung mengeritik kebijakan Gubernur Basuki `Ahok` Tjahaja Purnama. Rivalitas di antara mereka sengit, sampai-sampai ada ujaran mereka berdua adalah rival abadi.

Lulung, diakui atau tidak, memang kontroversial. Puncaknya, saat dia `berantem` dengan Ahok gara-gara kasus Uninterrupted Power Supply. Pujian, kecaman, dan olok-olok menohok Lulung dalam waktu bersamaan. Walhasil, saat itu politikus kelahiran Jakarta, 24 Juli 1959, itu jadi trending topic di media sosial.

Agak `menepi`, diam-diam rupanya anggota DPRD DKI dua periode ini sedang menyiapkan strategi untuk melompat lebih jauh. Lulung, kalau terpilih kelak, ingin menyejahterakan warga Ibu Kota yang belum sejahtera. Modalnya bisa lewat jalur independen atau partai.

Nyaris batal, toh akhirnya wartawan Metrotvnews.com Nur Azizah dan Fauzan Hilal bisa mewawancarai Lulung di Posko Pemenangan Haji Lulung, Jalan Fahrudin, Tanahabang, Jakarta Pusat, Jumat pekan kemarin. Berikut petikannya:

Lulung: Jika Allah Mengizinkan, Saya jadi Gubernur
Haji Lulung di TMP Kalibata.Dok/Istimewa

Niat apa yang mendorong Anda maju di Pilkada DKI 2017?

Hati, (sambil menunjuk dada). Saya tergerak ingin membenahi masalah di Jakarta. Sebagai putra daerah, saya ingin mengangkat kesejahteraan masyarakat Jakarta. Saya berusaha membuka lapangan pekerjaan dengan mendirikan sejumlah perusahaan. Tidak (perlu perusahaan) besar, asalkan karyawan saya bisa menafkahi keluarganya. Lebih dari itu, saya mau semua warga Jakarta sejahtera. Bukan hanya karyawan saya.

Nah, untuk menyejahterakan warga, saya butuh kekuatan, power, dan kekuasaan untuk membuat dan menjalankan program. Dengan menjadi gubernur, saya bisa menyejahterakan masyarakat lebih banyak lagi. Memberikan pendidikan, kesehatan, pekerjaan. Itu tujuan utama saya maju jadi Gubernur DKI Jakarta.

Sudah ada kesepakatan bersama dengan PPP?

Ketua umum saya (Djan Faridz-Red.) bicara pencalonan Haji Lulung. Tapi, kami sadar tidak bisa sendiri, harus koalisi. Kursi PPP di DPRD DKI hanya 10. Sedangkan angka minimal untuk bisa mencalonkan sendiri 20 persen dari 106 kursi, atau 22 kursi.

Hanya PDIP yang bisa mengusung sendiri. Partai lain pasti berkonsolidasi. Tapi, sampai hari ini PPP belum berkoordinasi dengan partai lain. Partai saya juga masih masalah, masih terbelah. Sekarang, alhamdulillah, sudah mengarah pada islah. Kita tunggu saja. Sebab, kalau tidak islah PPP tidak bisa ikut maju.

Kalau PPP tidak bisa mengusung, Anda maju lewat jalur perseorangan?

Belum ada niat itu. Tapi, saya bersama masyarakat akar rumput membentuk Jaringan Suka Haji Lulung (JSHL). Itu bukan buat kumpulkan KTP, tapi untuk penguatan. Kami berkumpul menguatkan jaringan, mencari tahu gubernur dan wakil yang paling disukai warga. Kita lakukan survei langsung ke pelosok Ibu Kota, ini akan jadi tolak ukur langsung.

Kami juga ingin tahu kekuatan kita di mana. Kita akan buka 1.000 posko. Sasarannya jelas, kita buka di tingkat RT dan RW. Kita sampaikan program kita dengan mendatangi mereka.

Kalau Ahok, relawannya yang bergerak mengumpulkan KTP. Kalau saya beda, saya langsung datang, pintu ke pintu. Menurut saya, calon perseorangan akan kalah oleh calon yang punya struktur partai. Di sinilah parpol berinteraksi ke masyarakat.

Modal Anda maju di Pilkada?

Saya punya pengalaman. Saya sudah berpartisipasi dalam percepatan pembangunan di DKI selama tujuh tahun di legislatif. Tupoksi (tugas pokok dan fungsi) saya di DPRD adalah membuat Peraturan Daerah (Perda) bersama eksekutif. Ada inisiatif langsung dari DPRD dan ada dari usulan eksekutif. Saya melakukan budgeting (penganggaran), melakukan pengawasan. Saya mengevaluasi kebutuhan dan kekurangan masyarakat dalam pemerintahan yang berjalan. Pengetahun saya selama di legislatif menjadi bekal utama. Jika Allah mengizinkan, saya jadi gubernur.

Jika jadi gubernur, apa yang akan Anda berikan untuk warga?

Banyak yang harus diperbaiki. Pertama, kita harus buat program berbasis masyarakat lingkungan. Sebab, hasil Musrembang (musyawarah rencana pembangunan) harus diwujudkan tepat waktu. Tidak boleh tertunda. Percepatan penyelesaian masalah banjir, lalu lintas, pendidikan, kesehatan, dan lainnya.

Pembangunan harus berjalan sesuai rencana. Itu hanya bisa terealisasi jika kita bijak menggunakan APBD (Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah). APBD itu uang rakyat dan harus dikembalikan kepada rakyat dalam bentuk pembangunan. Ingat, kita tidak bisa mengandalkan CSR (Corporate Social Responsibility) dari swasta.

PPSU (petugas pemelihararaan prasarana dan sarana umum) dan PHL (pekerja harian lepas) kami pertahankan.  Normalisasi saluran di lingkungan jadi prioritas. Kami akan lakukan percepatan dengan pendekatan ke rakyat.

Kedua, percepatan pembangunan dengan mengajak pemerintah daerah penyangga. Lakukan komunikasi, bukan ajak kelahi. Percepatan pembangunan tentu berdampak pada penyerapan anggaran. Jangan ada komentar, `walau tidak terserap yang penting tidak di korupsi`. Itu namanya pemerintah menutupi kegagalannya.

Khusus masalah banjir, selain normalisasi yang sudah berjalan dan akan kami teruskan, saya akan lakukan pengawasan pada pompa-pompa. Kita harus miliki pompa berkapasitas besar dan berkualitas. Tidak asal belanja dengan harga murah. Boleh murah, tapi kualitas itu utama. Harus kuat minimal 10 tahun. Harus ada studi kelayakan dan ada pembanding. Minimal tiga merek. Harus dilihat harga, kualitas, dan spesifikasinya.

Lulung: Jika Allah Mengizinkan, Saya jadi Gubernur
Haji Lulung di ruang kerjanya.MTVN/Nur Azizah

Apa jurus Anda untuk membenahi kawasan kumuh?

Penertiban harus punyak konsep, namanya penataan. Sekali lagi, komunikasi. Ajak saja perwakilan warga ngobrol bareng bersama sejumlah pihak. Jangan ada ribu-ributlah. Capek kita kalau ribut terus. Atasi masalah sampah ribut sama Bekasi, transportasi ribut sama operator, banjir ribut sama Depok, Bogor, Tangerang. Komunikasi saja sama derah penyangga. Kita butuh daerah penyangga loh, harus saling menopang.

Itulah tidak pandainya gubernur kita (Ahok-Red.) yang cakep dan ganteng. Akhlak harus dijaga. Bicara jangan kasar, yang adem saja. Penggusuran tidak bisa asal hantam, kelar seminggu. Banyak masalah sosial di sana, pendidikan, permukiman. Jangan kedepankan kekuatan TNI dan Polri.

Baiknya?

Panggil tokoh masyarakat bicara bareng Kodam Jaya, Polda Metro Jaya, ngobrol di kantor atau rumah gubernur sambil ngopi. Pemerintah wajib menyejahterakan, memberi lapangan pekerjaan, dan tempat tinggal layak.

Cukup Kalijodo dan Kampung Pulo yang jadi contoh. Polisi dan TNI jangan terbawa nafsu politik Ahok. Persoalan prostitusi jangan pandang bulu, hajar semua, termasuk di hotel mewah. Kalau mau dicintai rakyat cintai dulu rakyatnya.

Jangan ada penggusuran sebelum ada solusi dan relokasi. Harus ada kajian. Seluruh dinas harus berintegrasi. Bagaimana pascapenertiban. Masyarakat kehilangan pekerjaan, sekolah anaknya bagaimana, bayar ini bayar itu. Seharusnya ada evaluasi.

Cara Anda meyakinkan masyarakat agar memilih Anda?

Saya yakinkan program unggulan saya dengan pembangunan berbasis masyarakat. Masyarakat yang bayar pajak dan harus kembali ke masyarakat. Kita dengan usulan dari masyarakat yang selama ini tidak pernah tercapai. Misalnya normalisasi kali di Petamburan, di Musrembang ada, kelurahan sampai wali kota ada, tapi hilang di tingkat daerah. Dihapus. Ini yang kami sampaikan ke masyarakat. Kita yakin kan, yuk kita sama-sama membangun segala bidang di Jakarta, mulai dari pelosok. Prioritasnya, pendidikan, kesehatan, banjir, transportasi, sampah, dan lapangan pekerjaan.

Kalau jadi gubernur, bagaimana cara Anda mengatasi korupsi?

Hahaha...korupsi itu jangan diatasi, tapi diantisipasi. Jangan sampai terjadi. Kalau sampai ada yang korupsi, berarti gagal itu.

Konkretnya?

Pertama, jangan asal pecat kepala dinas atau suku dinas di tengah jalan. Karena dia yang mengusulkan nomenklatur dan program. Kalau diberhentikan begitu saja dan digantikan, penggantinya tidak mengerti. Biarkan mereka konsisten terhadap tanggung jawabnya.

Kedua, harus mengantisipasi kebocoran anggaran. Memberantas itu bukan membongkar korupsi. Kalau membongkar korupsi itu salah konsep. Seharusnya pencegahan korupsi. Misalnya, soal UPS. UPS lolos karena ada nomenklatur, berarti sebelumnya ada pembahasan. Siapa yang masukkan nomenklatur itu? Bappeda (Badan Perencana Pembangunan Daerah).

Tidak cukup memasukkan nomenenklur, harus ada nomor rekening, kalau tidak ada itu tidak bisa lelang. Siapa yang memasukkan nomor rekening? BPKAD (Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah). Pengadaan itu diantisipasinya dari sana.

Beli barang harus ada studi, spesifikasi, harga, kualitas. Lakukan studi banding dan verifikasi kontraktornya. Jangan-jangan perusahaan fiktif. Lihat sepak terjang perusahaan itu, tanya ke bank. Itu modal dasar agar tidak ada korupsi.

Lulung: Jika Allah Mengizinkan, Saya jadi Gubernur
Haji Lulung saat menerima Metrotvnews.com.MTVN/Fauzan Hilal

Bagaimana hubungan Anda dengan Ahok?

Saya jangan dijadikan lawan terus. Saya bagian dari pemerintah yang duduk di legislatif. Saya yang melakukan pengawasan, mengkritisi, agar pemerintah mau memperbaiki dan ada perubahan yang lebih baik. Kami mengkritik untuk membangun.

Secara pribadi saya tidak ada masalah dengan pak Ahok yang ganteng. Tapi, Ahok seperti kebakaran jenggot kalau kita memberi kritik dan masukan. Misalnya memberi masukan tentang cara komunikasi yang baik. Tapi, saya malah diserang, saya dibilang bohong, Lulung enggak ngerti apa-apa. Lulung fitnah, Lulung bodoh.

Kuncinya cuma satu, yuk kita jujur. Berani jujur, jangan ada konspirasi dalam semua hal. Harus berani jujur. Lulung berani jujur enggak? Bareskrim saja saya datangi, enggak dipanggil loh. Pengadilan saya hadiri. Karena Lulung berani jujur.

Apa hal positif dari Ahok?

Enggak ada positifnya. Orang seperti itu apa positifnya, banyak bohong, tidak konsisten, suka ngaco, galak tidak pada tempatnya. Kita menilai Ahok dari perbuatannya, apa kerjanya? Kerjanya dia sukses karena pakai TNI dan polisi. Kenapa dia pakai uang CSR, kenapa enggak pakai APBD? Kenapa takut?

Berapa pajak perusahaan Anda setiap tahun?

Perusahaan saya banyak, kecil-kecil tapi cukup buat ratusan karyawan menafkahi keluarganya. Namun, sejak menjadi anggota DPRD, semua sudah saya serahkan ke anak-anak. Enggak ada yang saya pegang langsung. Perusahaan saya tahun lalu nomor satu membayar pajak di Jakarta Pusat.

Besarnya?

Saya kurang tahu, anak-anak yang tahu besarannya. Sudah bukan urusan saya. Adik dan anak saya yang mengelola. Saya ingatkan ke mereka, jangan sekali-kali ambil proyek pemerintah. Karyawan saya juga tidak boleh minta-minta. Kalau susah, minta sama Haji Lulung. Tidak boleh ada yang jadi pengemis.

Berapa mobil mewah Anda?

Hahaha...Haji Lulung enggak punya mobil mewah, dari mana punya duit buat beli Lamborghini. Waktu itu memang saya bawa (Lamborghini) ke DPRD, tapi bukan punya saya. Itu punya anak pengusaha yang memiliki kedekatan dengan saya. Sudah seperti saudara.

Bang Haji ini temannya banyak, dari rakyat kecil sampai pengusaha. Jangan heran kalau Lulung ganti-ganti mobil mewah. Itu bukan punya pribadi, tapi dikasih pakai sama pengusaha itu. ‘Bang Haji itu mobil banyak, kalau mau pakai silakan, pakai saja`. Apa salah Haji Lulung dipinjamin gitu? Makanya kalau dicari-cari kesalahan itu enggak akan ketemu.

Arti kekuasaan bagi Anda?

Pemerintah dipercaya untuk mengelola negara ini. Kekuasaan yang sesungguhnya adalah kekuasaan kerakyatan. Kesejahteraan masyarakat menjadi patokan keberhasilan pemimpinnya.

Kekuasaan itu panglima tertinggi. Arti kekuasaan bagi saya adalah bagaimana kekuasaan itu mampu mensejahterakan masyarakat yang belum sejahtera.

Sumber : http://news.metrotvnews.com/read/201...-jadi-gubernur

---

Kumpulan Berita Terkait PILGUB DKI 2017 :

- Lulung: Jika Allah Mengizinkan, Saya jadi Gubernur Lulung: Jika Allah Mengizinkan, Saya jadi Gubernur

- Lulung: Jika Allah Mengizinkan, Saya jadi Gubernur Hanura Diklaim Bakal Dukung Ahok-Heru

- Lulung: Jika Allah Mengizinkan, Saya jadi Gubernur Teman Ahok Siap Kumpulkan 1,4 Juta KTP

0
3.9K
25
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan