- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
MT Palu: Bule-bule Party Setengah Telanjang di Nagatabaru
TS
pukibebulu
MT Palu: Bule-bule Party Setengah Telanjang di Nagatabaru
Quote:
Original Posted By pukibebulu
Party bule saat gerhana matahari total di Palu
POJOKSATU.id, PALU– Ribuan bule dari berbagai negara memilih Kota Palu untuk memantau Gerhana Matahari Total (GMT). Sedikitnya ada 3 tempat yang dijadikan titik pemantauan. Satu di Anjungan Talise, di tepi pantai, dan dua di wilayah perbukitan di Kabupaten Sigi, yakni di Desa Ngatabaru dan Desa Wayu (Matantimali), Kecamatan Marawola Barat.
Berbeda dengan dua titik lainnya, titik pantau di Ngatabaru menjadi wilayah privat. Warga lokal sulit mengakses, sebab desa itu sudah berubah menjadi “kampung turis”.
Seorang pengunjung yang mengaku anggota BIN dalam video tersebut, masuk ke lokasi dan sempat mengambil gambar. Ia merekam pesta pora yang dilakukan para bule.
Dalam video yang berdurasi 49 detik tersebut, nampak para bule dengan pakaian seksi sedang bergoyang-goyang bersama pasangannya sambil memegang botol minuman.
Beberapa orang bule perempuan hilir mudik dengan pakaian minim, sementara alunan house musik seperti di bar, menjadi latar aktifitas mereka siang itu.
Video yang diupload melalui akun Yardin Hasan tersebut mendapat tanggapan miring dari para netizen. Umumnya mereka mengecam aksi tersebut.
“Kita sibut mengajak zikir dan salat berjamaah. Penguasa sibuk dengan memberikan fasilitas bagi turis yang sama sekali tidak menghargai budaya kita. ARIL masuk ngataqu Palu ditolak, masa kaya gini difasilitasi,”kata seorang netizen.
Sementara netizen lainnya, Ameria Rhia, berkomentar : “Maaf, iyo cuma karna uang pemerintah biarkan orang asing masuk. Mau jadi apa yang begitu itu, Ya Allah nauzubillah.”
Situasi ini sangat kontras dengan di beberapa daerah lain yang juga melakukan acara untuk memantau gerhana matahari total. Di Poso misalnya, acara pemantauan gerhana dimeriahkan dengan kegatan kesenian dan tari-tarian lokal. Dan hampir di semua daerah di tanah air, melakukan salat gerhana.
Party bule saat gerhana matahari total di Palu
POJOKSATU.id, PALU– Ribuan bule dari berbagai negara memilih Kota Palu untuk memantau Gerhana Matahari Total (GMT). Sedikitnya ada 3 tempat yang dijadikan titik pemantauan. Satu di Anjungan Talise, di tepi pantai, dan dua di wilayah perbukitan di Kabupaten Sigi, yakni di Desa Ngatabaru dan Desa Wayu (Matantimali), Kecamatan Marawola Barat.
Berbeda dengan dua titik lainnya, titik pantau di Ngatabaru menjadi wilayah privat. Warga lokal sulit mengakses, sebab desa itu sudah berubah menjadi “kampung turis”.
Seorang pengunjung yang mengaku anggota BIN dalam video tersebut, masuk ke lokasi dan sempat mengambil gambar. Ia merekam pesta pora yang dilakukan para bule.
Dalam video yang berdurasi 49 detik tersebut, nampak para bule dengan pakaian seksi sedang bergoyang-goyang bersama pasangannya sambil memegang botol minuman.
Beberapa orang bule perempuan hilir mudik dengan pakaian minim, sementara alunan house musik seperti di bar, menjadi latar aktifitas mereka siang itu.
Video yang diupload melalui akun Yardin Hasan tersebut mendapat tanggapan miring dari para netizen. Umumnya mereka mengecam aksi tersebut.
“Kita sibut mengajak zikir dan salat berjamaah. Penguasa sibuk dengan memberikan fasilitas bagi turis yang sama sekali tidak menghargai budaya kita. ARIL masuk ngataqu Palu ditolak, masa kaya gini difasilitasi,”kata seorang netizen.
Sementara netizen lainnya, Ameria Rhia, berkomentar : “Maaf, iyo cuma karna uang pemerintah biarkan orang asing masuk. Mau jadi apa yang begitu itu, Ya Allah nauzubillah.”
Situasi ini sangat kontras dengan di beberapa daerah lain yang juga melakukan acara untuk memantau gerhana matahari total. Di Poso misalnya, acara pemantauan gerhana dimeriahkan dengan kegatan kesenian dan tari-tarian lokal. Dan hampir di semua daerah di tanah air, melakukan salat gerhana.
Sumber : POJOKSATU.ID
awas aja kalau sampe berak sembarangan jugak
0
10.3K
75
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan