- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Gerhana Matahari Total Picu Gempa hingga Air Pasang
TS
namini
Gerhana Matahari Total Picu Gempa hingga Air Pasang
Quote:

Jakarta, CNN Indonesia -- Gerhana Matahari Total (GMT) nyatanya tak hanya sekedar fenonema alam biasa. Ada dampak-dampak lainnya yang berpotensi terjadi saat kejadian ini berlangsung.
Dalam beberapa penjelasan, sebuah kondisi di mana posisi Bulan terletak di antara Bumi dan Matahari dan mampu menutup sebagaian atau seluruh cahaya Matahari, itulah fenomena Gerhana Matahari. Sementara ketika puncak gerhana piringan Matahari tertutup sepenuhnya oleh Bulan, maka itu disebut Gerhana Matahari Total.
Hal paling jelas dari fenomena GMT tentu saja 'menyulap' langit menjadi gelap layaknya malam hari. Tak hanya itu, mantan Kepala Observatorium Bosscha, Moedji Raharto menjelaskan dampak potensial dari GMT.
Dosen astronomi Institut Teknologi Bandung (ITB) ini memaparkan sedikit persamaan antara Gerhana Matahari dan Gerhana Bulan, yaitu sama-sama menyebabkan gaya pasang surut maksimum.
Ia menjelaskan, siklus Bulan dan gaya tariknya terhadap gravitasi sangat kuat. "Hal ini bisa memicu gempa, apalagi untuk daerah-daerah yang rawan mengalami patahan," ungkap Moedji saat berbincang dengan CNN Indonesia.
Moedji tidak bisa memprediksi seberapa besar kekuatan gempa jika benar-benar terjadi, sebab selama ini belum ada dampak yang kentara mengenai gempa yang diakibatkan oleh gerhana.
Ia menambahkan, "tapi pasang surut yang kuat ini memang sudah seharusnya terjadi."
Selain gempa, Moedji menyatakan setiap menjelang Gerhana Matahari akan menimbulkan angin semilir dan suhu lebih rendah dari biasanya di kawasan yang tertutup Bulan.
Hal serupa juga dituturkan oleh Rhorom Priyatikanto, peneliti dari pusat ilmu antariksa di Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN). "Saat gerhana, sebagaian daerah di permukaan Bumi itu tertutup, sehingga suhunya turun," ungkap Rhorom di kesempatan yang berbeda.
Ia menyambung, "kita akan merasakan angin gerhananya dulu sebelum menyaksikan GMT itu sendiri. Yang jelas, angin itu bukan angin badai melainkan angin sepoi-sepoi saja. Hal ini memang selalu terjadi karena ada perbedaan temperatur."
Terkait dengan hembusan angin yang menjadi 'pembuka' fenomena GMT, Rhorom mengaku tim peneliti masih dalam proses penelitian pengaruh yang terjadi di lapisan atmosfer Bumi yang bernama ionosfer.
Diketahui lapisan ionosfer selama ini digunakan sebagai komunikasi radio, HandyTalkie, dan lain-lain.
"Pada lapisan ionosfer berpotensi mengalami gangguan, tapi sifatnya minor alias tidak dirasakan oleh semua orang. Contoh gangguannya itu sinyal jadi jelek namun hanya berlangsung selama beberapa menit saja," tutur Rhorom.
Pria yang berdomisili di Bandung ini kemudian menekankan, sinyal ponsel cenderung tidak akan alami gangguan.
GMT yang sedang ditunggu-tunggu oleh masyarakat Indonesia akan berlangsung pada 9 Maret 2016 esok. Fenomena langka ini, menurut Rhorom, hanya akan terlihat di kawasan Nusantara dan lautan Pasifik.
Sementara Gerhana Sebagian bisa disaksikan di sejumlah negara tetangga seperti Brunei Darussalam, Malaysia, Singapura, Thailand, Filipina, dan Australia. (tyo/eno)
http://www.cnnindonesia.com/teknolog...ga-air-pasang/
Gerhana Matahari Total Picu Gempa? Ini Jawaban NASA

JAKARTA - Fenomena alam berupa gerhana matahari total akan terjadi pada 9 Maret 2016. Muncul pertanyaan, apakah peristiwa tersebut bisa memicu gempa?
Seperti dikutip dari situs Inggris, Express, sejumlah gempa kebetulan terjadi berdekatan dengan terjadinya gerhana matahari.
Misalnya, pada 21 Juni 2001. Saat sang surya absen sesaat dari sebagian wilayah Afrika, termasuk Angola dan Zambia, gempa menggoyang Montenegro.
Sementara, pada 24 Oktober 1995, lindu dengan kekuatan 3,7 SR terjadi di Yunan, China yang kebetulan berdekatan dengan gerhana.
Baru-baru ini, gempa dengan kekuatan 7,2 skala Richter dirasakan kuat di sebagian wilayah Sumatera dan memicu kepanikan warga pada Rabu 2 Maret 2016 -- yang lagi-lagi kebetulan -- terjadi 7 hari sebelum gerhana matahari total 2016.
Meski faktanya demikian, kaitan gerhana matahari dan gempa tak seheboh isu supermoon yang punya predikat sebagai 'pemicu' bencana, yang dikaitkan dengan lindu dahsyat di Jepang pada 2011 dan tsunami Aceh pada 26 Desember 2004 -- yang terjadi 2 pekan sebelum supermoon 10 Januari 2005.
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) juga akan meneliti efek gravitasi maksimum dan dampaknya terhadap kegempaan saat Gerhana Matahari Total (GMT) 2016.
"Hipotesanya ada teori yang menyebutkan bahwa saat gerhana matahari total ada efek gravitasi maksimum, itu akan kami teliti, begitu juga dampaknya terhadap kegempaan saat atau pascagerhana matahari total," kata Kepala Pusat Seismologi Teknik Geofisika Potensial dan Tanda Waktu BMKG Jaya Murjaya seperti dikutip dari Antara.
Jawaban NASA
Pertanyaan terkait hubungan antara gerhana dan gempa pernah ditanyakan pada astronom dari Marshall Space Flight Center NASA, Mitzi Adams.
"Tak ada korelasi antara gerhana matahari dan bulan dengan meningkatnya gempa dan badai," kata dia seperti dikutip dari situs NASA.
Hal yang sama ditanyakan Liputan6.com ke ilmuwan NASA, Dr. Nat Gopalswamy -- yang kini berada di Indonesia untuk memantau sekaligus melakukan penelitian tentang gerhana matahari total 9 Maret 2016.
"Menurut saya, gerhana tak mempengaruhi kegempaan," kata Gopalswamy kepada Liputan6.com. ***
http://www.gosumbar.com/artikel/serb....oF9eRyum.dpbs
Gerhana Matahari Total dalam Ramalan Paranormal

Liputan6.com, Cilegon - Gerhana Matahari Total (GMT) yang dapat diamati di sejumlah wilayah Tanah Air pada 9 Maret mendatang, diprediksi sebagai tanda-tanda terjadinya bencana alam besar.
"Daerah wilayah utara khatulistiwa kemungkinan akan terjadi bencana alam besar, seperti hujan angin, tanah longsor, pertanian rusak, dan huru-hara," kata paranormal asal Kota Cilegon Sukatman, saat ditemui di kediamannya di Kampung Masigit, nomor 38, Kelurahan Citangkil, Kecamatan Citangkil, Kota Cilegon, Banten, Minggu (6/3/2016)
Sukatman yang keturunan Sragen, Jawa Tengah ini juga memprediksi, akan terjadi gaduh politik besar dalam skala nasional.
"Kemungkinan akan ada keguncangan ekonomi. Keributan besar elite politik, karena akal sehat mereka sudah mati. Tidak memikirkan rakyat dan selalu mengutamakan kejawaraan (kekuatan)," pungkas pentolan Peguruan Tirto Wening itu.
Gerhana Matahari Total (GMT) diprediksi bakal menghiasi langit Tanah Air di beberapa wilayah pada 9 Maret mendatang. Sejumlah daerah bahkan sudah mempersiapkan diri menyambut fenomena langka ini, untuk para wisatawan.
http://news.liputan6.com/read/245252...lan-paranormal
nyang dibawah ini cm buat intermeso saja..
Mitos-mitos Gerhana Matahari dari Berbagai Penjuru Dunia

Liputan6.com, Jakarta Pada Rabu 9 Maret nanti, gerhana matahari total akan dirasakan di tujuh provinsi di Indonesia. Mulai dari Belitung lalu ke Kalimantan Tengah, Sulawesi Tengah lalu Maluku
Bagi masyarakat zaman sekarang, fenomena alam gerhana matahari sudah tidak lagi dikaitkan dengan hal-hal mistik. Ilmu pengetahuan dan teknologi maju mampu menjelaskan penyebab terjadi gerhana matahari.
Namun pada masa lalu, masyarakat kerap menganggap gerhana matahari merupakan hal luar biasa yang tidak bisa dijelaskan dengan akal sehat. Berbagai mitos pun menyeruak terkait gerhana matahari.
Pada masyarakat Jawa misalnya, dulu sempat percaya saat terjadi gerhana matahari, raksasa Batara Kala menelan matahari karena dendam kepada Sang Surya atau Dewa Matahari.
Lalu bagaimana mitos dari belahan dunia lain? Berikut selengkapnya seperti dihimpun dari berbagai sumber pada Minggu (6/3/2016).
1. Kemarahan Dewa
Pada masyarakat Yunani Kuno, gerhana matahari dianggap sebagai tanda kemarahan dewa. Serta jadi pertanda akan datang hal-hal buruk seperti dikutip laman Mirror.
2. Ibu hamil sebaiknya di dalam rumah
Di beberapa wilayah di dunia meyakini ibu hamil sebaiknya berada di dalam ruangan saat sedang terjadi. Mitos ini pun sempat beredar di masyarakat Jawa.
3. Hindari makan pada saat terjadi gerhana matahari
Di beberapa daerah di India sempat meyakini bahwa tidak boleh makan saat terjadi gerhana matahari. Mereka pun menghindari memasak saat gerhana matahari terjadi, menurut mereka makanan akan jadi beracun.
4. Ditelan makhluk lain
Beberapa kebudayaan di dunia mempercayai gerhana matahari terjadi ketika setan atau hewan mengonsumsi matahari.
"Orang-orang Viking menganggap sepasang serigala langit melahap gerhana matahari," papar Direktur Griffith Observatory Los Angeles, Amerika Serikat, EC Krupp seperti dikutip laman National Geographic.
Sementara itu di Vietnam, pada masa lalu orang-orang menganggap kodok memakan matahari pada saat gerhana matahari terjadi.
5. Membunyikan panci untuk mengusir apapun yang menelan matahari
Guna melawan makhluk atau hewan lain yang dipercayai memakan matahari, ada banyak budaya yang memilih untuk membuat kebisingan yang dimaksudkan untuk menakuti-nakutinya.
"Orang bisa memukul apapun yang menimbulkan suara seperti panci atau wajan sebagai tanda untuk mengusir apapun yang menelan matahari," papar Indigenous Education Institute on San Juan Island, Amerika Serikat, Nancy Maryboy.
6. Refleksi diri
Tak selalu mitos mengenai gerhana matahari terkait hal-hal buruk. Orang-orang dari Batammaliba di Afrika menganggap hal ini dari sisi baik.
Dalam mitos mereka, saat terjadi gerhana matahari artinya sedang terjadi perjuangan antara matahari dan bulan berjuang bersama-sama untuk menghentikan pertempuran.
"Mereka melihatnya sebagai waktu bersama-sama antara bulan dan matahari menyelesaikan perseteruan," tutur ahli astronomi budaya dari University of the Western Cape, Afrika Selatan, Jarita Holbrook.
Selain itu, ada juga yang melihat gerhana matahari sebagai waktu bagi manusia untuk melakukan refleksi dan rekonsiliasi dalam hidupnya.
http://health.liputan6.com/read/2452...-penjuru-dunia
smoga g terjadi apa2..

Diubah oleh namini 07-03-2016 14:38
nona212 memberi reputasi
1
3K
Kutip
15
Balasan
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan