Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

neothinkpadAvatar border
TS
neothinkpad
MENKOMINFO: Palapa Ring Jilid II Beroperasi 2019
Internet cepat buat apa ?
Mudah2an sesuai tracknya gak kayak sektor energi ribut mulu masing2 ada kepentingan emoticon-Ngakak





MENKOMINFO: Palapa Ring Jilid II Beroperasi 2019
Bisnis.com, JAKARTA--Proyek Palapa Ring jilid II dengan nilai total CAPEX sekitar Rp8 triliun ditargetkan rampung pada 2018 dan mulai beroperasi 1 Januari 2019. Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara yang berperan sebagai Penanggung Jawab Proyek Kerjasama (PJPK) mengungkapkan proyek ini ditargetkan rampung pada 2018, sehingga per 1 Januari 2019 sudah mulai beroperasi.

“Pembangunannya sendiri akan secepatnya dilakukan setelah proses financial closing untuk yang Paket Barat dan Paket Tengah. Proses ini dilakukan antara pemenang tender dengan lender. Tergantung penyelesaian keduanya. Harapannya tahun ini sudah mulai dibangun, 2018 selesai dan 2019 sudah beroperasi,” paparnya, Jumat (4/3) di Jakarta.

Rudiantara menambahkan, untuk paket timur sendiri masih dalam tahap prakualifikasi. Pasalnya, mundurnya pengumuman tender Palapa Ring paket Timur ini pun karena ada beberapa perubahan di dalam dokumen. Salah satunya karena jalur pembangunan yang in line, khususnya di wilayah Papua. Rudiantara menargetkan pemenang tender paket Timur bisa diumumkan kuartal III/2016.

“Kami sudah menandatangi kerjasama dengan Kemen PUPR untuk bisa diberi kesempatan memanfaatkan right of way nya. Pada saat Kemen PUPR membangun jalan, kami akan membangun fiber optic,” ujarnya di Jakarta.

Proyek pembangunan ini infrastruktur jaringan tulang punggung serat optik ini akan menerapkan bentuk Kerjasama Pemerintan Badan Usaha (KPBU) skema pembayaran ketersediaan layanan atau availability payment (AP). Proyek ini pun akan mendapatkan penjaminan investasi dari PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia (PT PII).

Skema availability payment (AP) yang diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan nomor 190/PMK.08/2015 merupakan pembayaran secara berkala selama masa konsensi. Pembayaran sendiri akan berdasarkan pada ketersediaan layanan infrastruktur yang telah dibangun oleh badan usaha.

Komponen biaya yang dapat dibayarkan oleh AP adalah biaya modal, biaya operasional dan keuntungan wajar yang diinginkan oleh badan usaha. Nantinya, setelah proyek rampung, pemenang tender akan menerima AP yang dibayarkan melalui dana yang berasal dari Universal Service Obligation (USO) selama 15 tahun pertama.

Skema AP biasanya digunakan untuk proyek-proyek yang tidak feasible secara keuangan. Dalam proyek Palapa Ring ini misalnya, akan menjangkau wilayah-wilayah yang remote dan terpencil.

“Bagaimana kita mengurangi ketimpangan. Semua masyarakat di Indonesia memiliki hak yang sama untuk dapat mengakses Internet. Dan selama ini masih terdapat kesenjangan. Pembangunan ini diharapkan dapat menghilangkan kesenjangan itu,” tutup Rudiantara.



MENKOMINFO: Palapa Ring Jilid II Beroperasi 2019



MENKOMINFO: Palapa Ring Jilid II Beroperasi 2019

MENKOMINFO: Palapa Ring Jilid II Beroperasi 2019

MENKOMINFO: Palapa Ring Jilid II Beroperasi 2019



Proyek Palapa Ring Jilid II Masuk Proyek Prioritas Nasional

Bisnis.com, JAKARTA—Proyek Palapa Ring jilid II dengan nilai sekitar Rp8 triliun masuk ke dalam Proyek Strategis Nasional yang ditetapkan melalui Peraturan Presiden nomor 3 Tahun 2016 sejalan dengan langkah pemerintah yang mendorong pertumbuhan ekonomi melalui jaringanbroadband.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengungkapkan proyek pembangunan infrastruktur jaringan tulang punggung serat optik ini memiliki multiplier effect dalam mendorong pertumbuhan ekonomi sehingga masuk ke dalam Proyek Prioritas Nasional.

“Jaringan broadband harus ada untuk kecepatan, kejelasan, dan kemampuan juga komunikasi di wilayah Indonesia. Proyek ini menjadi proyek penting karena masa depan akan diwarnai oleh teknologi. Dari skema pembiayaan pun berbeda karena tidak akan menggunaan APBN,” ujarnya dalam acara Penandatangan Perjanjian Kerjasama Proyek Palapa Ring Paket Tengah di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Jumat (4/3) di Jakarta.

Darmin menambahkan proyek ini diharapkan bisa menjadi awal suksesnya pembangunan infrastruktur dengan skema Kerjasama Pemerintah Badan Usaha (KPBU), terutama dengan menggunakan skema Availability Payment (AP).

“Terutama dengan skema AP yang dapat meningkatkan kelayakan proyek dan selama ini belum pernah digunakan dalam proyek infrastruktur yang lain,” tambah Darmin.

Sejalan dengan masuknya proyek ini ke dalam Proyek Prioritas Nasional dengan dukungan Komite Percepatan Penyiapan Infrastruktur Prioritas (KPPIP), Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro mengungkapkan peranan komite tersebut harus berfokus pada akselerasi infrastruktur yang menjadi prioritas.

“Ketika berbicara infrastruktur prioritas maka ada yang dibiayai oleh APBN. Yang diharapkan dari KPPIP adalah dorongan sebanyak mungkin proyek pembangunan yang berskala besar, punya nilai komersial untuk bisa menggunakan kerjasama KPBU,” paparnya.

Bambang menambahkan KPPIP bisa berperan menjadi filter proyek mana yang bisa menggunakan KPBU dan mana yang bisa menggunakan APBN.

“Feasible secara ekonomi tapi tidak secara financial, tidak kooperatif maka bisa menggunakan KPBU, seperti Palapa Ring. Ada nilai komersial, tetapi tingkat return nya tidak terlalu tinggi untuk masuk sendirian, sehingga membutuhan peranan PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia Persero (PT PII),” tambahnya.

Skema Availability Payment (AP) yang diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan nomor 190/PMK.08/2015 merupakan pembayaran secara berkala selama masa konsensi. Pembayaran sendiri akan berdasarkan pada ketersediaan layanan infrastruktur yang telah dibangun oleh badan usaha.

Komponen biaya yang dapat dibayarkan oleh AP adalah biaya modal, biaya operasional dan keuntungan wajar yang diinginkan oleh badan usaha. Nantinya, setelah proyek rampung, pemenang tender akan menerima AP yang dibayarkan melalui dana yang berasal dari Universal Service Obligation (USO) selama 15 tahun pertama.

Skema AP biasanya digunakan untuk proyek-proyek yang tidak feasible secara keuangan. Dalam proyek Palapa Ring ini misalnya, akan menjangkau wilayah-wilayah yang remote dan terpencil.

http://industri.bisnis.com/read/2016...ritas-nasional

0
1.5K
10
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan