Lahir Saat Gerhana, Warga Sibulue Bone Ini Beri Nama Bayinya Gerhana


Suhartina, warga Desa Sumpang Minangae, Kecamatan Sibulue, Kabupaten Bone, saat bersama bayinya Gerhana di RSUD Tenriawaru, Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan, Rabu 9 Maret 2016. (BONEPOS/ILHAM).

BONEPOS.TANETE RIATTANG BARAT -Bertepatan dengan terjadinya gerhana matahari, Rabu 9 Maret 2016, seorang bayi di Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan lahir dengan selamat di RSUD Tenriawaru Watampone. Anak ini pun langsung diberi nama Gerhana oleh kedua orang tuanya.

Berdasarkan data yang dihimpun Bonepos.com, bayi dari pasangan Fajar Pasrah dan Suhartina warga Desa Sumpang Minangae, Kecamatan Sibulue, Bone ini, lahir dengan berat 2,6 kilogram, panjang 47 centimeter dengan jenis kelamin laki-laki. 

"Alhamdulillah lahir dengan selamat pukul 09.50 WITA. Anak saya ini saya beri nama anaknya Gerhana," kata Suhartina, saat ditemui Bonepos.com, di ruang perawatan RSUD Tenriawaru Watampone, Rabu siang 9 Maret 2016.

Suhartina mengungkapkan, bahwa dirinya sangat bersyukur atas kelahiran bayi pertamanya itu, karena lahir bertepatan dengan terjadinya gerhana matahari.

Sementara itu, dr Saidah selaku dokter yang membantu proses kelahiran bayi tersebut mengatakan, bahwa bayi tersebut lahir dengan normal, dimana ibu bayi tersebut masuk di RSUD Tenriawaru pada Selasa malam sekitar pukul 19.00 WITA.

Pewarta : Ilham Iskandar
Editor : Enal Shaenal 

Sumber 1.

Lahir Saat Gerhana Matahari, Muliati Ogah Namai Anaknya Gerhana


Salah seorang warga Jl Nuri Baru, Muliati (35), melahirkan anak pertamanya pagi tadi, Rabu (9/3/2016). Muliati melahirkan di ruang persalinan lantai satu, Rumah Sakit Ibu dan Anak Pertiwi Jl jenderal Sudirman Makassar Sulawesi Selatan.

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR -Salah seorang warga Jl Nuri Baru, Muliati (35), melahirkan anak pertamanya pagi tadi, Rabu (9/3/2016).

Muliati melahirkan di ruang persalinan lantai satu, Rumah Sakit Ibu dan Anak Pertiwi Jl jenderal Sudirman Makassar, Sulawesi Selatan.

Meskipun anaknya lahir pada hari yang bersejarah yaitu gerhana matahari, Muliati tak memberikan nama khusus untuk anaknya.

"Tidak tahumi ini namanya. Tidak mauja gerhana. Geri saja seperti yang nabilang dokter," ujar Muliati.

Muliati melahirkan jam 06.30 setelah 2 hari sebelumnya mengalami rasa sakit di bagian perut. (*)

Penulis: Munawwarah Ahmad
Editor: Suryana Anas

Sumber 2.

Lahir Saat Gerhana, Seorang Anak Miliki Kekuatan Alam

Selasa, 8 Maret 2016 16:57

TRIBUNSUMSEL.COM-Fenomena Gerhana Matahari Total (GMT) yang akan terjadi besok, Rabu (9/3/2016) menjadi perhatian banyak orang.

Tidak hanya di Indonesia namun juga warga negara asing turut antusias untuk menyaksikannya.

Buktinya di Palembang, sejumlah hotel telah ramai dipenuhi bule.

Mereka berasal dari Swiss, Amerika, Australia, Belanda, Jerman, Malaysia, India, Finlandia, Prancis, Jepang dan Kanada.

Sebelum gerhana berlangsung banyak cerita yang mengiringinya.

Seperti kisah keluarga mantan Presiden RI Soeharto yang dilarang melihat fenomena GMT tahun 1983 dulu.

Di Palembang juga ada cerita sendiri, saat itu jalanan kota sepi hanya terdengar suara suling yang sangat keras.

Suling dibunyikan setiap ada peristiwa besar seperti kebakaran, sahur, dan semacamnya.

Beberapa tahun sesudahnya tepatnya Tahun 1999, Gerhana juga sempat menghebohkan.

Seorang anak lahir tepat saat gerhana terjadi.

Ternyata ada kelainan pada anak tersebut.

Ia tidak lahir seperti anak biasanya.

Dirinya dikaruniai kekuatan alam yang didapat dari gerhana tersebut.

Kekuatan itu kemudian membawanya menjadi orang yang suka menolong.

Termasuk pacarnya sendiri Bulan yang saat itu diculik oleh penjahat.

Sinetron Gerhana yang tayang di tahun 1999 ini cukup fenomenal di masanya.

Film ini sukses menyedot perhatian para pemirsa televisi Indonesia tahun 90-an, dengan aksi laga dan sedikit spesial efek yang menguatkan alur cerita.

Pemain utama di sinetron ini ialah Pierre Rolland, Dina Lorenza, Soraya Abdullah, Peggy Melati Sukma, dan Poltak raja minyak dari Medan alias Ruhut Sitompul.

Sinetron ini diproduksi oleh Kharisma Starvision Plus.

Editor: M. Syah Beni

Sumber 3.