- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Dari Hollandia Hingga Kini Menjadi Jayapura
TS
harianpapua
Dari Hollandia Hingga Kini Menjadi Jayapura
Quote:
HarianPapua.com– Hari ini, Senin 7 Maret 2016 Kota Jayapura genap berusia 106 tahun. Bukan usia yang muda untuk sebuah ibukota provinsi, namun Jayapura selalu menunjukan kemajuan demi kemajuan yang memberi bukti bahwa kota ini masih akan terus bertumbuh.

Berada di era modern seperti saat ini, Jayapura ternyata mampu menyesuaikan dirinya agar peradaban yang dimiliki masyarakat kota-kota besar di Indonesia, tetap sampai ke Papua lewat Jayapura.
Meski sedikit berlebihan juga kalau mengatakan Jayapura sudah setara dengan Surabaya atau Makassar misalnya, karena dari sisi pembangunan infrastruktur dan Sumber Daya Manusia Jayapura harus diakui masih tertinggal dua hingga tiga langkah di belakang.
Tapi, seperti yang sudah disinggung di awal, Jayapura masih akan terus bertumbuh dan bertumbuh untuk menjadi lebih baik ke depannya.
Perubahan Nama
Dalam perjalanan sejarah, Jayapura sudah berganti nama sebanyak empat kali sejak tahun 1910. Nama pertama dari Jayapura mungkin bagi sebagian dari kita sudah tidak terlalu asing, yaitu Hollandia.
Nama ini diberikan oleh Kapten Sache asal negara Belanda tepat di tanggal 7 Maret 1910 dalam sebuah upacara khusus. Momen itulah yang hingga kini dianggap sebagai hari lahirnya Kota Jayapura.
Sebenarnya, waktu itu nama Hollandia diberikan khusus untuk kawasan yang sekarang menjadi Taman Imbi. Namun lewat perkembangannya kata Hollandia kemudian digunakan untuk menyebut Jayapura secara keseluruhan.
Hollandia sendiri berasal dari dua kata yakni “Holl” yang berarti melengkung dan “Land” yang berarti tanah atau daratan. Jadi jika digabung Hollandia memiliki arti sebuah daratan atau kota yang melengkung membentuk teluk.
Perlu diketahui, bahkan setelah Indonesia merdeka di tahun 1945, Kota Jayapura dengan nama Hollandia masih berada di bawah kekuasaan Belanda hingga tanggal 31 Desember 1962.
Setelah itu barulah nama Hollandia berubah namanya menjadi Kota Baru saat wilayah Papua masuk bergabung ke Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Sayangnya nama itu juga hanya bertahan 6 tahun hingga tahun 1969 yang kemudian berubah lagi menjadi Soekarnopura.
Nama ini pun sama hanya bertahan 6 tahun hingga tahun 1975 yang berubah lagi menjadi Jayapura dan bertahan hingga hari ini.
Sistem Pemerintahan
Meski sejarah mencatat Jayapura sudah bergabung dengan Indonesia pada 1963, namun secara administratif kota ini baru disahkan untuk memiliki pemerintahan pada tahun 1979 oleh peraturan pemerintah nomor 26 tahun 1979 yang didukung dua peraturan Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) kala itu.
Itulah sebabnya, di tahun itu juga Jayapura baru mulai memiliki pemimpin dengan Walikota pertama Drs. Flores Imbiri yang menjabat di periode 1979-1989, dilanjutkan Walikota kedua Drs. Michael Manufandu di periode 1989-1993 dan Drs. Reomantyo di periode 1994–1999 sebagai Walikota ketiga.
Walikota keempat Drs. MR. Kambu di periode 2000-2010 dan terakhir Benhur Tommy Mano sebagai Walikota kelima yang masih menjabat hingga saat ini.
Masyarakat yang Majemuk
Jika dulu masyarakat Jayapura hanya dihuni penduduk asli dari Kampung Tobati, Kayupulo dan Kayubatu, kini Jayapura sudah didiami oleh masyarakat dari berbagai macam suku. Bukan hanya suku-suku lokal Papua namun juga mereka yang datang dari pulau-pulau lain di Indonesia.
Lewat keberagaman suku dan tentunya budaya yang dihasilkan inilah Jayapura terus bertumbuh sedikit demi sedikit hingga seperti keadaan sekarang ini.
Akhirnya, semoga yang apa direncanakan dan masih menjadi harapan semua masyarakat Jayapura dan pemerintah Kota Jayapura dapat tercapai di waktu-waktu yang akan datang.
Selamat ulang tahun Hollandia!

Berada di era modern seperti saat ini, Jayapura ternyata mampu menyesuaikan dirinya agar peradaban yang dimiliki masyarakat kota-kota besar di Indonesia, tetap sampai ke Papua lewat Jayapura.
Meski sedikit berlebihan juga kalau mengatakan Jayapura sudah setara dengan Surabaya atau Makassar misalnya, karena dari sisi pembangunan infrastruktur dan Sumber Daya Manusia Jayapura harus diakui masih tertinggal dua hingga tiga langkah di belakang.
Tapi, seperti yang sudah disinggung di awal, Jayapura masih akan terus bertumbuh dan bertumbuh untuk menjadi lebih baik ke depannya.
Perubahan Nama
Dalam perjalanan sejarah, Jayapura sudah berganti nama sebanyak empat kali sejak tahun 1910. Nama pertama dari Jayapura mungkin bagi sebagian dari kita sudah tidak terlalu asing, yaitu Hollandia.
Nama ini diberikan oleh Kapten Sache asal negara Belanda tepat di tanggal 7 Maret 1910 dalam sebuah upacara khusus. Momen itulah yang hingga kini dianggap sebagai hari lahirnya Kota Jayapura.
Sebenarnya, waktu itu nama Hollandia diberikan khusus untuk kawasan yang sekarang menjadi Taman Imbi. Namun lewat perkembangannya kata Hollandia kemudian digunakan untuk menyebut Jayapura secara keseluruhan.
Hollandia sendiri berasal dari dua kata yakni “Holl” yang berarti melengkung dan “Land” yang berarti tanah atau daratan. Jadi jika digabung Hollandia memiliki arti sebuah daratan atau kota yang melengkung membentuk teluk.
Perlu diketahui, bahkan setelah Indonesia merdeka di tahun 1945, Kota Jayapura dengan nama Hollandia masih berada di bawah kekuasaan Belanda hingga tanggal 31 Desember 1962.
Setelah itu barulah nama Hollandia berubah namanya menjadi Kota Baru saat wilayah Papua masuk bergabung ke Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Sayangnya nama itu juga hanya bertahan 6 tahun hingga tahun 1969 yang kemudian berubah lagi menjadi Soekarnopura.
Nama ini pun sama hanya bertahan 6 tahun hingga tahun 1975 yang berubah lagi menjadi Jayapura dan bertahan hingga hari ini.
Sistem Pemerintahan
Meski sejarah mencatat Jayapura sudah bergabung dengan Indonesia pada 1963, namun secara administratif kota ini baru disahkan untuk memiliki pemerintahan pada tahun 1979 oleh peraturan pemerintah nomor 26 tahun 1979 yang didukung dua peraturan Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) kala itu.
Itulah sebabnya, di tahun itu juga Jayapura baru mulai memiliki pemimpin dengan Walikota pertama Drs. Flores Imbiri yang menjabat di periode 1979-1989, dilanjutkan Walikota kedua Drs. Michael Manufandu di periode 1989-1993 dan Drs. Reomantyo di periode 1994–1999 sebagai Walikota ketiga.
Walikota keempat Drs. MR. Kambu di periode 2000-2010 dan terakhir Benhur Tommy Mano sebagai Walikota kelima yang masih menjabat hingga saat ini.
Masyarakat yang Majemuk
Jika dulu masyarakat Jayapura hanya dihuni penduduk asli dari Kampung Tobati, Kayupulo dan Kayubatu, kini Jayapura sudah didiami oleh masyarakat dari berbagai macam suku. Bukan hanya suku-suku lokal Papua namun juga mereka yang datang dari pulau-pulau lain di Indonesia.
Lewat keberagaman suku dan tentunya budaya yang dihasilkan inilah Jayapura terus bertumbuh sedikit demi sedikit hingga seperti keadaan sekarang ini.
Akhirnya, semoga yang apa direncanakan dan masih menjadi harapan semua masyarakat Jayapura dan pemerintah Kota Jayapura dapat tercapai di waktu-waktu yang akan datang.
Selamat ulang tahun Hollandia!
Selengkapnya di Harian Papua
Quote:
Follow HarianPapua.com di
Twitter : @Harian_Papua
Facebook : @MediaHarianPapua
Twitter : @Harian_Papua
Facebook : @MediaHarianPapua
0
4.3K
Kutip
12
Balasan
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan
