- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Pilgub DKI: Mulai panik & terdesak, AHOK & teman2nya mulai gunakan "jargon2 Islam"


TS
budimansia
Pilgub DKI: Mulai panik & terdesak, AHOK & teman2nya mulai gunakan "jargon2 Islam"
Syarat Calon Independen Diperberat, Gerindra: Ahok Ngapain Panik?
3/15/2016

Ahok
NBCIndonesia.com - Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta Mohamad Taufik menyambut positif wacana pemberatan syarat calon independen kepala daerah, seperti upaya yang sedang dilakukan Komisi II DPR RI.
Menurutnya, hal tersebut merupakan risiko seorang calon perseorangan untuk maju di Pemilukada, termasuk calon petahana Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.
"Kalau dia merasa yakin lewat jalur independen ya enggak usah takut gitu lho, ngapain panik, enggak perlu dirisaukan," ujar Taufik saat ditemui di Gedung DPRD DKI Jakarta, Selasa (15/3/2016).
Ketua DPD Partai Gerindra DKI ini pun menyarankan agar persoalan tersebut tidak dikait-kaitkan dengan isu penjegalan Ahok yang berencana akan maju lagi lewat dukungan relawan bernama "Teman Ahok". Menurutnya, hal tersebut tidak ada hubungannya.
"Itu kan bisa saja buat Pilkada daerah lainnya juga, jadi enggak bisa dihubungkan dengan Ahok. Emang ada apanya Ahok," ungkap Taufik.
Komisi II DPR RI mengeluarkan wacana untuk mengusulkan kenaikan syarat dukungan KTP 10 persen sampai 20 persen. Syarat ini diyakini akan memberatkan calon indpenden dalam revisi Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2015 tentang Pemilihan Gubernur, Bupati, dan Wali Kota.
"Timbul wacana di kita bahwa UU Pilkada ini harus pada asas keadilan. Karena syarat untuk calon independen jauh dari syarat untuk parpol, kita naikkan agar tetap berkeadilan," kata Wakil Ketua Komisi II DPR Lukman Edy.
http://www.nbcindonesia.com/2016/03/...iperberat.html
Panik, Tim Kampanye Ahok Mengaku Muslim untuk Mencari Dukungan
3/11/2016



NBCIndonesia.com - Berbagai cara dilakukan oleh tim kampanye Ahok untuk menarik simpati warga DKI Jakarta yang beragama Islam dengan mengaku dirinya seorang Muslim.
Tagline yang digunakan oleh tim kampanye Ahok adalah dengan nama “SAYA MUSLIM, SAYA DUKUNG AHOK”. Bahkan untuk meyakinkan, para tim kampanye Ahok ini sengaja mengenakan jilbab.
Pengamat sosial Eko Setiawan melihat bahwa cara-cara tim kampanye Ahok dengan mengaku Muslim sebenarnya memperlihatkan kelemahan mereka sendiri. Mereka nampak terlihat sangat panik dan seakan mengetahui bahwa warga Muslim Jakarta tidak mau memilih Ahok.
“Ini contoh kampanye panik dari timnya Ahok, mereka juga inkonsisten, bilang jangan bawa-bawa agama, namun mereka justru jualan agama” ujar Eko kepada Islamedia, Jum’at(11/3/2016).
Lebih lanjut Eko menegaskan bahwa masyarakat DKI Jakarta itu sudah cerdas dan tidak mudah tertipu oleh propaganda murahan. Sangat mudah mengaku dirinya Muslim dan membawa tulisan itu
http://www.nbcindonesia.com/2016/03/...ku-muslim.html
Ahok "Kun Fayakun" Terkait Usulan DPR Perberat Syarat Independen
Selasa, 15 Maret 2016 | 17:00 WIB

Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama
JAKARTA, KOMPAS.com - Basuki Tjahaja Purnama menganggap usulan Komisi II DPR RI memperberat syarat independen dalam pemilihan kepala daerah (Pilkada) bukanlah upaya penjegalan dari partai politik di DPR RI. Basuki mengaku tugasnya kini hanya bekerja dengan baik.
"Aku mah santai aja, jabatan itu amanah. Lo enggak usah rebut, Tuhan yang kasih, Tuhan yang ambil, yang penting lo kerja bener saja," kata Basuki, di Balai Kota, Selasa (15/3/2016).
"Biasa aja saya, enggak bisa jegal juga kok. Kun fayakun (apa yang terjadi, maka terjadilah) ya gue," kata Basuki.
Basuki menjelaskan memiliki hubungan baik dengan seluruh partai politik. Hanya saja, relawan pendukungnya "Teman Ahok" yang khawatir dirinya tidak mendapat dukungan partai politik.
Sehingga, mereka mengumpulkan sejumlah KTP untuk mendukungnya maju sebagai calon independen.
"Makanya mereka mau ajak saya keluar dari parpol. Saya penuhi keinginan mereka dan ya sudah nasib saya sekarang ada di Teman Ahok, lebih tepatnya teman Teman Ahok," kata Basuki.
Komisi II DPR RI ingin memperberat syarat untuk calon independen yang akan maju dalam pemilihan kepala daerah serentak 2017 mendatang.
Syarat ini akan diperberat dalam revisi Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2015 tentang Pemilihan Gubernur, Bupati, dan Wali Kota.
Komisi II DPR RI mengeluarkan wacana untuk mengusulkan kenaikan syarat dukungan KTP 10 persen sampai 20 persen.
http://megapolitan.kompas.com/read/2...rat.Independen
Ahok: Nasib Saya Sekarang di Tangan Teman Ahok
3/15/2016

NBCIndonesia.com - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama menyerahkan sepenuhan syarat dukungan untuk dirinya maju ke bursa calon kepala daerah tahun depan ke tangan relawannya, Teman Ahok.
"Nasib saya sekarang ada di tangan Teman Ahok," kata Ahok, sapaan karibnya, saat ditemui di Balai Kota Jakarta, Selasa (15/03/2016).
Teman Ahok, lanjut dia, khawatir dirinya tidak dicalonkan oleh partai politik maka mereka memutuskan harus maju lebih dulu mencari dukungan. Lalu, relawannya itu meminta dirinya untuk keluar dari partai politik.
Ahok mengaku dirinya baik-baik saja dengan partai politik dan bila tertarik dengan dirinya, partai tersebut bisa mendukung Teman Ahok, seperti NasDem. "Sekarang parpol cuma ada kemungkinan mendukung, bukan mengusung," ujar dia.
Teman Ahok, seperti yang dikutip dari laman resmi mereka, adalah perkumpulan yang dirikan oleh sekelompok anak muda yang bertujuan membantu dan "menemani" Ahok, dalam mewujudkan Jakarta Baru yang bersih, maju dan manusiawi.
Komunitas ini digagas oleh Singgih dan beserta empat orang temannya Amalia Ayuningtyas, Aditya Prabowo, Richard Purwasaputra dan Muhammad Fathony. Semuanya berusia di bawah 25 tahun. Relawan terdaftar yang kini berjumlah 300 orang menargetkan 1 juta KTP hingga Mei nanti.
http://www.nbcindonesia.com/2016/03/...di-tangan.html
Ahok: Sekelompok orang tidak terima si Kafir jadi Gubernur
Selasa, 17 Juni 2014 15:27

AHOK dengan baju taqwa
Merdeka.com - Elektabilitas calon presiden nomor urut dua Joko Widodo menurun lantaran masyarakat Jakarta tidak setuju apabila Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) naik menjadi gubernur DKI Jakarta apabila mantan wali kota Solo ini terpilih menjadi presiden mendatang.
Menanggapi isu tersebut, Ahok mengakui Jokowi sudah sadar titik kelemahan seorang Ahok yaitu soal faktor Agama. Menurut Ahok, banyak orang di Jakarta yang tidak mau dipimpin oleh Ahok apabila naik menjadi gubernur.
"Itu sudah sejak awal. Beliau sudah sadar sejak awal titik kelemahan saya itu adalah soal agama. Intinya bukan soal saya galak, bukan. Ini soal agama, sekelompok orang enggak bisa terima, enggak terima dong si kafir jadi gubernur di ibu kota kan. ya sudah, lu demen enggak deman gua sudah jadi Pembantu Lumah Tangga (plesetan dari PLT) Gubernur sekarang," ujar Ahok di Balai Kota, Jakarta Pusat, Selasa (17/6).
Ahok mengakui memang sempat ada perdebatan pada pemilihan gubernur DKI Jakarta tahun 2012 lalu dalam internal PDI Perjuangan. Pada saat itu, lanjut Ahok, ada nama Ahok dan Wakil Gubernur Jawa Barat Deddy Mizwar yang akan disandingkan dengan Jokowi untuk memimpin ibu kota. Namun, Ahok menegaskan Jokowi lebih setuju Ahok menjadi wagub DKI mendampinginya dalam Pilgub DKI 2012 lalu.
"Nah masukin dua nama terus akhirnya kepilih Ahok, ya nasib gua, nasib lu juga kan. Ya siapa suruh lu pilih gua kemarin kan. lu sudah tau gua galak dari Belitung Timur, waktu di DPR juga gua sama kok, enggak berubah, semua orang tahu sifat saya sama saja, kalau benar bilang benar kalau enggak bilang enggak," jelas Ahok.
"Jadi sebenarnya kalau lebih turun segala macam kalau sama saya itu sudah diperkirakan dari awal. Ya enggak ada efek, emang mesti suruh saya ngapain," lanjut dia.
http://www.merdeka.com/jakarta/ahok-...-gubernur.html
Ahok: Kelemahan Saya Sudah Cina, Kafir Pula
MINGGU, 14 DESEMBER 2014 | 19:39 WIB

Basuki Tjahaja Purnama (Ahok)
TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok mengatakan mulai terbiasa dengan kecaman-kecaman warga yang diterimanya setiap mengeluarkan kebijakan. Warga, kata Ahok, sering kali mengumpat jika keinginannya tak dikabulkan oleh Pemerintah DKI Jakarta.
Di saat itu, warga serempak menyalahkan Basuki lantaran tak memerintahkan anak buahnya agar menuruti keinginan warga. "Saat seperti itu, kelemahan saya diungkit. Mudah saja, sudah Cina, kafir pula," kata Ahok saat memberi sambutan dalam acara Demokrasi Tanpa Korupsi di Museum Nasional, Ahad, 14 Desember 2014. (Baca: Ahok Wajibkan Angkot Berargometer Tahun Depan)
Ahok menuturkan, salah satu contoh kasusnya yakni rencana penggusuran Kalijodo. Warga berkukuh mempertahankan tempat tinggal mereka. Namun di sisi lain, penggusuran tersebut bertujuan memindahkan anak-anak yang ada di wilayah tersebut agar mendapat pendidikan layak dan mengubah tempat itu menjadi ruang terbuka hijau.
Kasus lainnya, ujar Ahok, upaya pengawasan distribusi minuman keras. Ketimbang melarang, ia memilih memperketat pengawasan distribusi mulai dari pabrik hingga konsumen. Alasannya, banyak turis di Ibu Kota yang juga membutuhkan minuman tersebut.
Kasus yang tak kalah memusingkan, kata Ahok, yakni pembebasan lahan dalam proyek sodetan Ciliwung. Ahok menjelaskan proyek tersebut diselesaikan dengan menentukan harga appraisal dan konsinyasi pengadilan lantaran adanya tarik ulur harga antara warga dan pemerintah. "Kami harus memaksakan orang agar taat hukum. Kalau tidak, ngelunjak semua," kata dia.
Ahok mengatakan ketiga kasus tersebut membuatnya menjadi sasaran empuk kemarahan warga. "Kata orang, seribu teman kurang, satu musuh terlalu banyak. Kalau saya, 50 orang musuh juga tak apa, toh sudah telanjur banyak," ujar Ahok.
https://m.tempo.co/read/news/2014/12...ina-kafir-pula
-------------------------------------
Yaaa namanya juga ikhtiar ... apa pun pasti dicoba untuk bisa memenangkan pilihan rakyat, bukan? What's wrong?

3/15/2016

Ahok
NBCIndonesia.com - Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta Mohamad Taufik menyambut positif wacana pemberatan syarat calon independen kepala daerah, seperti upaya yang sedang dilakukan Komisi II DPR RI.
Menurutnya, hal tersebut merupakan risiko seorang calon perseorangan untuk maju di Pemilukada, termasuk calon petahana Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.
"Kalau dia merasa yakin lewat jalur independen ya enggak usah takut gitu lho, ngapain panik, enggak perlu dirisaukan," ujar Taufik saat ditemui di Gedung DPRD DKI Jakarta, Selasa (15/3/2016).
Ketua DPD Partai Gerindra DKI ini pun menyarankan agar persoalan tersebut tidak dikait-kaitkan dengan isu penjegalan Ahok yang berencana akan maju lagi lewat dukungan relawan bernama "Teman Ahok". Menurutnya, hal tersebut tidak ada hubungannya.
"Itu kan bisa saja buat Pilkada daerah lainnya juga, jadi enggak bisa dihubungkan dengan Ahok. Emang ada apanya Ahok," ungkap Taufik.
Komisi II DPR RI mengeluarkan wacana untuk mengusulkan kenaikan syarat dukungan KTP 10 persen sampai 20 persen. Syarat ini diyakini akan memberatkan calon indpenden dalam revisi Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2015 tentang Pemilihan Gubernur, Bupati, dan Wali Kota.
"Timbul wacana di kita bahwa UU Pilkada ini harus pada asas keadilan. Karena syarat untuk calon independen jauh dari syarat untuk parpol, kita naikkan agar tetap berkeadilan," kata Wakil Ketua Komisi II DPR Lukman Edy.
http://www.nbcindonesia.com/2016/03/...iperberat.html
Panik, Tim Kampanye Ahok Mengaku Muslim untuk Mencari Dukungan
3/11/2016



NBCIndonesia.com - Berbagai cara dilakukan oleh tim kampanye Ahok untuk menarik simpati warga DKI Jakarta yang beragama Islam dengan mengaku dirinya seorang Muslim.
Tagline yang digunakan oleh tim kampanye Ahok adalah dengan nama “SAYA MUSLIM, SAYA DUKUNG AHOK”. Bahkan untuk meyakinkan, para tim kampanye Ahok ini sengaja mengenakan jilbab.
Pengamat sosial Eko Setiawan melihat bahwa cara-cara tim kampanye Ahok dengan mengaku Muslim sebenarnya memperlihatkan kelemahan mereka sendiri. Mereka nampak terlihat sangat panik dan seakan mengetahui bahwa warga Muslim Jakarta tidak mau memilih Ahok.
“Ini contoh kampanye panik dari timnya Ahok, mereka juga inkonsisten, bilang jangan bawa-bawa agama, namun mereka justru jualan agama” ujar Eko kepada Islamedia, Jum’at(11/3/2016).
Lebih lanjut Eko menegaskan bahwa masyarakat DKI Jakarta itu sudah cerdas dan tidak mudah tertipu oleh propaganda murahan. Sangat mudah mengaku dirinya Muslim dan membawa tulisan itu
http://www.nbcindonesia.com/2016/03/...ku-muslim.html
Ahok "Kun Fayakun" Terkait Usulan DPR Perberat Syarat Independen
Selasa, 15 Maret 2016 | 17:00 WIB

Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama
JAKARTA, KOMPAS.com - Basuki Tjahaja Purnama menganggap usulan Komisi II DPR RI memperberat syarat independen dalam pemilihan kepala daerah (Pilkada) bukanlah upaya penjegalan dari partai politik di DPR RI. Basuki mengaku tugasnya kini hanya bekerja dengan baik.
"Aku mah santai aja, jabatan itu amanah. Lo enggak usah rebut, Tuhan yang kasih, Tuhan yang ambil, yang penting lo kerja bener saja," kata Basuki, di Balai Kota, Selasa (15/3/2016).
"Biasa aja saya, enggak bisa jegal juga kok. Kun fayakun (apa yang terjadi, maka terjadilah) ya gue," kata Basuki.
Basuki menjelaskan memiliki hubungan baik dengan seluruh partai politik. Hanya saja, relawan pendukungnya "Teman Ahok" yang khawatir dirinya tidak mendapat dukungan partai politik.
Sehingga, mereka mengumpulkan sejumlah KTP untuk mendukungnya maju sebagai calon independen.
"Makanya mereka mau ajak saya keluar dari parpol. Saya penuhi keinginan mereka dan ya sudah nasib saya sekarang ada di Teman Ahok, lebih tepatnya teman Teman Ahok," kata Basuki.
Komisi II DPR RI ingin memperberat syarat untuk calon independen yang akan maju dalam pemilihan kepala daerah serentak 2017 mendatang.
Syarat ini akan diperberat dalam revisi Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2015 tentang Pemilihan Gubernur, Bupati, dan Wali Kota.
Komisi II DPR RI mengeluarkan wacana untuk mengusulkan kenaikan syarat dukungan KTP 10 persen sampai 20 persen.
http://megapolitan.kompas.com/read/2...rat.Independen
Ahok: Nasib Saya Sekarang di Tangan Teman Ahok
3/15/2016

NBCIndonesia.com - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama menyerahkan sepenuhan syarat dukungan untuk dirinya maju ke bursa calon kepala daerah tahun depan ke tangan relawannya, Teman Ahok.
"Nasib saya sekarang ada di tangan Teman Ahok," kata Ahok, sapaan karibnya, saat ditemui di Balai Kota Jakarta, Selasa (15/03/2016).
Teman Ahok, lanjut dia, khawatir dirinya tidak dicalonkan oleh partai politik maka mereka memutuskan harus maju lebih dulu mencari dukungan. Lalu, relawannya itu meminta dirinya untuk keluar dari partai politik.
Ahok mengaku dirinya baik-baik saja dengan partai politik dan bila tertarik dengan dirinya, partai tersebut bisa mendukung Teman Ahok, seperti NasDem. "Sekarang parpol cuma ada kemungkinan mendukung, bukan mengusung," ujar dia.
Teman Ahok, seperti yang dikutip dari laman resmi mereka, adalah perkumpulan yang dirikan oleh sekelompok anak muda yang bertujuan membantu dan "menemani" Ahok, dalam mewujudkan Jakarta Baru yang bersih, maju dan manusiawi.
Komunitas ini digagas oleh Singgih dan beserta empat orang temannya Amalia Ayuningtyas, Aditya Prabowo, Richard Purwasaputra dan Muhammad Fathony. Semuanya berusia di bawah 25 tahun. Relawan terdaftar yang kini berjumlah 300 orang menargetkan 1 juta KTP hingga Mei nanti.
http://www.nbcindonesia.com/2016/03/...di-tangan.html
Ahok: Sekelompok orang tidak terima si Kafir jadi Gubernur
Selasa, 17 Juni 2014 15:27

AHOK dengan baju taqwa
Merdeka.com - Elektabilitas calon presiden nomor urut dua Joko Widodo menurun lantaran masyarakat Jakarta tidak setuju apabila Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) naik menjadi gubernur DKI Jakarta apabila mantan wali kota Solo ini terpilih menjadi presiden mendatang.
Menanggapi isu tersebut, Ahok mengakui Jokowi sudah sadar titik kelemahan seorang Ahok yaitu soal faktor Agama. Menurut Ahok, banyak orang di Jakarta yang tidak mau dipimpin oleh Ahok apabila naik menjadi gubernur.
"Itu sudah sejak awal. Beliau sudah sadar sejak awal titik kelemahan saya itu adalah soal agama. Intinya bukan soal saya galak, bukan. Ini soal agama, sekelompok orang enggak bisa terima, enggak terima dong si kafir jadi gubernur di ibu kota kan. ya sudah, lu demen enggak deman gua sudah jadi Pembantu Lumah Tangga (plesetan dari PLT) Gubernur sekarang," ujar Ahok di Balai Kota, Jakarta Pusat, Selasa (17/6).
Ahok mengakui memang sempat ada perdebatan pada pemilihan gubernur DKI Jakarta tahun 2012 lalu dalam internal PDI Perjuangan. Pada saat itu, lanjut Ahok, ada nama Ahok dan Wakil Gubernur Jawa Barat Deddy Mizwar yang akan disandingkan dengan Jokowi untuk memimpin ibu kota. Namun, Ahok menegaskan Jokowi lebih setuju Ahok menjadi wagub DKI mendampinginya dalam Pilgub DKI 2012 lalu.
"Nah masukin dua nama terus akhirnya kepilih Ahok, ya nasib gua, nasib lu juga kan. Ya siapa suruh lu pilih gua kemarin kan. lu sudah tau gua galak dari Belitung Timur, waktu di DPR juga gua sama kok, enggak berubah, semua orang tahu sifat saya sama saja, kalau benar bilang benar kalau enggak bilang enggak," jelas Ahok.
"Jadi sebenarnya kalau lebih turun segala macam kalau sama saya itu sudah diperkirakan dari awal. Ya enggak ada efek, emang mesti suruh saya ngapain," lanjut dia.
http://www.merdeka.com/jakarta/ahok-...-gubernur.html
Ahok: Kelemahan Saya Sudah Cina, Kafir Pula
MINGGU, 14 DESEMBER 2014 | 19:39 WIB

Basuki Tjahaja Purnama (Ahok)
TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok mengatakan mulai terbiasa dengan kecaman-kecaman warga yang diterimanya setiap mengeluarkan kebijakan. Warga, kata Ahok, sering kali mengumpat jika keinginannya tak dikabulkan oleh Pemerintah DKI Jakarta.
Di saat itu, warga serempak menyalahkan Basuki lantaran tak memerintahkan anak buahnya agar menuruti keinginan warga. "Saat seperti itu, kelemahan saya diungkit. Mudah saja, sudah Cina, kafir pula," kata Ahok saat memberi sambutan dalam acara Demokrasi Tanpa Korupsi di Museum Nasional, Ahad, 14 Desember 2014. (Baca: Ahok Wajibkan Angkot Berargometer Tahun Depan)
Ahok menuturkan, salah satu contoh kasusnya yakni rencana penggusuran Kalijodo. Warga berkukuh mempertahankan tempat tinggal mereka. Namun di sisi lain, penggusuran tersebut bertujuan memindahkan anak-anak yang ada di wilayah tersebut agar mendapat pendidikan layak dan mengubah tempat itu menjadi ruang terbuka hijau.
Kasus lainnya, ujar Ahok, upaya pengawasan distribusi minuman keras. Ketimbang melarang, ia memilih memperketat pengawasan distribusi mulai dari pabrik hingga konsumen. Alasannya, banyak turis di Ibu Kota yang juga membutuhkan minuman tersebut.
Kasus yang tak kalah memusingkan, kata Ahok, yakni pembebasan lahan dalam proyek sodetan Ciliwung. Ahok menjelaskan proyek tersebut diselesaikan dengan menentukan harga appraisal dan konsinyasi pengadilan lantaran adanya tarik ulur harga antara warga dan pemerintah. "Kami harus memaksakan orang agar taat hukum. Kalau tidak, ngelunjak semua," kata dia.
Ahok mengatakan ketiga kasus tersebut membuatnya menjadi sasaran empuk kemarahan warga. "Kata orang, seribu teman kurang, satu musuh terlalu banyak. Kalau saya, 50 orang musuh juga tak apa, toh sudah telanjur banyak," ujar Ahok.
https://m.tempo.co/read/news/2014/12...ina-kafir-pula
-------------------------------------
Yaaa namanya juga ikhtiar ... apa pun pasti dicoba untuk bisa memenangkan pilihan rakyat, bukan? What's wrong?

0
3.7K
24


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan