PERJALANAN terbang dari Makassar, Sulawesi Selatan, ke Cengkareng, Tangerang, menjejak kenangan tersendiri bagi Rahmin. Ibu rumah tangga berusia 37 tahun itu tidak menyangka kejujuran dan kebaikan masih tersisa.

Kisah bermula ketika Rahmin naik pesawat Lion Air dari Makassar menuju Bandara Internasional Soekarno-Hatta di Cengkareng pada Jumat (4/3). Ia duduk di kursi 5D dan menaruh perhiasannya di kantong tempat duduk (pocket seat) pada kursi di depannya.

Setiba di Cengkareng, bersama para penumpang lain Rahmin turun dari pesawat. Ia lupa mengambil gelang emas seberat 10 gram yang diselipkan dalam pocket seat. Ia belum juga sadar perhiasannya telah tertinggal dalam pesawat, jadi tidak ada ikhtiar untuk mencari agar perhiasan itu bisa kembali.

Ia baru terkesiap kala petugas Lion Air menghubunginya dan memberitahu ihwal gelang emasnya yang tertinggal di pocket seat. ‘'Saya tidak melakukan apa-apa saat itu karena masih belum tersadar kalau gelang yang saya kenakan lepas," tutur Rahmin saat dihubungi HARIAN NASIONAL di Jakarta, Senin (14/3).

Ia mengapresiasi petugas Lion Air yang menghubunginya untuk memberitahu perihal perhiasannya yang tertinggal. ‘'Yang awalnya saya tidak tahu justru diingatkan olehnya (petugas Lion Air), makanya saya bisa tahu."

Gelang emas itu pun bisa kembali di tangan Rahmin. ‘'Prosesnya, hanya dalam jangka waktu 10 hari perhiasan sudah kembali. Saya senang masih beruntung bisa memiliki gelang tersebut," tuturnya.

Apresiasi berlebih sejatinya patut disematkan kepada Suroto S Purbo. Dialah bagian terpenting dari kisah kejujuran di udara yang membuat Rahmin masih bisa memiliki perhiasan berupa gelang emas itu.

Suroto, lelaki yang menjabat Kepala Sub Bagian Umum dan Kepatuhan Internal Direktorat Pajak di Pontianak, pada hari yang sama terbang dari Jakarta kembali ke Pontianak. Ia menggunakan pesawat Lion Air yang sebelumnya mengangkut Rahmin dari Makassar ke Cengkareng.

Sumber: http://www.harnas.co/2016/03/15/keti...bali-di-tangan

Lion mantap juga gan.......