- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Warga Bali Dilarang Lihat Gerhana Matahari Total


TS
BukanIanOPX
Warga Bali Dilarang Lihat Gerhana Matahari Total
Warga Bali Dilarang Lihat Gerhana Matahari Total
Quote:
Sejumlah daerah di Indonesia sangat menantikan momen Gerhana Matahari Total (GMT) pada 9 Maret mendatang. Namun di Bali, melihat GMT justru dilarang keras. Apa sebabnya?
Dream - Pekan depan, tepatnya Rabu, 9 Maret 2016 akan menjadi momen dinantikan penduduk Indonesia. sebagian wilayah di Nusantra akan mengalami Gerhana Matahari Total (GMT). Beberapa daerah bahan dapat melihat secara jelas momen langka tersebut.
Sejumlah pihak pun telah meluangkan waktu untuk melihatnya. Bahkan, Presiden Joko Widodo mengaku menyiapkan waktu khusus untuk dapat melihat fenomena alam tersebut.
Namun di Bali, melihat gerhana matahari total dilarang keras. Apa sebabnya? Ya, pada Rabu pekan depan umat Hindu Bali tengah merayakan Nyepi. Pada saat itu seluruh warga Bali dilarang melakukan aktivitas. Apalagi ke luar rumah untuk melihat gerhana matahari.
Ya, Nyepi merupakan perayaan tahun baru Saka. Pada saat itu tidak ada aktivitas seperti biasa. Semua kegiatan ditiadakan, termasuk pelayanan umum, seperti Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai pun tutup. Namun tidak untuk rumah sakit.
Tujuan utama Hari Raya Nyepi adalah memohon ke hadapan Tuhan Yang Maha Esa, untuk menyucikan Bhuana Alit (alam manusia/microcosmos) dan Bhuana Agung/macrocosmos (alam semesta).
Saat merayakan Nyepi umat Hindu melaksanakan Catur Brata Penyepian yang terdiri dari Amati Geni (tidak berapi-api/tidak menggunakan dan atau menghidupkan api/lampu), Amati Karya (tidak bekerja), Amati Lelungan (tidak bepergian) dan Amati Lelanguan (tidak mendengarkan hiburan). Serta bagi yang mampu juga melaksanakan tapa, brata, yoga, dan semadhi.
(Laporan: Berry Putra, Bali)
Sumber
Dream - Pekan depan, tepatnya Rabu, 9 Maret 2016 akan menjadi momen dinantikan penduduk Indonesia. sebagian wilayah di Nusantra akan mengalami Gerhana Matahari Total (GMT). Beberapa daerah bahan dapat melihat secara jelas momen langka tersebut.
Sejumlah pihak pun telah meluangkan waktu untuk melihatnya. Bahkan, Presiden Joko Widodo mengaku menyiapkan waktu khusus untuk dapat melihat fenomena alam tersebut.
Namun di Bali, melihat gerhana matahari total dilarang keras. Apa sebabnya? Ya, pada Rabu pekan depan umat Hindu Bali tengah merayakan Nyepi. Pada saat itu seluruh warga Bali dilarang melakukan aktivitas. Apalagi ke luar rumah untuk melihat gerhana matahari.
Ya, Nyepi merupakan perayaan tahun baru Saka. Pada saat itu tidak ada aktivitas seperti biasa. Semua kegiatan ditiadakan, termasuk pelayanan umum, seperti Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai pun tutup. Namun tidak untuk rumah sakit.
Tujuan utama Hari Raya Nyepi adalah memohon ke hadapan Tuhan Yang Maha Esa, untuk menyucikan Bhuana Alit (alam manusia/microcosmos) dan Bhuana Agung/macrocosmos (alam semesta).
Saat merayakan Nyepi umat Hindu melaksanakan Catur Brata Penyepian yang terdiri dari Amati Geni (tidak berapi-api/tidak menggunakan dan atau menghidupkan api/lampu), Amati Karya (tidak bekerja), Amati Lelungan (tidak bepergian) dan Amati Lelanguan (tidak mendengarkan hiburan). Serta bagi yang mampu juga melaksanakan tapa, brata, yoga, dan semadhi.
(Laporan: Berry Putra, Bali)
Sumber
PHDI Bali Larang Paket Wisata Gerhana
Quote:
Denpasar - Provinsi Bali tidak mengagendakan wisata gerhana matahari total seperti daerah lainnya di Indonesia karena bertepatan dengan Hari Raya Nyepi, 9 Maret 2016.
"Di Bali kami tidak ada karena pas Nyepi," kata Sekretaris Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Bali, Perry Markus di Denpasar, Selasa (1/3/2016).
Pihak hotel, menurut Perry, menyesuaikan kondisi seperti pada saat Hari Raya Nyepi pada tahun-tahun sebelumnya untuk menghormati Tahun Baru Caka 1938 itu.
Di beberapa kota khususnya yang dilintasi oleh fenomena langka tersebut, gerhana matahari total menjadi salah satu daya tarik wisata andalan. "Di Sumatera Selatan mereka membuat atraksi kuliner di Jembatan Ampera," ucapnya.
Majelis Agama Provinsi Bali sebelumnya mengeluarkan seruan bersama untuk melarang adanya paket hiburan bagi hotel-hotel dan penyedia jasa hiburan lainnya yang ada di Pulau Dewata saat pelaksanaan Nyepi.
Ketua Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Provinsi Bali Prof Dr I Gusti Ngurah Sudiana menjelaskan bahwa paket wisata Nyepi memang dilarang untuk menghormati umat Hindu melaksanakan Nyepi.
"Tetapi kalau hanya Nyepi di hotel itu urusan mereka. Namun, mereka harus tetap menghormati rangkaian Nyepi tidak diperbolehkan melakukan hiburan, tarian, dan sejenis itu," katanya.
Selain seruan terkait larangan paket wisata Nyepi, juga ada enam butir seruan lainnya di antaranya meminta lembaga penyiaran radio dan televisi untuk tidak bersiaran selama Nyepi dari 9 Maret 2016 dari pukul 06.00 Wita sampai 10 Maret 2016 pukul 06.00 Wita.
Ada juga seruan untuk melarang menyalakan petasan atau mercon, pengeras suara, bunyi-bunyian dan sejenisnya yang sifatnya mengganggu kesucian Nyepi dan membahayakan ketertiban umum.
Sudiana mengharapkan agar umat lainnya ikut menjaga kesucian Nyepi termasuk bagi umat Islam yang melakaanakan shalat gerhana matahari agar menyesuaikan dengan suasana Nyepi.
Umat Hindu melakanakan Catur Brata Penyepian, yakni empat pantangan (larangan) yang wajib dilaksanakan dan dipatuhi yakni tidak melakukan kegiatan/bekerja (amati karya), tidak menyalakan lampu atau api (amati geni), tidak bepergian (amati lelungan) serta tidak mengadakan rekreasi, bersenang-senang atau hura-hura (amati lelanguan).
Sumber
"Di Bali kami tidak ada karena pas Nyepi," kata Sekretaris Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Bali, Perry Markus di Denpasar, Selasa (1/3/2016).
Pihak hotel, menurut Perry, menyesuaikan kondisi seperti pada saat Hari Raya Nyepi pada tahun-tahun sebelumnya untuk menghormati Tahun Baru Caka 1938 itu.
Di beberapa kota khususnya yang dilintasi oleh fenomena langka tersebut, gerhana matahari total menjadi salah satu daya tarik wisata andalan. "Di Sumatera Selatan mereka membuat atraksi kuliner di Jembatan Ampera," ucapnya.
Majelis Agama Provinsi Bali sebelumnya mengeluarkan seruan bersama untuk melarang adanya paket hiburan bagi hotel-hotel dan penyedia jasa hiburan lainnya yang ada di Pulau Dewata saat pelaksanaan Nyepi.
Ketua Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Provinsi Bali Prof Dr I Gusti Ngurah Sudiana menjelaskan bahwa paket wisata Nyepi memang dilarang untuk menghormati umat Hindu melaksanakan Nyepi.
"Tetapi kalau hanya Nyepi di hotel itu urusan mereka. Namun, mereka harus tetap menghormati rangkaian Nyepi tidak diperbolehkan melakukan hiburan, tarian, dan sejenis itu," katanya.
Selain seruan terkait larangan paket wisata Nyepi, juga ada enam butir seruan lainnya di antaranya meminta lembaga penyiaran radio dan televisi untuk tidak bersiaran selama Nyepi dari 9 Maret 2016 dari pukul 06.00 Wita sampai 10 Maret 2016 pukul 06.00 Wita.
Ada juga seruan untuk melarang menyalakan petasan atau mercon, pengeras suara, bunyi-bunyian dan sejenisnya yang sifatnya mengganggu kesucian Nyepi dan membahayakan ketertiban umum.
Sudiana mengharapkan agar umat lainnya ikut menjaga kesucian Nyepi termasuk bagi umat Islam yang melakaanakan shalat gerhana matahari agar menyesuaikan dengan suasana Nyepi.
Umat Hindu melakanakan Catur Brata Penyepian, yakni empat pantangan (larangan) yang wajib dilaksanakan dan dipatuhi yakni tidak melakukan kegiatan/bekerja (amati karya), tidak menyalakan lampu atau api (amati geni), tidak bepergian (amati lelungan) serta tidak mengadakan rekreasi, bersenang-senang atau hura-hura (amati lelanguan).
Sumber
=================================
Pembodohan Massal, makanya ga maju2 ni pulau India


nona212 memberi reputasi
1
2K
Kutip
16
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan