Kaskus

Hobby

AayAvatar border
TS
Aay
Teori warna = bullsh*t!
Teori warna = bullsh*t!


Bukan, maksud ane bukan format yang berbeda dalam diagram lingkaran berwarna-warni atau hierarki warna. emoticon-rainbowAne juga nggak bermaksud ngebahas tentang kekontrasan antara warna atau biologi mata manusia. Yang ane maksud adalah 'makna warna', yang secara luas digunakan dalam dunia branding dan desain grafis.

Suatu warna memiliki arti yang berbeda. Salah satunya adalah biologis, dalam arti bahwa alam menciptakan banyak hal dengan warna tertentu. Lemon berwarna kuning, darah itu merah, lautan biru, dan sebagainya. Kemudian kita memiliki hal-hal yang ditetapkan oleh manusia dalam penggunaan warna. Kuning digunakan untuk warna baju pemimpin dalam perlombaan, merah digunakan untuk tanda berhenti, dan biru digunakan di 53 persen dari semua bendera nasional.

Maka kita memiliki makna yang dibuat-buat dari warna. Kuning mewakili rasa iri hati dan berkabung, tetapi juga bisa diartikan sebagai optimisme. Merah adalah cinta dan gairah, tapi juga kemarahan dan kekerasan. Biru diartikan sebagai perdamaian, spiritualitas, kepercayaan dan loyalitas, tetapi juga untuk depresi, dan di Cina – berkabung.

Ane nggak perlu meneruskan – Pada titik ini pasti udah pada paham bahwa itu semua sangat sia-sia. Setiap warna berarti perasaan yang berbeda untuk setiap orang, dan itu berbeda, tergantung pada latar belakang budaya dan lokasi geografis. Jadi, ketika klien memberitahu bahwa, "Kuning dan hitam berarti hati-hati – lihatlah tawon!" "Merah adalah warna yang marah," atau "Biru adalah warna dingin," maka bersiaplah.

Nggak ada yang merasa harus berhati-hati ketika browsing di IMDb atau sedang melihat-lihat UPS, Amazon, BestBuy, atau McDonalds.
Teori warna = bullsh*t!


Nggak ada yang merasa dingin saat memikirkan Walmart, PayPal, Twitter, Facebook atau Microsoft Word.
Teori warna = bullsh*t!


Nggak ada yang merasa marah saat minum Coca-Cola atau melihat ESPN, Nintendo, Pinterest, Virgin, Netflix, atau Adobe.
Teori warna = bullsh*t!


Dalam branding dan desain grafis, itu semua nggak relevan. Abaikan aja.

Ketika klien mengatakan "Ane nggak suka warna ini," itu nggak relevan. Yang relevan adalah apa yang pemirsa rasakan dan apa yang akan mereka rasakan ketika brandtersebut disajikan, bukannya warna apa yang klien suka atau benci.

Spotify itu tidak ekologis. T-Mobile tidak ditargetkan pada jenis kelamin tertentu. Warna tidak memberikan emosi pada brand. Branding secara keseluruhan dan komunikasilah yang memberinya hal itu, juga produk atau jasa yang ditawarkannya.
Teori warna = bullsh*t!


Dulu, merah muda itu warna untuk anak laki-laki – warna merah versi ringan, yang merupakan warna jantan – dan hari ini orang cenderung percaya bahwa manusia lahir dengan rasa suka untuk skema warna tertentu berdasarkan pada jenis kelamin. Dua hal yang bisa mewakili hal ini: tidak logis dan closed minded.

Tapi memanglah benar bahwa bagaimanapun kita membesarkan anak-anak kita, mereka akan terpengaruh oleh aturan masyarakat. Itulah mengapa penting untuk selalu melihat dengan kritis terhadap aturan yang dibuat-buat. Kebanyakan survei tentang makna warna telah dilakukan tanpa mempertimbangkan bagaimana manusia berperilaku dan bermasyarakat sepanjang ribuan tahun.

(diterjemahkan tanpa izin dari artikel "Color Theory = Bullshit"di majalah Computer Arts edisi Januari 2016 yang ditulis oleh Fredrik Öst dari www.snask.com)
sealgeekAvatar border
sealgeek memberi reputasi
1
4.8K
20
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan