- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Sperma Mantan Pasangan Bisa Pengaruhi Keturunan


TS
eqepe
Sperma Mantan Pasangan Bisa Pengaruhi Keturunan
Seorang anak tentu mewarisi susunan genetik atau DNA dari kedua orang tuanya. Namun sebuah penelitian mengungkap fakta ini tidak selalu benar, sebab pasangan sebelumnya juga turut andil.
Penelitinya mengaku menemukan teori secara tidak sengaja, saat ia sedang mengamati salah satu jenis lalat buah betina (Telostylinus angusticollis) yang dikimpoikan dengan pejantan dalam berbagai ukuran di tahun 2014.
Begitu anakannya lahir, mereka juga langsung menjalani pengamatan secara menyeluruh untuk menemukan persoalannya.
Ketika si betina belum memasuki usia subur namun sudah diajak kimpoi oleh pejantan, baik yang berukuran besar maupun kecil, maka sperma si pejantan akan tetap ada di dalam tubuh si betina sampai sel-sel telurnya matang. Barulah setelah itu terjadi pembuahan.
Namun dua pekan kemudian, fakta mengejutkan terungkap. "Ukuran anaknya lebih ditentukan oleh ukuran pejantan pertama yang berupaya membuahi si betina, bukan yang menjadi 'ayahnya' saat ini," urai peneliti Prof Russell Bonduriansky dari University of New South Wales seperti dikutip dari Daily Mail, Sabtu (5/3/2016).
Baca juga: Hasil Tes DNA Berbeda, Anak Kembar Ini Memiliki Ayah yang Tak Sama
Bahkan Bonduriansky meyakini para betina juga diuntungkan oleh situasi ini, sebab tubuh mereka dapat menyimpan sejumlah sperma dari beberapa pejantan yang berbeda sebelum akhirnya memilih yang terbaik untuk membuahi sel telurnya.
Menurut peneliti, ini karena sisa-sisa cairan semen dari mantan pasangannya masih bisa memengaruhi keturunan yang dihasilkan, meskipun lalat buah yang dimaksud sudah kimpoi dengan pejantan lain.
"Para pejantan tampaknya tidak hanya menyumbang DNA untuk membuahi sel telur, tetapi kami menyadari ada yang lebih kompleks dari itu," ungkap Bonduriansky.
Baca juga: Studi: Ibu Bisa Turunkan 'Bakat' Depresinya ke Anak Perempuan
Seperti halnya riset lain yang menggunakan lalat buah sebagai obyek percobaan, peneliti percaya teori serupa juga berlaku untuk manusia, walaupun hal itu belum bisa dipastikan kebenarannya.
Menariknya, di zaman Yunani kuno, ada sebuah teori bernama 'telegony' yang diperkenalkan Aristoteles. Entah ada kaitannya atau tidak dengan temuan Bonduriansky, yang pasti 'telegony' ini adalah salah satu alasan mengapa para raja di Yunani masa itu dilarang menikahi para janda karena dikhawatirkan keturunan yang dihasilkan tidak murni 'darah biru'.
http://health.detik.com/read/2016/03...ruhi-keturunan
buruan cari mantannya artis .. Mana tw bisa perbaiki keturunan
Penelitinya mengaku menemukan teori secara tidak sengaja, saat ia sedang mengamati salah satu jenis lalat buah betina (Telostylinus angusticollis) yang dikimpoikan dengan pejantan dalam berbagai ukuran di tahun 2014.
Begitu anakannya lahir, mereka juga langsung menjalani pengamatan secara menyeluruh untuk menemukan persoalannya.
Ketika si betina belum memasuki usia subur namun sudah diajak kimpoi oleh pejantan, baik yang berukuran besar maupun kecil, maka sperma si pejantan akan tetap ada di dalam tubuh si betina sampai sel-sel telurnya matang. Barulah setelah itu terjadi pembuahan.
Namun dua pekan kemudian, fakta mengejutkan terungkap. "Ukuran anaknya lebih ditentukan oleh ukuran pejantan pertama yang berupaya membuahi si betina, bukan yang menjadi 'ayahnya' saat ini," urai peneliti Prof Russell Bonduriansky dari University of New South Wales seperti dikutip dari Daily Mail, Sabtu (5/3/2016).
Baca juga: Hasil Tes DNA Berbeda, Anak Kembar Ini Memiliki Ayah yang Tak Sama
Bahkan Bonduriansky meyakini para betina juga diuntungkan oleh situasi ini, sebab tubuh mereka dapat menyimpan sejumlah sperma dari beberapa pejantan yang berbeda sebelum akhirnya memilih yang terbaik untuk membuahi sel telurnya.
Menurut peneliti, ini karena sisa-sisa cairan semen dari mantan pasangannya masih bisa memengaruhi keturunan yang dihasilkan, meskipun lalat buah yang dimaksud sudah kimpoi dengan pejantan lain.
"Para pejantan tampaknya tidak hanya menyumbang DNA untuk membuahi sel telur, tetapi kami menyadari ada yang lebih kompleks dari itu," ungkap Bonduriansky.
Baca juga: Studi: Ibu Bisa Turunkan 'Bakat' Depresinya ke Anak Perempuan
Seperti halnya riset lain yang menggunakan lalat buah sebagai obyek percobaan, peneliti percaya teori serupa juga berlaku untuk manusia, walaupun hal itu belum bisa dipastikan kebenarannya.
Menariknya, di zaman Yunani kuno, ada sebuah teori bernama 'telegony' yang diperkenalkan Aristoteles. Entah ada kaitannya atau tidak dengan temuan Bonduriansky, yang pasti 'telegony' ini adalah salah satu alasan mengapa para raja di Yunani masa itu dilarang menikahi para janda karena dikhawatirkan keturunan yang dihasilkan tidak murni 'darah biru'.
http://health.detik.com/read/2016/03...ruhi-keturunan
buruan cari mantannya artis .. Mana tw bisa perbaiki keturunan

0
7K
59


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan