PT Kereta Commuter Jabodetabek (KCJ) masih menunggu revisi Peraturan Menteri (Permen) Nomor 17 Tahun 2015 tentang tarif angkutan umum. Jika tak ada revisi atau tambahan subsidi dari APBN, maka bisa dipastikan tarif Kereta Rel Listrik (KRL) akan segera naik signifikan.

Manager Komunikasi PT KCJ Eva Chaerunissa mengatakan, pihaknya masih menunggu revisi Peraturan Menteri dari Kementrian Perhubungan. Pasalnya, bisa dipastikan dana Public Service Obligation (PSO) yang diberikan tahun ini yaitu sebesar Rp 858.120.344.409, akan habis pada 18 November 2015 nanti.

“Pemberlakuan tarif ini berdasarkan revisi PM 17 tentang tarif angkutan penumpang. Kalau revisinya sebelum tanggal segitu (18 November 2015) sudah rampung, berarti awal November sudah bisa langsung diberlakukan,” ujarnya saat dihubungi Infonitas.com, Senin (19/10/2015).

Eva menambahkan, potongan PSO yang biasanya Rp 3.000 untuk 25 kilometer pertama akan dikurangi menjadi Rp 2.000. Implikasinya, penumpang KRL yang tadinya membayar Rp 2.000 harus membayar Rp 3.000. Begitu pun dengan 10 kilometer selanjutnya. Ini berarti ada kenaikan sebesar 50 persen.

“Penumpang yang tadinya mendapat potongan PSO sebesar Rp 1.000 nantinya hanya mendapat potongan PSO sebesar Rp 500 sehingga tarifnya menjadi Rp 1.500 untuk 10 kilometer lanjutan,” jelasnya.

Lebih lanjut, Eva mengungkapkan dari hasil pembicaraan antara KCJ dengan Kementerian Perhubungan, dana PSO yang tersisa utk KCJ harus diusahakan untuk sampai akhir Desember 2015. Sayangnya ia enggan mengungkapkan dana yang tersisa.

Oleh karena itu, kata Eva, yang bisa dilakukan oleh KCJ adalah dengan mengurangi jumlah PSO yang diberikan kepada setiap penumpang.

Narsum: http://www.infonitas.com/megapolitan...aik-lagi/11005

untung kenaikannya msh waajarrr