- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Ramai es teh berbahan limbah, pengunjung Monas tetap cuek


TS
pukibebulu
Ramai es teh berbahan limbah, pengunjung Monas tetap cuek



Quote:
Original Posted By pukibebulu

es batu di monas. ©2016 foto. kasatgas pol pp kecamatan gambir/harry apriyanto
Merdeka.com- Monas kerap menjadi pilihan favorit bagi warga Jakarta untuk menghabiskan akhir pekannya. Tak heran jika kawasan wisata ini sesak pengunjung sejak car free day hingga malam hari.
Namun siapa sangka jika banyak pedagang asongan memanfaatkan berjubelnya pengunjung dan cuaca panas di Monas untuk meraup untung dengan cara licik. Beberapa hari yang lalu Satpol PP menciduk beberapa pedagang minuman dingin. Hal itu karena mereka menggunakan air limbah rembesan rel kereta api dan gelas bekas.
Anehnya beberapa pengunjung masih tidak takut mengonsumsi minuman tidak higienis tersebut, bahkan cuek. Salah satunya ialah Nur Kholis, dia tak mempermasalahkan bagaimana es teh gelas yang dikonsumsinya dibuat.
"Masa bodoh dah sama itu. Badan gerah dari tadi di sini. Nah mau nyari minuman malah jauh. Sudah betul minum ini, deket, murah lagi," tuturnya kepada merdeka.com, Minggu (13/3).
Sedangkan pengunjung lainnya, Hamida mengaku tak tahu soal kabar penahanan beberapa penjaja es teh manis oplosan air kotor. Hamida yang datang bersama keluarganya untuk berjalan-jalan di kawasan Monas sejak pagi tadi. Dia mengaku terpaksa memenuhi keinginan anaknya untuk beli es teh gelas.
"Enggak tahu soal itu (es teh limbah). Ini anak saya sendiri yang minta, dia haus pengen yang dingin-dingin," ucapnya.
Rosidi juga datang ke kawasan Monas bersama rombongan keluarganya. Ketika diberi tahu ada modus pengoplosan limbah dalam es teh gelas yang dijual pedagang asongan, Rosidi langsung meminta anaknya membuang segelas teh manisnya.
"Waduh gitu ya. Kak sini abah buang ya ini kotor, ntar abah beliin es yang banyak," sergah Rosidi sembari mengambil lalu membuang segelas es jeruk yang digenggam anaknya.
Rosidi berharap agar informasi semacam ini diberitahukan ke seluruh pengunjung Monas. Sebab dia yakin kebanyakan masyarakat masih belum tahu.
"Tapi kok masih banyak yang jual di sini. Harusnya ditangkepin lagi," ujar Rosidi.

es batu di monas. ©2016 foto. kasatgas pol pp kecamatan gambir/harry apriyanto
Merdeka.com- Monas kerap menjadi pilihan favorit bagi warga Jakarta untuk menghabiskan akhir pekannya. Tak heran jika kawasan wisata ini sesak pengunjung sejak car free day hingga malam hari.
Namun siapa sangka jika banyak pedagang asongan memanfaatkan berjubelnya pengunjung dan cuaca panas di Monas untuk meraup untung dengan cara licik. Beberapa hari yang lalu Satpol PP menciduk beberapa pedagang minuman dingin. Hal itu karena mereka menggunakan air limbah rembesan rel kereta api dan gelas bekas.
Anehnya beberapa pengunjung masih tidak takut mengonsumsi minuman tidak higienis tersebut, bahkan cuek. Salah satunya ialah Nur Kholis, dia tak mempermasalahkan bagaimana es teh gelas yang dikonsumsinya dibuat.
"Masa bodoh dah sama itu. Badan gerah dari tadi di sini. Nah mau nyari minuman malah jauh. Sudah betul minum ini, deket, murah lagi," tuturnya kepada merdeka.com, Minggu (13/3).
Sedangkan pengunjung lainnya, Hamida mengaku tak tahu soal kabar penahanan beberapa penjaja es teh manis oplosan air kotor. Hamida yang datang bersama keluarganya untuk berjalan-jalan di kawasan Monas sejak pagi tadi. Dia mengaku terpaksa memenuhi keinginan anaknya untuk beli es teh gelas.
"Enggak tahu soal itu (es teh limbah). Ini anak saya sendiri yang minta, dia haus pengen yang dingin-dingin," ucapnya.
Rosidi juga datang ke kawasan Monas bersama rombongan keluarganya. Ketika diberi tahu ada modus pengoplosan limbah dalam es teh gelas yang dijual pedagang asongan, Rosidi langsung meminta anaknya membuang segelas teh manisnya.
"Waduh gitu ya. Kak sini abah buang ya ini kotor, ntar abah beliin es yang banyak," sergah Rosidi sembari mengambil lalu membuang segelas es jeruk yang digenggam anaknya.
Rosidi berharap agar informasi semacam ini diberitahukan ke seluruh pengunjung Monas. Sebab dia yakin kebanyakan masyarakat masih belum tahu.
"Tapi kok masih banyak yang jual di sini. Harusnya ditangkepin lagi," ujar Rosidi.
Sumber : MERDEKA.COM
yg penting wueenaak tenan hehe

0
3.4K
Kutip
34
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan